tag:blogger.com,1999:blog-87694884950911376272024-03-20T00:45:27.065-07:00ROMA NUGRAHA RUSPUTRAroma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.comBlogger20125truetag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-60258347284111673182010-06-09T22:09:00.000-07:002010-06-09T22:11:32.111-07:00VIRUSSeperti biasa, Fascal menghidupkan komputer kesayanganya yang sudah menemai selama enam tahun. Selama itu, tidak pernah ada keluhan tentang kinerja komputer tersebut. Semua berjalan normal. Namun pagi ini, dia merasa terkejut setelah menyalakan komputernya dan mendapati beberapa file penting telah berubah ukuran filenya. Yang semula 2,1 MB berubah menjadi 15kB, yang semula berukuran 3,5 MB berubah menjadi 15kB. Semua filenya berubah ukuran menjadi 15kB. Ada apa ini?<br />Jika suatu saat terjadi hal seperti itu, sudah dapat dipastikan komputer tersebut terkena virus melalui beberapa media antara lain: internet, dokumen, jaringan maupun email.<br />Kita sering mendengar kata ”virus” namun tidak paham betul apa maksudnya, bagaimana cara penyebarannya, bagaimana ciri-ciri komputer yang sudah terkena virus, bagaimana pencegahannya dan bagaimana penanganannya jika sudah terinfeksi atau bagaimana pencegahannya agar tidak tertular virus. Semua pertanyaan tersebut wajib kita cari jawabannya agar suatu saat jika komputer terkena virus dapat diatasi dengan mudah tanpa menimbulkan kekhawatiran tentang ancaman virus tersebut.<br />Beberapa Pengertian Virus<br />“A program that can infect other programs by modifying them to include a slighty altered copy of itself. A virus can spread throughout a computer system or network using the authorization of every user using it to infect their programs. Every programs that gets infected can also act as a virus that infection grows“ <br />(Fred Cohen, Ahli Komputer Amerika) <br />Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan dirinya sendiri kemudian menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program maupun dokumen lain. Virus komputer dapat menyebar pada komputer atau jaringan dengan cara membuat copy dari dirinya sendiri tanpa sepengetahuan dari pengguna komputer tersebut. Virus dapat menimbulkan efek yang berbahaya, misalnya mulai dari menampilkan pesan, mencuri data atau bahkan dapat mengontrol komputer dari jarak jauh. Virus komputer dapat merusak (misalnya dengan merusak data pada dokumen), membuat pengguna komputer merasa terganggu, maupun tidak menimbulkan efek sama sekali. <br />Istilan “virus”, pertama kali digunakan oleh Fred Cohen pada tahun 1984 di Amerika Serikat. Virus komputer dinamakan “virus” karena memiliki beberapa persamaan mendasar dengan virus pada istilah kedokteran (biological viruses).<br />Virus komputer bisa diartikan sebagai suatu program komputer biasa. Tetapi memiliki perbedaan yang mendasar dengan program-program lainnya, yaitu virus dibuat untuk menulari program-program lainnya, mengubah, memanipulasinya bahkan sampai merusaknya. Ada yang perlu dicatat disini, virus hanya akan menulari apabila program pemicu atau program yang telah terinfeksi tadi dieksekusi. Jadi, selama file yang telah terinfeksi virus belum dibuka maka tidak akan menulari ke file lain. Namun ketika file diaktikan/dibuka, detik itu juga langsung menulari ke dokumen lain. <br />Dalam ilmu kedokteran, virus merupakan makhluk hidup pada kehidupan mikro organisme yang hanya dapat dilihat menggunaan mikroskop elektron. Pada ilmu komputer, virus yang dimaksud adalah sebuah program komputer yang memiliki kemampuan untuk menggandakan diri dengan cara menyisipkan program / bahasa pemrograman ke dalam file lain. Ada kemiripan dengan virus biologis, virus komputer dapat menyebar dengan cepat pada file-file dalam sebuah komputer, atau bahkan menulari file di komputer lain, baik melalui jaringan maupun lewat kegiatan tukar-menukar file melalui beberapa media penyimpanan.<br />Asal Usul Kata “Virus” <br />Pada tahun 1949, seorang ahli Matematika mengungkapkan “teori self altering automata” di mana teori tersebut merupakan hasil riset dari para ahli matematika.<br />Kemudian pada tahun1960, Lab BELL (AT&T), para ahli di laboratorium BELL (AT&T) mencob teori yang diungkapkan oleh John von Neumann, dengan membuat suatu jenis permainan/game. Mereka membuat program yang dapat memperbanyak dirinya dan dapat menghancurkan program buatan lawan. Program yang mampu bertahan dan menghancurkan semua program lain, akan dianggap sebagai pemenangnya. Permainan ini akhirnya menjadi permainan favorit di tiap-tiap lab komputer. Namun, semakin lama program yang diciptakan makin berbahaya, sehingga mereka melakukan pengawasan dan pengamanan yang ketat terhadap permainan ini.<br />Dua puluh tahun kemudian yaitu pada tahun1980, program-program tersebut akhirnya dikenal dengan sebutan “virus”. Perkembanga selanjutnya, virus ini berhasil menyebar keluar lingkungan laboratorium, dan mulailah beredar di masyarakat umum.<br />Kreteria Virus<br />Jika dihitung dari awal ditemukannya virus pada tahun 1980 sampai sekarang, sudah tidak dapat dihitung jumlah virus yang menyebar di seluruh dunia dan sudah tidak diketahui lagi jumlah nama-nama virus yang baru, baik lokal maupun internasional. Anda jangan kaget jika disebut virus lokal karena memang ada beberapa virus yang dibuat oleh para mahasiswa Indonesia dengan berbagai tujuan masing-masing.<br />Sebuah program dapat disebut sebagai virus apabila memenuhi minimal 5 kriteria yaitu :<br />1. Kemampuan untuk mendapatkan informasi<br />Umumnya virus memerlukan daftar nama-nama file yang terdapat dalam sebuah direktori dengan tujuan agar dapat memperoleh daftar file yang bisa ditulari. Sebagai contoh, virus makro akan menginfeksi semua file berekstensi *.doc atau dengan kata lain virus makro akan menginfeksi semua dokumen yang diolah dari program Microsoft Word. Disinilah kemampuan mengumpulkan informasi itu diperlukan agar virus dapat membuat daftar seluruh file kemudian memilahnya dengan mencari file-file yang bisa ditulari. Biasanya data ini tercipta ketika file yang telah terinfeksi virus dibuka oleh pengguna.<br />Sang virus akan segera melakukan pengumpulan data dan biasanya akan diletakkan di RAM, sehingga apabila komputer dimatikan semua data hilang. Tetapi data-data ini akan tercipta kembali setiap kali virus itu diaktifkan. Biasanya data-data ini disimpan juga sebagai hidden file oleh virus tersebut. Apabila mengetahui informasi pada sebuah folder terdapat 44 objects (plus 4 hidden), maka patut dicurigai adanya virus pada folder tersebut meskipun tidak selalu demikian. <br />2. Kemampuan memeriksa suatu program <br />Suatu virus juga harus bisa memeriksa suatu file yang akan ditulari, misalnya dia bertugas menulari program berekstensi *.doc, maka dia harus memeriksa apakah file dokumen tersebut telah terinfeksi ataupun belum, karena jika sudah, akan percuma menularinya lagi. Ini sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan suatu virus dalam hal kecepatan menginfeksi suatu file/program. Yang umum dilakukan oleh virus adalah memiliki/memberi tanda pada file/program yang telah terinfeksi sehingga mudah untuk dikenali oleh virus tersebut. Contoh penandaan adalah misalnya memberikan suatu byte yang unik di setiap file yang telah terinfeksi.<br />3. Kemampuan untuk menggandakan diri <br />Inti dari virus adalah kemampuan mengandakan diri dengan cara menulari file lainnya. Sebuah virus apabila telah menemukan calon korbannya maka ia akan mengenalinya dengan memeriksanya. Jika belum terinfeksi maka sang virus akan memulai aksinya penularan dengan cara menuliskan byte pengenal pada file tersebut, dan seterusnya mengkopikan/menulis kode objek virus diatas file sasaran.<br />Beberapa cara umum yang dilakukan oleh virus untuk menulari/menggandakan dirinya :<br />1. File yang akan ditulari dihapus atau diubah namanya. Kemudian diciptakan suatu file berisi program virus itu sendiri menggunakan nama file yang asli.<br />2. Program virus yang sudah dieksekusi/load ke memori akan langsung menulari file-file lain dengan cara menumpangi seluruh file yang ada.<br />4. Kemampuan mengadakan manipulasi <br />Rutin (routine) yang dimiliki suatu virus akan dijalankan setelah virus menulari suatu file. Isi dari suatu rutin ini dapat beragam mulai dari yang tidak berbahaya sampai yang melakukan perusakan. Rutin ini umumnya digunakan untuk memanipulasi file atau pun mempopulerkan pembuatnya! Rutin ini memanfaatkan kemampuan dari suatu sistem operasi (Operating System), sehingga memiliki kemampuan yang sama dengan yang dimiliki sistem operasi. Misal :<br />a. Membuat gambar atau pesan pada monitor<br />b. Mengganti/mengubah-ubah label dari tiap file, direktori, atau label dari drive di PC<br />c. Memanipulasi file yang ditulari<br />d. Merusak file<br />e. Mengacaukan kerja printer, dsb <br />5. Kemampuan Menyembunyikan diri<br />Kemampuan menyembunyikan diri ini harus dimiliki oleh suatu virus agar semua pekerjaan baik dari awal sampai berhasilnya penularan dapat terlaksana.<br />Langkah langkah yang biasa dilakukan adalah:<br />o Program virus disimpan dalam bentuk kode mesin dan digabung dengan program lain yang dianggap berguna oleh pemakai<br />o Program virus diletakkan pada Boot Record atau track pada disk yang jarang diperhatikan oleh komputer itu sendiri<br />o Program virus dibuat sependek mungkin, dan hasil file yang diinfeksi tidak terlalu berubah ukurannya<br />o Virus tidak mengubah keterangan/informasi waktu suatu file<br />o Dan lain-lainroma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-31965060973076433812010-06-08T20:29:00.000-07:002010-06-08T20:32:42.749-07:00ST-IPENGANTAR <br />STUDI ISLAM<br />Studi islam secara etmologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah.<br />Studi islam secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman makna ini angat umum karena segala sesuatu yang berkaitan dengan islam dikatakan studi islam.<br />Oleh karena itu perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi islam dalam kajian ini yaitu kajian secara sistematis dan terpadu untuk mrngetahui memahami dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama islam baik yang menyangkut sumber-sumber ajaran islam ,pokok-pokok ajaran islam,sejarah islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.<br /><br />Secara teorits islam adalah agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rosul.Islam pada hakikatnya membawa ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi,tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia,Sumber-sumber ajaran islam yang merupakan bagian pilar penting kajian islam dan paradigma keislaman tidak keluar dari sumber asli,yaitu al-quran dan hadits,Dengan demikian,studi islam tidak hanya bermuara pada wacana pemikiran,tetapi juga praksis kehidupan yang berlandaskan pada perilaku baik dan benar dalam kehidupan. <br />Memahami dan mengkaji islam direfleksikan dalam konteks pemaknaan yang sebenarnya bahwa islam adalah agama yang mengarahkan pada pemeluknya sebagai hamba yang dimensi teologis,humanis,dan keselamatan di dunia dan di akhirat.Sementara antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang belum serasi. Dalam bidang agama terapat sikap dogmatis,sedang dalam bidang ilmiah terdapat sikap sebaliknya,yakni sikap rasional dan terbuka.Dengan demikian,kajian islam yang bernuansa ilmiah meliputi aspek kepercayaan normative-dogmatik yan bersumber dari wahyu dan aspek perilaku manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan.<br /> No 1 <br />Selain daripada itu sumber ajaran islam berfungsi pula sebagai dasar pokok ajaran islam.Islam itu diambil sebagai sumber mengindikasikan mak\na bahwa ajaran islam berasal dari sesuatu yang dapat digali dan di pergunakan unuk kepentingan operasionalisasi ajaran islam dan pengembangannya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang di hadapi umat islam. Misalkan dalam firman Allah Q.S Al-An am 114:<br />“maka patutlah aku mencari hkim selain dari Allah,padahal dialah yang telah menurunkan kitab(Al Quran)kepadamu dengan terperinci”.<br />Dan di perjelas dengan hadist nabi:<br /> “Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang berkaitan tidak akan tersesat selamanya apabila berpegangan dengan kedua hal tersebut,yaitu al quran dan sunnahku”. <br />(HR.Malik)<br />Selain itu islam dilengkapi dengan sumber-sumber misalnya dari Al quran,As sunnah, Hadist,ijtihat,yang itupun mempunyai bagian-bagian tersendiri dalam islam.<br />Dilanjutkan dengan pengetian aqidah secara etimologi keyakinan atau keimanan.Iman pun demikian digolongkan misalnya iman kepada Allah,iman kepada rosul Allah,iman kepada malaikat,iman kepada kitab suci Al quran,iman kepada hari akhir,iman kepada qodo dan qodar.Iman <br /> Akhlak secara etimologis perilaku atau jiwa,akhlak merupakan cerminan diri manusia.Beberapa madzab akhlak adalah adat istiadat,karena adat istiadat mempunyai pengaruh besar pada diri sendiri serta pada masyarakat lain sehingga manusia hidup perlu dengan masyarakat sosial lainnya denga demikia dapat mempengaruhi akhlak individu.disini Secara terminologis,ada beberapa definisi tentang akhlak,salah satunya adalah:<br />Menurut Al-Ghazali: <br />“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.<br />Sumber akhlak dimaksudkan yaitu yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela .Sebagaimana karakteristik keseluruhan ajaran islam,maka sumber akhlak adalah al quran dan sunnah,dan bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.Sehingga konsep akhlak adalah segala sesuatu itu di nilai baik dan buruk atau terpuji dan tercela,semata-mata karena syara (al quran dan sunnah). Demikian pula halnya dengan akal pikiran,Ia hanyalah salah stu potensi yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian di olah menurut kemampuan pengetahuan.Oleh karena itu keputusan yang di berikan akal hanya bersifat spekulatif dan subyektif. <br />Dan dalam pembahasan selanjutnya tentangmasa sebelum islam ,islam mempunyai masa dalam perjalanan perkembangan islam misalkan pada masa sebelum islam,khususnya di jazirah Arab disebut masa jahiliyah.Istilah jahiliyah dipakai untuk menandai masa sebelum nabi Muhammad SAW lahir.Jahiliyah adalah mas kebodohan dimana manusia tidak mengerti tentang agama sehingga datangnya utusan Allah yaitu nabi Muhammad SAW untuk membenarkan akhlak mereka(umat manusia)di duniaMasa klasik taitu masa di mana para khalifah hidup sampai pada para tabiin-tabiinm,Masa pertengahan periode ini ditandai dengan kemunduran total imperium di Baghdad,pemerintahan pusat di Baghdad tidak hanya mempertahankan wilayah kekuasaannya.Masa modern /periode modern di tandai degan penetrasi barat atas dunia islam.Di mesir ekspedisi Napoleon Bonaparte(w 1821M)membawa dampak positif bagi rakyat Mesir khususnya dan dunia pada umumnya akhirnya ekspedisi Napoleon Bonaparte ini dapat membuka mata dunia islam dan menyadarkan kekurngan dan kemunduran ,terutama Turki dan Mesir,para penguasa dan pemikir islam mulai berpikir untuk memgembalikan citra keunggulannya atas Barat. Kontak islam dengan barat kini berlainan dengan persentuhan islam dan barat pada periode klsik,maka kemudian lahirlah aliran modernisasi dalam islam,dengan para pemikirnya yang berusaha mengembalikan kejayaan islam pada masa klasik.<br />Islam sebagai sasaran studi social ini di maksudkan sebagai studi tentang islam sebagai gejal social,hal ini enyankut keadaan masyarakat penganut agam lengkap dengan struktur,lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.Islam pun sebagai sasaran budaya dapat dimaksudkan penyebaran agama islam dulu denga adanya budaya,Karena agama adalah pranata sosial sebagai control terhadap instruksi-instruksi yang ada.Dengan demikian islam tidak berpatokan pda klekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan,pemerintahan ,ekonomi,pertahanan.<br />Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil pemikira manusia yang berupa interpretasiterhadap teks suci itu di sebut kebudayaan,maka system pemerintahan islam,system perdagangan islam,system pemerintahan isla,system perdagangan islam,system pertahanan islam,system keuangan islam dan sebagainya yan timbul sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula.Klaupun ada perbedaannya iu terletak pada keadaan institusi-insitusi kemasyarakatan dalam islam,yang di susun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al quran.<br />Serta penelitian agama dengan menggunakan pendekatan fiologio dapat dibagi dalam tiga pendekatan. Perlu di tekankan di sini bahwa ke tiga pendekatan di maksudkan tidak terpisah secara ekstrem,pendekatan-pendekatan bias over lapping,saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama,ketiga pendekatan tersebut adalah metode tafsir,content analysis dan hermeneutika.Di tunjang dengan adanya ilmu kaalam yang mempunyai arti ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan(Allah)sifat-sifat Allah,membicarakan pula tentang Rasul Allah ,sifat-sifat Rasul.berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya.Serta tasawuf di mana ilmu ini memfokuskan perhatiannya pada pembersihan aspek rohani manusia sehingga dapat menimbulkan akhlak mulia.<br />Salah satu tiang yang sangat penting dalam kebudayaan islam adalh pendidikan.Karena melalui proses pendidikanlah seluruh nilai,norma-norma dan pengetahuan ditransformasikan atau ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya .Sebagaimana pengertian pendidikan pada umumnya yang merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan ,pengajarn,atau latihan bagi peranannya masa yang akan datang.Para ahli hukum islam mendefinisikan fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara yang bersifat operasional (amaliyah) yang dihasilkan dari dalil-dalil yang terperinci. <br /> Dewasa ini peradaban dunia secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang secara mendasar di topang oleh perkembangan teknologi komunikasi.Kiprah islam di era globalisasi sangat diperlukan karena islamyang bersifat toleran terhadap manusia karena islam sangat fleksibel dalam menanggapi suatu zaman global,fundamentalisme adalah penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan agama secara mutlak dan harfiyah.Islam tidak tinggal diam sehingga islam mempunyai kiprah tersendiri di era globalisasi dengan cara islam menampilkan sikap yang lebih ramah dan sejuk sehingga menjadi pelipur lara bagi kegerahan hidup manusia modern,islam yang toleran terhadap manusia secara keseluruhan agama yang dianut sehingga mendatangkan kebaikan dan kedamaian untuk semua,islam pun menampilkan visi yang dinamis,kreatif,dan inovatif. <br />Sehingga islam yang fleksibel seperti yang di terangkan di atas dapat membawa dampak yang baik di masyarakat dan penyebaran islam sendiri di khalayak ramai.Namun dengan adanya gerakan fundamentalisme yang mempunyai arti penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan agama secara mutlak dan harfiyah.menimbulkan penekanan pokok pandangan supernatural yang menyebut tuhan memanifestasikan diri-Nya dalam alam dan sejarah melalui perbuatan-perrbuatan luar biasa yang melampaui hukum alam,kedua mereka bertekad menjadikan ajaran agama sebagai ukuran untuk membatasi kebebasan mengajar.<br />Dan salah satu dari modernisai islam ialah post modernisai/neo-modernisme islam. Neo-modernisme di sini menjelaskan satu aliran pemikiran baru yang berusaha menggabungkan dua factor penting :modernisme dan tradisionalisme.Modernisme islam cenderung menampilkan dirinya sebagai pemikiran yang tegar,bahkan kaku.Sementara di pihak lain tradisionalisme islam cukup kaya dengan berbagai pemikiran klasik islam,tetapi justru dengan kekayaan itu para pendukung pola pemikiran ini sangat berorientasi pada lampau dan sangat selektif menerima gagasan- gagasan modernisasi. <br />Islam tidak hanya menyebar di timur tengah saja tetepi juga islam menyebar keseluruh penjuru dunia terutama di Asia Tenggara,kerajaan islam pertama di Indonesia yakni di Sumatera adalah Samudera pasai yang melalui proses islamisasi dengan singgahnya pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7M,ke-8M dan seterusnya serta Aceh Darussalam dengan adanya puing-puing kerajaan Lamuri oleh Muzaffar Syah(1465-1497_atau abad ke-15M,dan dialah yang membangu kota Aceh Darussalam. <br />Kerajaan-kerajaan islam di Jawa antara lain: Demak berdiri bersmaan dengan melemahnya posisi raja Majapahit.Hal itu memberi peluang kepada penguasa-penguasa islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independent,di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta,Wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi raja pertama kerajaan Demak,kerajan pertama di Jawa,dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. ,Kesultanan Pajang sebagai pelanjut yang dipandang sebagai pewaris kerajaan islam Demak namun berakhirnya kerajaan Pajang pada tahun 1618 yang di tandai dengan Pajang yang memberontak terhadap Mataram yang ketika itu di bawah Sultan Agung Pajang di hancurkan dan rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.<br /> Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajan meminta bantuan kepada ,Ki Pemanahan yang berasal dari daerh pedalaman untuk menghadpi dan menumpas pemberontakan Aria Penangsang tersebut di atas. Tidak beda jauh dengan kerajaan Pajang kerajaan Matarampun runtuh disebabkan oleh pemberontakan para ulama dengan tokoh spiritual Raden Kajoran.<br />Dilanjutkan dengan kesultanan Cirebon yang kerajaan islam pertamanya di Jawa Barat,kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.Di awal abad ke-16 Ci\rebon masih merupakan sebuah daerah kecil di bawah kekuasaan Paku Pajajaran.Dari sinilah Sunan Gunung Jati mengembangkan islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti di Majalengka,Kuningan,Kawali(Galuh,),Sunda Kelapa,danBanten..Pada waktu itu Banten masih beraa di bawah kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran ,atau mungkin sebelumnya Banten sudah menjadi kota yang berarti.Untuk menyebarkan islam di Jawa Barat, <br />Kerajaan-kerajaan islam di Kalimantan antara lain kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu.Peristiwanya di mulai ketika terjadi pertentangan dalam keluarga istana,antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah kerajaan Daha,dengan pamannya Pangeran Tumenggung namun setelah itu terjadi peperangan ,dalam peperangan itu Pangeran Samudera memperoleh kemenangan dan ssesuai dengan janjinya ia beserta kerabat keratin dan pemeluk Banjar menyatakan diri masuk islam .Pangeran Samudera sendiri setelah masuk islam di beri nama Sultan Suryanullah atau Suriansyah ,yang di nobatkan sebagai raja pertama dalam kerajaan islam Banjar.<br />Di lanjutkan dengan kerajaa,Kutai,proses islamisasi di Kutai dan daerah sekitarnya di perkirakan terjadi pada tahun 1575 .Penyebaran lebih jauh ke daerah-daerah pedalaman di lakukuan terutama pada waktu puteranya Aji di Langgar dan pengganti-penggantinya meneruskan perang ke daerah Muara Kaman,,dan kerajaan islam di Maluku di bawah raja Ternate memeluk agama islam pada tahun 1460 dan nama raja itu adalah Vongi Tidore. serta di Sulawesi yang di tandai dengan kerajaan Gowa-Tallo kerajaan kembar yang saling berbatasan biasanya di sebut kerajaan Maksar.Kerajaan ini terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi yang merupakan daerah transito sangat strategis.Gowa-Tallo menerima islam dengan peperangan Raja Bone pertama yang masuk islam dikenal dengan gelar Sultan Adam.Namun meski sudah islam peperangan antara dua kerajaan yang bersaing itu pada masa selanjutnya masih sering terjadi dan bahkan melibatkan Belanda untuk mengambil keuntungan politik daripadanya.dan adanya perang melawan penjajahan Belanda antara lain :perang padri yang pada mulanya dilakukan melalui ceramah di surau dan mesjid namun dalam peperangan pertama dengan belanda banyak mendapat kesulitan dan menderita kekalahan sehingga mereka harus mendatangkan bantuan dari Batavia,karena terus mendapat kesulitan dan menderita kekalahan Belanda mencari jalan damai dengan kaum paderi.Namun mereka licik secara tiba-tiba menyerang benteng bonjol sehingga dalam penyerangan itu tuanku Imam Bonjol henghembuskan napas terakhirnya.Dan di teruskan dengan perang diponegoro sampai dengan era reformasi sekarang ini.<br /> Islam tidak hanya berdiam diri pada waktu dijajah oleh Belanda,umat islampun ikut berperang untuk mempertahankan bangsa Indonesia.Dan islam pun tetap akan berjuang sampai nanti meski penjajahan Belanda telah berakhir namun islam tetap berjung demi kesejahteraan islam di Indonesia.<br />Serta dengan penyebaran islam di Malaysia cukup mempunyai posisi penting di dunia islam karena kiprah keislamannya,dengan bahasa Melayu yang mereka gunakan dalam proses islamisasi di Negara-negara sekitar,sehingga Malaysia sangat kental dengan ajaran keislamannya misalnya di Negara-negara Filiphina yang mempunyai kepulauan 7107 pulau dengan jumlah penduduk sekitar 47 juta jiwa,orang-orang islam di filiphina menamakan dirinya”Moro”namun kaum islam di sana tak semulus islamisai di Indonesia karena mereka berintegrasi ecara penuh kepada pemerintah Republik Filiphina dan dengan program ini telah mengubah posisi mereka dari mayoritas menjadi minoritas hampir di segala bidang kehidupan.<br />Islam merambah ke Thailand dengan runtuhnya kerajaan Pattani sebagai suatu kelompok etnik dan berbahasa Melayu serta beragama islam dipaksa menjadi suatu bagian yang tinggi dari masyarakat Thai yang berbeda secara etnik,bahasa maupun agama.DiSingapurayang merupakan Negara federasi Malaysia di Singapura mempunyai lembaga-lembaga keislaman misalnya MUIS,JAMIYAH yang menerbitkan artikel dan makalah yang disampaikan dalam beberapa seminar dan konferensi,dan perlu diketahui sebuah orestasi MUIS adalah mampu menerbitkan sebuah jurnal pertama kali berisi tentang masalah-masalah kaum Muslim Singapura ,yang bernama “fajar islam” pada tahun 1988.<br />Di lanjutkan Brunai Darussalam yang relative tenang situasi politiknya dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara ,meski krisis moneter melanda kawasan global namun Brunai Darussalam tetap stabil hal ini di tunjang dengan adanya sumber daya alam yang menjanjikan sepert hasil tambang,lading minyak bumi yang merupakan penopang ekonomi,serta kecilnya kapasitas penduduk sehingga politik di Brunai tetap stabil.Dan lain sebagainya sehingga islam membuktikan dapat merambah ke negar-negara besar di Asia Tenggara dan Negara-negara besar lainnya di Dunia. <br />Di resum dari buku Pengantar Studi Islam yang diterbitkan oleh IAIN Sunan Ampel Surabaya 2002 dengan tebal buku 311.roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-54756081000796599572010-06-02T23:11:00.000-07:002010-06-02T23:20:08.582-07:00makalah tentang sungaiMAKALAH<br /><br />KEAGUNGAN AIR<br /><br />Diajukan untuk melengkapi tugas akhir UAS mata kuliah Kimia Dasar II<br />Oleh:<br /> <br /><br />Roma Nugraha Rusputra<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8jGF_v3qN0VWFSSndBtjrHEASytrNk3jcRFDkCSK0BoWHENcmCnIHOZKCvlXIZpVqxI3-Xq0wCMK7sexsvqVowxyPQPaZ2i9yl8bd1gczuA-082i1blun3-VOYr1J9jPtVKlwjrsiI83k/s1600/uin+bandung.JPG"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 198px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8jGF_v3qN0VWFSSndBtjrHEASytrNk3jcRFDkCSK0BoWHENcmCnIHOZKCvlXIZpVqxI3-Xq0wCMK7sexsvqVowxyPQPaZ2i9yl8bd1gczuA-082i1blun3-VOYr1J9jPtVKlwjrsiI83k/s200/uin+bandung.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478428024014500578" /></a><br /><br /> <br /><br /> <br /><br />PRODI BIOLOGI<br />FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI<br />UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI<br />BANDUNG<br />2010<br /><br /><br /><br /><br />KATA PENGANTAR<br /><br /> Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan pada pembaca sekalian yang haus akan ilmu dan serba ingin tahu fenomena alam yang terjadi saat ini “Sungai di Dasar Laut”<br /> Makalah ini, diajukan untuk mengisi nilai tugas Kimia Dasar II, serta mencoba untuk memaparkan fenomena alam yang terjadi dikehidupan kita..Disini, penulis berusaha menyajikan makalah ini agar lebih mudah dicerna, dihayati, dan diamalkan oleh semua kalangan baik dikalangan pelajar, maupun kalangan umum. <br /> Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah. Dan berharap, mudah – mudahan makalah ini memberikan manfaat yang banyak bagi pembaca sekalian.<br /><br /><br />Penulis,<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />i<br /><br />DAFTAR ISI<br /><br />KATA PENGANTAR <br />DAFTAR ISI<br /><br />BAB I PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang Penulisan<br />1.2 Tujuan Penulisan<br />1.3 Sistematika Penulisan<br /><br />BAB II PEMBAHASAN <br />2.1 Pengertian Air, Sungai, Laut<br />2.2 Asal Mula Fenomena Sungai dibawah Laut<br />2.3 Fenomena Sungai dibawah Laut, Ditinjau Segi Ilmu Pengetahuan<br />2.4 Fenomena Sungai dibawah Laut, Ditinjau Segi Ayat Al-qur'an<br /><br />BAB III PENUTUP <br />3.1 Kesimpulan<br />3.2 Saran – Saran<br /><br />DAFTAR GAMBAR<br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />ii<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.4 Latar Belakang <br /> Akhir-akhir ini, kita dihebohkan dengan adanya berita sungai dibawah laut. Mega fenomena ini, membuat semua orang tercengang. Dari fenomena ini, kami mencoba untuk mengkaji lebih dalam lagi _las an yang<br />mendasiri mengapa hal ini dapat terjadi. Baik dilihat dari segi agama, berupa ayat al-qur’an, maupun dari segi ilmu pengetahuan. <br /><br />1.2. Tujuan <br /> Dari pembuatan makalah ini, kami ingin mengetahui, _las an yang mendasari timbulnya fenomena di bawah laut. Dengan menguak fakta dari agama berupa ayat al-qur’an dan ilmu pengetahuan. <br /><br />1.3. Rumusan Masalah <br /> Ada beberapa hal yang ingin kami coba unuk mengkaji mengenai fenomena sungai dibawah laut ini. Antara lain:<br />1. Apa pengertian dari air?<br />2. Apa engertian sungai?<br />3. Apa Pengertian dari Laut?<br />4. Surat dalam ayat alqur’an apa, yang membuktikan peristiwa sungai dibawah laut?<br />5.Secara ilmu pengetahuan, apa yang melatar belakangi peristiwa terjadinya fenomena sungai dibawah laut?<br /><br />1.4 Metode <br /> Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode Tinjauan Pustaka, yang bersumber di media elektronik.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />1<br /><br />BAB II<br /><br />PEMBAHASAN<br /><br />2.1. Pengertian Air, Sungai, Laut<br />Fenomena yang menyangkut keberadaan sungai dibawah laut, membuat banyak praduga mengenai keberadaan atas fenomena alam ini. Untuk mengawali pembahasan ini, lebih baik, kita lihat secara umum, mengenai pengertian dari Air, Sungai, maupun Laut.<br />1. Air<br />Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. <br />2. Sungai<br />Sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.<br /><br />2<br />Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.<br />3. Laut<br />Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.<br />Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.<br /><br />Dari pengertian diatas,yang membedakan antara air sungai, air laut, maupun air tawar, hanya dibedakan dari salinita sirnya. Seperti data dibawah ini<br /><br />Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut<br />Air tawar<br />Air payau<br />Air saline<br />Brine<br /><br />< 0.05 % 0.05 - 3 % 3 - 5 % > 5 %<br />Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.<br />Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%<br /><br /><br /><br />3<br />2.2. Asal Mula Fenomena Sungai dibawah Laut<br /> Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. Edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205) <br /> Di Cenote Angelita, Meksiko terdapat sebuah gua. Jika kita menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika kita menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu kita dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun-daunan. <br /> Seperti dilansir crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter. Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air itu.<br /> Dalam foto dan video yang beredar ternyata hasil gambar yang dihasilkan sangat menakjubkan. Keindahan alam di dalam foto dan video yang luar biasa tersebut bahkan sampai membuat heboh dan takjub berbagai orang yang melihatnya. Bahkan dalam videonya yang beredar tampak penyelam itu seperti terjun dan berenag di dalam sungai di dasar laut.<br /><br /><br />4<br /> Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang. “Di kedalaman 60 meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai, pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida,” kata Anatoly.<br /> Jika kita termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.<br /> Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. <br /> Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.<br /> Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi <br /> “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.<br /><br /><br /><br />5<br /> Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi <br /><br />“Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” <br /><br />ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” <br />Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.<br /> <br />“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)<br /><br />. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: <br /><br />“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.”<br /><br /> Bila seorang bertanya,: “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.” <br /><br />Sempat heboh tentang keberadaan sungai dalam laut yang ditemukan di mexico, berbagai opini pun muncul, mulai pakar telematika, photografi, kelautan dll, semua memberikan perdapat sendiri-sendiri. Terlepas dari pendapat kita sebagai manusia yang simpang siur, bagaimana al-Qur’an memandang adanya Sungai dalam laut? Ternyata mu’jizat al-Qur’an semakin terbukti, 1400 tahun (lebih) yang telah lewat, sebelum kecanggihan teknologi hadir.<br /><br /><br /><br /><br />6<br /> Allah SWT telah berfirmat dalam Surat Al-Furqon Ayat 53 menerangkan tentang fenomena terjadinya Sungai / air tawar yang mengalir besandingan dengan air laut (yang saat ini terbukti di Mexico). Ayat tersebut berbunyi :<br /><br />وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا﴿٥٣﴾<br /><br />(53)Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.<br /><br />2.3. Fenomena Sungai dibawah Laut, Ditinjau Segi Ilmu Pengetahuan<br />Suasana sungai dibawah laut memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.<br /> Namun tentu saja, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai. Biasanya gas itu terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang membentuk air membuat sulfur putih padat membentuk lapisan endapan ke dalam lautan, yang membuat hidrogen sulfida menjadi racun alami buat ikan, tapi pengaruh buruk bagi manusia masih belum jelas diketahui.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />7<br /><br />1. Hidrogen Sulfida<br />Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.<br />Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). <br />Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.<br />Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:<br />H2S → HS− + H+ <br />Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.<br />Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 19±2[1].<br />Hidrogen sulfida atau H2S adalah gas beracun. Gas ini dapat dijumpai terlarut di dalam air laut, danau atau sungai. Di laut atau di danau atau sungai, gas ini berasal dari aktifitas bakteri pereduksi sulfat di lingkungan anaerob atau lingkungan beroksigen rendah. <br /><br /><br /><br />8<br />Kondisi yang anaerob di ketiga lingkungan tersebut terdapat di dasarnya, yaitu beberapa senti meter di bawah permukaan sedimen dasar; atau di lingkungan yang memiliki sirkulasi air yang buruk sehingga lingkungan tersebut kekurangan oksigen.<br /><br />Resume : Keajaiban Cenote Angelita<br />1. Terdapat lapisan air tawar dan air asin yang tidak tercampur, seperti ada dinding yang membatasinya.<br />2. Bentuk lapisan Hidrogen Sulfida yang terlihat seperti aliran sungai.<br /> Mengapa hidrogen sulfida bisa berwujud sungai di dasar laut adalah karena pengaruh berat jenis zat tersebut. hidrogen sulfida memiliki berat jenis yang lebih berat dari pada campuran air laut (natrium sulfida, dll). Hal ini dpt dibayangkan seperti minyak dengan air dimana tingkatan berat jenisnya minyak, air tawar, air laut, dan baru campuran hidrogen sulfida diatas. hidrogen sulfida karena berat jenis yang lebih besar akan cenderung mengumpul di dasar lautan. inilah yang tampak seperti alur sungai di atas.<br />Lokasi: Cenote Angelita, Mexico<br /><br />2. Proses Meledaknya Gas Hidrogen Sulfida dalam Air Laut <br />Memang, berat jenis gas H2S lebih berat ketimbang campuran air laut, semisal natrium sulfida. Lantaran berat jenisnya lebih besar, maka gas ini akan cenderung mengumpul di dasar laut yang tampak terlihat seperti alur sungai.<br />Biasanya gas itu terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang membentuk air membuat sulfur putih padat. Selanjutnya, akan membentuk lapisan endapan ke dalam lautan<br /><br /><br />9<br />Pada dasarnya, H2S itu bersifat asam, jika bercampur dengan air laut atau garam yang terkandung dalam air laut, maka gas itu bisa berbahaya bagi biota laut, namun cukup aman bagi manusia.<br />Gas ini dapat dijumpai terlarut di dalam air laut, danau, atau sungai, yang berasal dari aktivitas bakteri pereduksi sulfat di lingkungan anaerob alias lingkungan beroksigen rendah.<br />Kondisi yang anaerob di ketiga lingkungan tersebut terdapat di dasarnya, yaitu beberapa sentimeter di bawah permukaan sedimen dasar. Atau di lingkungan dengan sirkulasi air yang buruk, sehingga lingkungan tersebut kekurangan oksigen.<br /><br />3. Tanaman yang Timbul di Lapisan Hidrogen Sulfida<br />Gua Kecil Cenote Angelita atau Gua Bidadari Kecil agaknya menyimpan sejumlah pertanyaan besar. Menurut laman Oceanquestmexico, pada kedalaman lebih dari 30 meter, air di sekitarnya sangat segar layaknya air tawar.<br />Beberapa kalangan menilai daerah yang mirip “sungai” di Gua Angelita itu, bukanlah sungai di bawah laut, namun “sungai” di bawah gua atau lubang besar dalam tanah yang di sebut Cenote Angelita (Gua Angelita).<br />Lubang besar di bawah tanah umumnya diisi air segar dengan kedalaman 35 kaki atau lebih. Jika lebih dari itu, penyelam akan mengalami keganjilan kadar garam, yakni batasan yang membedakan air segar (tawar) berada di atas air asin.<br /><br />2.4. Fenomena Sungai dibawah Laut, Ditinjau Segi Ayat Al-qur'an <br /> Secara garis besar, fenomena sungai dibawah laut ini, disebabkan adanya larutan hydrogen sulfide, yang memiliki massa jenis yang berbeda antara air laut dan air sungai.<br /><br /><br /><br /><br />10<br /> Ternyata, fenomena keberadaan dua ala mini, telah allah tunjukan sebelum manusia mengetahuinya, yang terkuak dalam beberapa ayat al-qur’an seperti hanya dalam beberapa surat alqur'an:<br /><br />أَمَّن جَعَلَ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارً۬ا وَجَعَلَ خِلَـٰلَهَآ أَنۡهَـٰرً۬ا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٲسِىَ وَجَعَلَ بَيۡنَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ حَاجِزًاۗ أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِۚ بَلۡ أَڪۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ <br />“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)<br /><br />َهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا﴿٥٣﴾<br />“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)<br /><br />"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing." (Al Qur'an, 55:19-20) <br /><br />Apabila kita benar-benar orang-orang beriman apabila dibacakan ayat-ayat Allah SWT kepada kita bertambahlah keimanan kita kepada Allah SWT, dan kita bertawakal kepadanya, Allah SWT berfirman :<br />إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ<br />Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (QS. Al-Anfal [8] : 2<br /><br />11<br />BAB III<br /><br />PENUTUP<br /><br />3.1. KESIMPULAN <br /> Dari penjelasan yang telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya, dapat kita tarik kesimpulan:<br />1. Sungai di dasar laut adalah karena pengaruh berat jenis zat tersebut. hidrogen sulfida memiliki berat jenis yang lebih berat dari pada campuran air laut (natrium sulfida, dll). Hal ini dpt dibayangkan seperti minyak dengan air dimana tingkatan berat jenisnya minyak, air tawar, air laut, dan baru campuran hidrogen sulfida diatas. hidrogen sulfida karena berat jenis yang lebih besar akan cenderung mengumpul di dasar lautan <br />2. Biasanya gas iHidrogen Sulfida terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang membentuk air membuat sulfur putih padat. Selanjutnya, akan membentuk lapisan endapan ke dalam lautan<br />3. Ayat Qur’an yang mendukung terhadap fenomena sungai di dasar laut, dapat kita tinjau dari surat:<br />• (QS Fushshilat : 53)<br />• (Q.S Al Furqan:53)<br />• (Al Qur'an, 55:19-20)<br /><br />3.2. SARAN-SARAN<br /> Dalam pembuatan makalah ini, diperlukan beberapa perbaikan, untuk menunjang pada pembuatan nakalah selanjutnya, antara lain: <br />1. Menambah referensi mengenai materi yang di paparkan <br />2. Mengkaji lebih dalam lagi mengenai penyebab terjadinya fenomena air sungai dibawah air laut<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />12<br />LAMPIRAN GAMBAR SUNGAI DIDAASAR LAUT<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br />13<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />http://superavideo.wordpress.com/2010/03/09/subhanallah%E2%80%A6-ada-sungai-dalam-laut/<br /><br />http://cahayaimani.multiply.com/journal/item/173<br /><br />http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/01/14/benarkah-terdapat-sungai-di-dasar-laut/<br /><br />http://_ Air tawar dalam laut mexico menurut al-Qur’an « mbahnya.wordpress.com.htm<br /><br />http://air-tawar-yang-segar-didasar-lautan.htm<br /><br />lhttp://wahyuancol.wordpress.com/2009...rogen-sulfida/<br /><br />http://www.satuiku.com/2010/03/cenote-angelita-sungai-di-bawah-laut.html<br /><br />http://saga-islamicnet.blogspot.com/2010/03/misteri-sungai-di-bawah-laut.htmlroma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-26671972020951072222010-05-19T22:04:00.000-07:002010-05-19T22:06:46.605-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKN39a8AihE6txyfGcXHg8reoA1lJKOhKxDJKNNA5T3XOSI_3Z3z7WxnFe5Vug9cfL5SpQupUZaK9Prj0NYd_qFugOWv6xcc4nGaqBQXrkBFVRe9OaqRlYjg6k87NOQlgH2w3pkAxS-CYW/s1600/DSC00777.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKN39a8AihE6txyfGcXHg8reoA1lJKOhKxDJKNNA5T3XOSI_3Z3z7WxnFe5Vug9cfL5SpQupUZaK9Prj0NYd_qFugOWv6xcc4nGaqBQXrkBFVRe9OaqRlYjg6k87NOQlgH2w3pkAxS-CYW/s400/DSC00777.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5473214243758789426" /></a><br />Keajaiban yang Allah Ciptakan: Sungai Dalam Laut<br />Posted on Maret 8, 2010 by maramis setiawan <br />Beri Nilai<br /> <br /> <br />Subhanallah<br />وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمُا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا<br />“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)<br />Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.<br />Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.<br /> <br />Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.<br />Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi<br />مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ {19} بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَّيَبْغِيَانِ {20}<br />Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus”. Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.<br />Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi<br />يَخْرُجُ مِنْهُمَآ اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانِ {22}<br />Artinya: “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan”. Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.<br />Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam<br />Akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam[2].<br /> <br />Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda[1]:<br />“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”<br /> <br />Jika Anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.<br /> <br />Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah ta’ala.<br />sumber: www.ivandrio.wordpress.com<br />Dinukil oleh maramissetiawan di http://tegoeh.multiply.com/journal/item/390/<br />________________________________________<br />[1] Saya (maramis), belum mengetahui derajat hadits ini karena artikel yang saya nukil tidak menyebutkannya. Jika ada ikhwah fillah yang mengetahui derajatnya, mohon di sampaikan via kolom komentar. <br />[2] Setelah membaca dari komentar dan argumen para pembaca -semoga Allah merahmati Anda semua-, kami juga ragu apakah benar sang profesor masuk Islam. Tetapi, ‘ala kulli haal…fenomena diatas adalah fenomena yang memang menakjubkan, menunjukkan bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.<br />DIarsipkan di bawah: Sains dan Teknologi | Ditandai: keajaiaban Islam, Keajaiban Allahroma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-76148413424430426142010-05-10T22:25:00.000-07:002010-05-10T22:27:17.042-07:00MIMOSINE<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQXBmgznOBPvbib19gNOkDuOhkbPasxhEofZcc4lmS66AtQ98pm-ZbwSXwnJpdEL18Cv9YjsMmfSDkAFE31Rc1A9CMz9BHNVgWq3WXrgaokSRzIhYkux5Oe-uI6GHPgEwhsRY3xf16CP_j/s1600/54.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQXBmgznOBPvbib19gNOkDuOhkbPasxhEofZcc4lmS66AtQ98pm-ZbwSXwnJpdEL18Cv9YjsMmfSDkAFE31Rc1A9CMz9BHNVgWq3WXrgaokSRzIhYkux5Oe-uI6GHPgEwhsRY3xf16CP_j/s400/54.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469879753690873090" /></a><br />1. Judul : Pemanfaatan Daun Lamtoro (Leucaena lecocephala) sebagai Bahan Pakan Sumber Protein dan Mengurangi Akumulasi Logam Berat pada Tubuh Ayam Lokal<br /><br />2. Latar Belakang<br /><br /> Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kebutuhan protein, khususnya protein hewani bagi masyarakat menjadi bertambah besar. Protein yang berasal dari hewan ini menjadi kebutuhan vital sebagai penunjang kesehatan dan kecerdasan bangsa. Kandungan asam amino yang terdapat dalam protein hewani menjadikannya lebih baik sehingga tidak dapat digantikan dengan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.<br /> Masalah kekurangan energi dan protein di Indonesia, terutama yang menimpa anak-anak, ibu hamil dan yang sedang menyusui telah banyak dilaporkan. Kenyataan tersebut mendorong peternakan sebagai penghasil protein hewani untuk terus mengembangkan produksi ternak dalam jumlah besar dengan kualitas yang baik serta biaya produksi yang rendah. <br /> Kebutuhan daging yang diproduksi pada umumnya berasal dari ternak sapi, kerbau, domba, kambing dan unggas. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang banyak dipelihara di pedesaan. Pemeliharaannya masih bersifat tradisional dan biasanya dibiarkan begitu saja dengan pakan yang diberikan seadanya dan lebih banyak unggas tersebut mencari sendiri di alam. Sistem pemeliharaan tersebut menyebabkan performans ayam lokal kurang optimal dan membutuhkan waktu lama agar dicapai produksi yang maksimal. Untuk itu perlu dilakukan intensifikasi pemeliharaan ayam lokal agar dapat diusahakan dalam jumlah besar dan waktu yang dibutuhkan yang relatif singkat.<br /> Intensifikasi pemeliharaan ayam lokal memberikan konsekuensi berupa biaya pakan yang harus dikeluarkan, padahal biaya pakan merupakan biaya terbesar dalam usaha peternakan yang dapat mencapai lebih dari 70% dari biaya produksi. Untuk itu diperlukan bahan pakan yang murah, persediaan terjamin dan tidak bersaing langsung dengan kebutuhan manusia. <br /> Lamtoro merupakan sumber daya hayati yang potensial untuk digunakan sebagai pakan dengan dihasilkannya limbah hijauan yang bernilai nutrisi baik. Di Indonesia tanaman leguminosa ini mudah ditanam sehingga membantu penyediaan pakan secara kontinu, dimana lamtoro mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil hijauan makanan ternak sepanjang tahun. Tanaman ini dapat menghasilkan bahan kering dari unsur-unsur yang dapat dimakan (daun dan ranting-ranting kecil) sebesar 6-8 ton per hektar per tahun atau sekitar 20-80 ton bahan segar. Kandungan protein kasar hijauan lamtoro cukup tinggi, yaitu di atas 24%.<br /> Ditinjau dari kandungan protein kasar serta komposisi asam amino, daun lamtoro cukup tinggi dan seimbang. Komposisi asam amino daun lamtoro hampir seimbang dengan tepung ikan kecuali lisine dan metionine lebih rendah, sedangkan bila dibandingkan bungkil kedelai kecuali asam glutamat, asam amino lainnya cukup seimbang. Dua komoditi di atas (tepung ikan dan bungkil kedele) merupakan komposisi bahan pakan terbesar dalam pakan pada industri makanan ternak di Indonesia serta hampir 100% impor. <br /> Namun demikian terdapat kendala dalam pemanfaatan daun lamtoro tersebut sebagai pakan ayam, karena disamping mengandung zat-zat yang menguntungkan bagi ternak, daun lamtoro mengandung zat-zat yang merugikan bagi ternak, yaitu terdapatnya zat anti nutrisi mimosine. Mimosine merupakan golongan toksin asam amino, dimana kandungan pada daun berkisar 1,4-7,19 g/100 g bahan kering yang lebih tinggi pada seluruh hijauan, yaitu 0,70-3,59 g/100g. Mimosine menyebabkan berbagai macam pengaruh negatif terhadap ternak, alopacia adalah efek yang paling umum, kehilangan nafsu makan, produksi saliva berlebihan, inkoordinasi kaki, pembesaran kelenjar gondok, performan reproduksi buruk, menekan pertumbuhan dan kematian post natal. Mimosine juga menyebabkan defisiensi glisine untuk sintesis asam empedu sehingga menyebabkan penurunan absorpsi lemak yang pada akhirnya akan menyebabkan defisiensi vitamin dan pigmen yang larut lemak. Hal ini diduga dapat menyebabkan terganggunya deposisi pigmen pada jaringan unggas.<br /> Efek mimosine akan berkurang bila senyawa tersebut terikat dengan kation bervalensi 2-3. Diantaranya dapat diikat dengan ion Fe 2+, Al3+ Cu2+, Pb2+, Ca2+ dan Mg2+ menjadi senyawa yang sukar diserap usus selanjutnya dekeluarkan bersama feses. Sifatnya yang mampu mengikat ion memberikan peluang bagi daun lamtoro selain sebagai bahan pakan sumber protein juga meredam toksisitas logam berat, dimana logam berat merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sampai saat ini menjadi perhatian oleh banyak kalangan terutama setelah mencuatnya kasus Teluk Buyat.<br />Timbal merupakan salah satu logam berat yang sangat beracun. Sumber pencemaran Pb utama berasal dari emisi kendaraan bermotor. Sumber kontaminasi Pb lainnya di antaranya mencakup cat, limbah peleburan logam, dan pestisida berupa Pb arsenat. Unsur ini mempunyai dampak kesehatan yang luas dan berbahaya yang dapat mempengaruhi hampir semua organ tubuh, misalnya ginjal, hati, sistem saraf, dan gastrointestinal. Mineral ini juga mempengaruhi metabolisme sintesis darah merah sehingga dapat menyebabkan anemia. Timbal ditimbun dalam tulang. Pada waktu mengalami stress, logam tersebut akan dimobilisasi dari tulang dan masuk ke dalam peredaran darah serta menimbulkan risiko terjadinya keracunan. Masuknya Pb ke aliran darah selanjutnya dibawa ke sistem saraf dan merusak jaringan saraf. Keracunan Pb yang akut dapat mengakibatkan perangsangan dalam sistem gastro-intestinal yang disertai dengan diare. Akibatnya kesehatan dan pertumbuhan terganggu, yang berakhir dengan peningkatan kematian. <br />Timbal masuk ke dalam tubuh ternak melalui pakan atau air minum yang tercemar sehingga produk pangan yang dihasilkannya juga tercemar Pb. Konsumsi pakan yang tercemar Pb ini lebih lanjut kemungkinan akan meningkatkan deposisi Pb dalam tubuh manusia. Risiko tubuh ternak tercemar Pb menjadi lebih besar karena tidak adanya standardisasi dan pemeriksaan yang jelas mengenai kadar Pb dalam bahan pakan di Indonesia. Untuk itu, pemberian bahan pakan dalam ransum ternak yang dapat mengikat Pb akan menyebabkan ternak terhindar dari pencemaran logam berat tersebut dan menghasilkan produk pangan yang aman dikonsumsi. <br /><br />3. Perumusan Masalah<br />Lamtoro merupakan tanaman legume yang mengandung protein tinggi dan berpotensi sebagai bahan pakan sumber protein yang murah bila pohon tersebut dibudidayakan. Namun demikian, legume ini mengandung racun berupa mimosin yang berakibat mengganggu kesehatan bagi ternak. Di sisi lain senyawa tersebut dapat direduksi kemampuan toksiknya bila terikat dengan logam berat seperti Pb yang telah terbukti sangat menganggu kesehatan bagi hewan/manusia yang tercemar logam tersebut. Melihat hal tersebut, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu: <br /><br />a. Sampai seberapa jauh penggunaan daun lamtoro sebagai bahan pakan sumber protein bagi ayam lokal.<br />b. Sampai seberapa jauh efek mimosin yang terkandung di dalam lamtoro dapat direduksi dengan kehadiran Pb dalam air minum yang tercemar terhadap performans ayam lokal.<br />c. Sampai seberapa besar kadar Pb dalam feses dan organ dalam (hati dan ginjal) ayam lokal akibat kehadiran mimosin dalam pakan yang mengandung lamtoro. <br /><br />4. Tujuan Program<br />a. Mempelajari penggunaan daun lamtoro sebagai bahan pakan sumber protein bagi ayam lokal.<br />b. Mempelajari pengurangan toksiksitas dari mimosin yang terdapat dalam lamtoro pada pakan ayam lokal akibat kehadiran Pb dalam air minum yang tercemar.<br />c. Mengetahui kadar Pb feses dan organ dalam pada pakan ayam lokal yang mengandung mimosin pada daun lamtoro. <br /><br />5. Luaran yang Diharapkan<br />Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bentuk artikel ilmiah yang dapat dimuat dalam jurnal nasional.<br /><br />6. Kegunaan Program<br />Kegunaan penelitian ini adalah dalam upaya memanfaatkan daun lamtoro sebagai bahan pakan sumber protein yang murah untuk mengurangi biaya pakan serta memanfaatkan senyawa yang terkandung didalamnya (mimosine) dalam meredam akumulasi Pb dalam tubuh ternak (ayam lokal). Hal ini dapat dijadikan model dalam upaya mencegah terjadinya pencemaran Pb dalam pakan/ransum.<br /><br />7. Tinjauan Pustaka<br />Lamtoro (Leucaena leucocephala)<br /> Lamtoro atau nama latinnya Leucaena leucocephala adalah sejenis tumbuhan kacang-kacangan yang berbentuk pohon yang termasuk dalam keluarga Mimoseae. Lamtoro lebih dikenal dengan nama Kemlandingan atau Petai Cina. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah terdiri atas lebih dari 100 species, berupa semak dan pepohonan (Siahaan, 1982).<br /> Pada permulaannya suku Indian Kuno seperti Maya dan Zapotec di negeri asalnya memanfaatkan lamtoro sebagai kayu bakar dan bahan bangunan serta sebagai bahan makanan. Dengan perkembangan zaman, kegunaan lamtoro berkembang menjadi penghasil kayu, arang, tanaman pelindung, tanaman selang, pelestari lingkungan, dan makanan ternak. <br /> Menurut Meulen et al. (1979), lamtoro dapat digunakan untuk hijauan makanan ternak dan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena lamtoro mudah ditanam, cepat tumbuh, produksi tinggi dan dapat tumbuh lama. Lamtoro merupakan spesies yang dominan digunakan sebagai pagar tanaman pada areal padang penggembalaan karena sifat tumbuh dan produksi daunnya yang baik. Pada pohon lamtoro kecil dapat mencapai tinggi sepanjang 2-3 m dalam satu tahun dengan penanaman yang berasal dari biji (Anonymous, 1989).<br /> Pada lazimnya lamtoro ini dapat hidup dan berkembang subur di daerah tropis yang bercurah hujan terartur 760 mm atau kurang, bahkan tumbuhan tersebut juga mampu tahan hidup di daerah-daerah yang kering?tandus kurang hujan atau suhu iklim 10oC paling rendah (Soerodjotanojo, 1983). Hal ini disebabkan lamtoro mempunyai akar tunggang yang kuat dan berakar serabut sedikit. Panjang akar biasanya 2/3 tinggi pohonnya. Dengan demikian lamtoro dapat menghisap air dan zat-zat makanan jauh ke dalam tanah dimana tanaman lain tidak dapat mencapainya.<br /> Di akarnya juga terdapat bintil-bintil dimana bakteri Rhizobium hidup secara saling menguntungkan sehingga tanaman ini dapat mengikat nitrogen dari udara. nItrogen sangat dibutuhkan oleh tanaman. Tidak semua tanah mengandung jenis dan jumlah bakteri Rhizobium yang tepat. Oleh karena itu, sebelum ditanam, lamtoro harus diinokulasikan trelebih dahulu. (Anonymous, 1982). Perbanyakan tanaman berasal dari biji dimana dalam 1 Ha lahan dapat digunakan 4-6 kg biji, sedangkan produksi benihnya 300 kg biji dalam 1 ha. Bila lamtoro ditanam untuk makanan ternak, pemotongan pertama dapat dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2-4 inchi dari atas tanah (5-10 cm dari atas tanah) dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan tiap 4 bulan sekali. Lamtor ditanam sebagai tanaman annual, biennial atau perennial. Sebagai tanaman annual, lamtoro dapat menghasilkan bahan kering yang dapat dimakan antara 6 sampai dengan 8 ton/ha atau sekitar 20-80 ton bahan segar per hektar per tahun (NAS, 1984). Penggunaan lamtoro sebagai pakan dibatasi karena adanya suatu racun yang disebut dengan mimosine. Tangendjaja (1983) menyatakan bahwa produksi hijauan lamtoro sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : tanaman itu sendiri, kepadatan tanaman, tinggi pemotongan dan frekuensi pemotongan.<br /> Nilai nutrisi daun lamtoro cukup baik. Hal ini terlihat pada Tabel 1yang menunjukkan bahwa tepung daun lamtoro mengandung protein tinggi, meskipun serta kasar dan abu juga cukup tinggi. Di samping itu, tampak kandungan karoten yang tinggi yang menunjukkan bahwa daun lamtoro dapat dimanfaatkan sebagai sebagai sumber pigmentasi bagi ternak unggas (Ruskin, 1977). <br /><br />Mimosine<br /> Mimosine adalah senyawa aromatik yang mirip dengan asam amino namun bukan protein yang menyebabkan alopecia (Hegarty et al., 1978). Rusmus kimia senyawa iini adalah β-N-(3-hydroxypyridone-4)-α-amino-propenoic acid (Brewbaker dan Hylin, 1965). Mimosine terdapat pada biji dan daun berbagai species Leucaena (D’Mello, 1991). Mimosine pertama kali diisolasi dari Mimosa pudica oleh Renz pada tahun 1936. Kemudian Wibaut dan Klippol pada tahun 1950 menemukan ileucaenin dari Leucaena leucocephala yang ternyata identik dengan mimosin, selanjutnya leuicenin disebut mimosine.<br /> Mimosine mempunyai struktur yang sama dengan tyrosine dan phenilalanine dan telah diketahui dapat menggantikan asam amino tersebut. Penggantian dapat menyebabkan hilangnya enzim dan aktivitas fungsional protein (Puchala et al. 1995). Meulen et al. (1979) melaporkan bahwa mimosine atau beberapa komponen gotrogenic yang lain diduga berkaitan dengan metabolisme kelenjar thyroid. Hegarty et al. (1976) melaporkan bahwa mimosine itu sendiri tidak bersifat gitrogenik, tetapi lebih disebabkan oleh komponen 3,4-dehydrokxypyridine (3,4-DHP). Selanjutnya dilaporkan bahwa mimosine dapat menekan konsumsi iodine oleh kelenjar thyroid tikus, sementara 3,4 DHP menekan konsumsi iodine sebesar 50% bahkan ketika hewan diberi pakan tinggi iodine sehingga menakibatkan turunnya kadar hormon thyroksin dalam darah yang berguna untuk metabolisme yang pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan. L-Thyrosine decarboxilasi dikatalisa oleh enzim tyrosine bakterial yang dihambat jika mimosine diinkubasi dengan enzim tersebut (Grove et al. 1978). Jika mimosine dan tyrosine diinkubasi, reaksi dekarboksilasi menunjukkan adanya komplek tyrosine dan mimosin. <br /> Kandungan mimosine daun dan batang muda lebih tinggi dibanding daun dan batang yang tua. Menurut Brewbaker dan Hylin (1965) kandungan mimosine dipengaruhi oleh varietas tanaman lamtoro. Meskipun lamtoro telah banyak digunakan sebagai pakan di negara-negara tropis, mimosine menyebabkan keracunan pada ternak. Jones (1979) menyatakan bahwa ternak ruminansia lebih tahan dibandingkan ternak berlambung tunggal, sebab ternak ruminansia mempunyai bakteri dalam rumen yang mampu mengubah mimosine menjadi 3-hydroksi-4 (1H)-pyridone (DHP) yang kurang beracun. Selanjutnya dinyatakan oleh D’mello (1992) bahwa mimosine merupakan sumber toksin terbesar dari tepung daun lamtoro untuk unggas. D’Mello (1992), 3,4-DHP diduga terdapat juga pada daun legume sebagai aktivitas enzim pasca panen (pasca pemotongan). Selain itu Lowry (1983) menyatakan bahwa selain 3,4-DHP juga terdapat goitrogen lain dan isomer 2,3-DHP yang disintesis di rumen dan beberapa bakteri rumen mampu mendegradasi kedua bentuk DHP menjadi bentuk yang belum teridentifikasi yang merupakan komponen tidak beracun. D;Mello (1992) menyatakan bahwa pada ruminansia selama degradasi mimosine menjadi 3,4-DHP mempengaruhi kehilangan citarasa (apetite), goitre, penurunan kadar tyroksin dalam darah.<br /> Sebelumnya dilaporkan oleh Hegarty et al. (1964), bahwa ayam yang disuntik mimosine tidak ditemukan DHP mimosine maupun DHP dalam fesesnya. Pada ayam, Manfred et al. (1983) menyatakan bahwa bila dosis tidak melebihi dari 0,19 g/kg bobot ayam, mimosine tidak akan menyebabkan hambatan pertumbuhan. Librojo dan Hathcock (1974) menemukan mimosine dalam urine yang diambil dari ureter ayam yang disuntik mimosine secara intravena dan diberi pakan tepung daun lamtoro hingga 30%. Hal ini membuktikan bahwa ayam juga mampu mengubah mimosine menjadi DHP. Sedangkan Samarnu (1986) melaporkan bahwa penambahan tepung daun lamtoro mempunyai sifat menghambat terhadap pertumbuhan alat reproduksi dan produksi telur. Penambahan 10% dan 20% tepung daun lamtoro pada periode grower menyebabkan pertumbuhan badan, jengger dan dewasa kelamin terhambat. Demikian pula perkembangan ovarium terhambat ditandai dengan perubahan struktur ovarium. Dipihak lain pemberian tepung daun lamtoro 5%, 10% dan 20% menyebabkan kenaikan tingkat warna kuning telur dan kenaikan Hugh Unit pada level 10% dan 20%.<br /> Puchala et al. (1995) menyatakan bahwa toksin mimosine menyebabkan defisiensi glisine untuk sintesis asam empedu, sehingga menyebabkan penurunan absorbsi asam lemak sehingga menyebabkan defisiensi vitamin yang larut dalam lemak. (Danielsoon dan Tchen (1968) menyatakan bahwa asam empedu berada dalam bentuk konjugasi dengan glisine atau taurine, yang dikatalisis oleh fraksi mikrosomal dan membutuhkan ATP, koenzim A dan Mg2+. Pola konjugasi ini dipengaruhi oleh pakan, aktivitas hormon tyroid dan penyakit. Selanjutnya dinyatakan oleh Piliang et al. (1991) bahwa garam empedu dibentuk dalam hati dan terdiri atas Natrium glycocholat dan Natrium taurokholat yang berfungsi meningkatkan kerja enzim-enzim pankreas seperti amylase, trypsin dan terutama lipase. Garam garam empedu juga meningkatkan absorpsi usus terhadap vitamin-vitamin larut lemak. Bila saluran empedu mengalami ganguan maka sekitar 25-75% lemak yang dikonsumsi akan diekskresikan melalui feses dalam bentuk asam lemak.<br /><br />Detoksifikasi Mimosine<br /> Berbagai usaha yang dilakukan untuk menrunkan daya racun mimosine dalam daun lamtoro diantaranya adalah dengan pemanasan, penambahan garam sulfat, penambahan senyawa analog mimosine, pencucian, emndapatkan varietas baru yang rendah kandungan mimosinenya.<br /> Lowry et al. (1983) menyatakan bahwa perubahan mimosine menjadi DHP dapat pula dilakukan oleh enzim yang terdapat di dalam daun, batang, dan biji lamtoro. Enzim ini akan menjadi aktif bila jaringan tanaman lamtoro segar dihancurkan misalnya dikunyah oleh ternak. Pemecahan mimosine menjadi DHP yang optimal terjadi pada suhu 70oC selama 15 menit. Murthy et al. (1994) melakukan penelitian dengan pelakuan fisik pengeringan matahari sampai dengan dry matter lebih dari 90% dan pengovenan pada suhu 100oC selama 12 jam serta perendaman dalam air selama 12 jam, inkubasi dalam larutan FeSO4 0,2% selama 12 jam serta inkubasi dalam larutan 5% NaOH. Perlakuan fisik tersebut menghasilkan penurunan mimosine yang terbaik dan kehilangan protein yang terkecil. Setelah dicobakanm ke ayam broiler memberikan pertambahan bobot badan dan konversi pakan yang tidak berbeda dengan kontrol. Meulen et al. (1979) menyatakan bahwa mimosine mempunyai kemampuan mengikat ion Fe2+, Al3+, Cu2+, Pb2+, Ca2+ dan Mg2+ menjadi senyawa yang sukar diserap usus dan selanjutnya dikeluarkan bersama feses. Pada proses pengikatan Fe2+ tidak langsung diikat oleh mimosine melainkan mengalami oksidasi menjadi Fe3+ . Berkurangnya pengaruh mimosine setelah penambahan FeSO4 telah dibuktikan oleh Labadan (1969). Dosis FeSO4 yang ditambahkan ke dalam pakan ayam adalah 0,15% dan 0,30%. Sementara itu, Puchala et al. (1995) menyatakan bahwa mimosine dapat diturunkan dengan menambahakan larutan FeSO4 sebanyak 12,6 g/kg lamtoro. Labadan (1969) menyatakan bahwa penambahan senyawa analog mimosine, yaitu tirosin, piridoksin, dan niasin ke dalam pakan juga dilakukan pada pakan yang mengandung tepung daun lamtoro 10,20 dan 40%. Sepertihalnya pengaruh penambahan senyawa analog mimosine juga memperbaiki pertumbuhan badan, konversi pakan dan menurunkan mortalitas ayam percobaan. Selain tiu juga diteliti mengenai pengaruh pencucian terhadap daya racun mimosine. Daun lamtoro sebelum dibuat tepung dicuci terlebih dahulu dengan air. Ternyata setelah diberikan pada ayam dapat memperbaiki pertumbuhan badan, konversi pakan, dan menurunkan mortalitasnya. Meulen et al. (1979) menyatakan bahwa merendam dan mencuci daun lamtoro ternayata menurunkan kandungan mimosine dari 7,19% menjadi 5,96%. <br /><br />Timbal dan Dampaknya pada Kesehatan<br /> Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat dan memiliki sifat toksik. Baird (1995), Pb termasuk dalam sepuluh besar racun yang berbahaya bagi manusia. Menurut Saeni (1997) Pb merupakan logam berat yang paling berbahaya kedua, setelah merkuri. <br />Sumber pencemaran Pb utama berasal dari emisi kendaraan bermotor. Adanya Pb dalam bahan bakar karena adanya bahan aditif berupa Pb tetra etil yang dikenal dengan TEL (tetra ethyl lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4 yang sengaja diberikan untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar bensin (Soedomo et al. 1983). Menurut Haslett (1984), rata-rata 2/3 sampai 3/4 dari kadar Pb dalam TEL akan diemisikan ke udara. Menurut Ferguson (1991) Pb yang berasal dari emisi kendaraan bermotor di udara dapat berbentuk aneka macam senyawa dan yang utama adalah bentuk PbClBr, PbBr2 atau PbCl2, yang selanjutnya dengan pengaruh sinar matahari, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi PbO. Sebagian Pb akan tetap berada di udara, sebagian lagi akan jatuh ke bumi dan mengendap. Bila pH tanah asam rendah, Pb akan mudah larut dan diserap oleh tanaman (Sumarwoto 2004). Sumber kontaminasi Pb lainnya di antaranya mencakup cat, limbah peleburan logam, dan pestisida berupa Pb arsenat (NRC 1972).<br /> Timbal dapat masuk ke tubuh di samping melalui makanan atau minuman, juga melalui udara dan menembus langsung melalui kulit. Linder (1992) menyatakan bahwa bila masuk ke dalam tubuh, Pb didistribusikan melalui darah yang hampir semuanya ada di dalam eritrosit. Sekitar 90% Pb akan ditimbun dalam tulang dan sisanya dalam jaringan lunak terutama hati dan ginjal. Oleh tubuh, Pb diekskresikan dalam empedu, dan 10 hingga 20% melalui urine. Zat-zat pengkhelat seperti EDTA dapat menghilangkan Pb yang berlebihan dari jaringan lunak pada tubuh. <br /> Menurut Haslett (1984) orang yang banyak menghirup Pb dapat menjadi stress. Sedangkan Baird (1995) dan Saeni (1989) menyatakan bahwa Pb dapat menumpuk pada tulang karena ion Pb2+ dapat mengantikan ion Ca2+ pada tulang yang memiliki ukuran sama sehingga menyebabkan defisiensi Ca. Akibat keracunan Pb lainnya adalah tidak berfungsinya sperma. Pada dosis tinggi, Pb mengakibatkan anemia, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, dan kerusakan otak permanen. Dikatakan pula bahwa anak-anak di bawah usia tujuh tahun merupakan kelompok yang paling rentan terhadap Pb karena dapat mempengaruhi pertumbuhan otak dan mentalnya. Baird (1995) menyatakan bahwa hasil penelitian di Australia pada anak dengan kandungan Pb sebesar 30 g/100 g darah, rata-rata memiliki IQ 4 sampai 5 satuan lebih rendah dibandingkan anak dengan kandungan Pb 10 g/100 g darah. Keracunan Pb pada hewan akan mengalami pika dan anoreksia (Cohen et al. 1984), serta mengubah psikologi (MRC 1988) dan fisiologi (IPCS 1993) tubuh hewan tersebut. <br />8. Metode Penelitian<br />Hewan Percobaan dan Perlakuan<br />Hewan percobaan yang digunakan berupa ayam lokal jantan sehat umur sekitar 2-3 bulan dengan bobot badan relatif sama sebanyak 30 ekor. Ayam tersebut dialokasikan ke dalam 6 perlakuan yang diulang 5 kali, masing-masing unit percobaan mengandung 1 ekor ayam lokal. Ayam lokal tersebut ditempatkan dalam kandang individu. Ransum yang digunakan terdiri atas : daun lamtoro, tepung ikan, bungkil kedele, jagung kuning, dedak padi (sebagai perlakuan), minyak sawit, dikalsium fosfat dan premiks. Ransum disusun dengan kandungan protein dan energi metabolis berturut-turut sebesar 16% dan 2600 kkal/kg. Ternak dipelihara selama 60 hari. Logam berat yang dijadikan bahan pencemar adalah Pb yang diberikan lewat air minum. Adapun perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah paket ransum sebagai berikut :<br /><br />a) Ransum mengandung 0% daun lamtoro <br />b) Ransum mengandung 15% daun lamtoro <br />c) Ransum mengandung 30% daun lamtoro <br />d) Ransum mengandung 0% daun lamtoro + air minum 100 ppm Pb<br />e) Ransum mengandung 15% daun lamtoro + air minum 100 ppm Pb<br />f) Ransum mengandung 30% daun lamtoro + air minum 100 ppm Pb <br /><br />Peubah yang Diamati<br />Pengukuran Bobot Akhir<br /> Pengukuran Bobot akhir dilakukan dengan mengukur bobot hidup ayam pada akhir penelitian.<br /><br />Pengukuran Pertambahan Bobot Badan<br />Pertambahan bobot badan diperoleh dengan mengurangi bobot akhir penelitian dengan bobot awal penelitian. Penimbangan dilakukan pada pagi hari sebelum ayam tersebut mendapatkan ransum. <br />Pengukuran Konsumsi Ransum<br />Penghitungan konsumsi bahan kering dilakukan setiap hari dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum yang tidak dimakan pada hari berikutnya. <br />Pengukuran Konversi Ransum<br />Konversi ransum diperoleh dengan membagi jumlah konsumsi bahan kering setiap hari dengan pertambahan bobot badan harian.<br /><br />Pengukuran Kadar Pb pada Hati, Ginjal dan Feses <br /><br />a) Pengabuan Basah (Wet Ashing)<br />Pengukuran kadar mineral sampel terlebih dahulu dilakukan preparasi dengan metode wet ashing (Restz et al. 1960). Sampel ditimbang dalam Erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan HNO3 pekat 5 mL dan dibiarkan selama 1 jam sampai menjadi bening. Berikutnya sampel dipanaskan selama 4 jam di atas hot plate. Setelah 4 jam lalu sampel didinginkan dan ditambahkan 0.4 mL H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan kembali selama ± 30 menit. Pada saat perubahan warna, sampel diteteskan 2-3 tetes larutan campuran HClO4 + HNO3 (2:1) dan setelah itu dipanaskan lagi selama ± 15 menit. Terakhir, sampel ditambahkan 2 mL aquades dan secara bersamaan ditambahkan 0.6 mL HCl pekat, setelah itu dipanaskan selama ± 15 menit sampai larut. Sampel dibiarkan menjadi dingin dalam suhu kamar, lalu dilarutkan dengan aquades sampai 100 mL dalam labu takar dan disiapkan untuk dianalisis dengan atomic absorption spectroscopy (AAS). <br /><br />b) Pengukuran Mineral<br />Sampel hasil wet ashing ditambahkan 0.05 mL larutan Cl3La.7H2O, lalu disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit, kemudian diukur absorbansinya dengan AAS pada panjang gelombang sesuai dengan jenis mineral yang akan dibaca. Semua hasil pembacaan dibandingkan dengan kurva standar.<br /><br />Teknik Analisis Data<br />Penelitian dilakukan secara eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Data dianalisis dengan Sidik Ragam yang dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1993).<br /><br />Model Matematika : Yij = + i + ij <br /><br />di mana, : Yijk = Respons hasil pengamatan<br /> = Rata-rata umum<br />i = Pengaruh perlakuan ke-i<br /> ij = Pengaruh komponen galat<br />i = Banyaknya perlakuan (1, 2,...,8)<br />j = Banyaknya ulangan (1, 2, 3, 4,)<br /><br />Asumsi :<br />1. Nilai ij menyebar normal satu sama lain<br />2. ij = 0<br />3. ij 2= 2 <br />Jadi, ij N (0, 2)<br /><br />9. Jadwal Pelaksanaan Program<br />Pelaksanaan kegiatan direncanakan selama 8 bulan, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut: <br /><br />Jenis Kegiatan Tempat Person<br />el Bulan Ke-<br /> 1 2 3 4 5 6 7 8<br />Pencarian Ba-han <br />Persiapan Kan-dang <br />Penyusunan Ransum <br />Pemeliharaan <br />Sampel organ dalam, daging dan feses <br />Analisis Min-eral <br />Pengolahan data <br />Pembuatan lap-oran <br />Seminar di Fa-kultas <br />Pengiriman La-poran <br /><br /><br />10. Personalia Penelitian<br />1. Ketua Peneliti<br />a. Nama lengkap dan gelar : Deny Saefulhadjar, S.Pt, M.Si<br />b. Golongan, pangkat/ NIP : III-A/ Penata Muda/132145765<br />c. Jabatan fungsional : Asisten Ahli<br />d. Jabatan struktural : Tidak ada<br />e. Fakultas/Program Studi : Peternakan /Nutrisi dan Makanan Ternak<br />f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran<br />g. Bidang Keahlian : Nutrisi Ternak Unggas<br />h. Waktu yang disediakan : 12 jam/minggu<br /><br />2. Anggota Peneliti<br />a. Nama lengkap dan gelar : Iman Hernaman, Ir. M.Si<br />b. Golongan, pangkat/ NIP : III-D, Penata Tk 1/132146262<br />c. Jabatan fungsional : Lektor<br />d. Jabatan struktural : Tidak ada<br />e. Fakultas/Program Studi : Peternakan/Nutrisi dan Makanan Ternak<br />f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran<br />g. Bidang Keahlian : Nut., Makanan Ternak dan Kimia Pakan<br />h. Waktu yang disediakan : 8 jam/minggu<br /><br />3. Anggota Peneliti<br />a. Nama lengkap dan gelar : Kurnia A.Kamil, Ir. M.Agr.Sc, M.Phil<br />b. Golongan, pangkat/ NIP : III-D, Penata Tk1/131408367<br />c. Jabatan fungsional : Lektor <br />d. Jabatan struktural : Tidak ada<br />e. Fakultas/Program Studi : Peternakan/Nutrisi dan Makanan Ternak<br />f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran<br />g. Bidang Keahlian : Fisiologi Ternak<br />h. Waktu yang disediakan : 8 jam/minggu<br /><br /><br /><br /><br />11. Rincian Anggaran Penelitian<br /><br />JENIS BIAYA JUMLAH<br />Pelaksanaan Kegiatan<br />• Pakan (32 ekor x 100 g/hari x 60 hari x Rp 3.000,-/kg ) Rp. 576.000.-<br />• Analisis Proksimat Bahan Pakan (4 bahan x Rp.150.000,-) Rp. 600.000,-<br />• Bahan Kimia Pb Asetat (Pro Analisis kemasan 250 g) Rp. 500.000,-<br />• Ayam lokal 32 ekor x Rp. 10.000,- Rp. 320.000.-<br />• Sewa Kandang 2 bulan Rp. 200.000.-<br />• Analisis Pb bahan pakan (4 x Rp. 30.000,-) Rp. 120.000,-<br />• Analisis Pb ginjal, hati dan Feses (3 x 32 ekor x Rp. 30.000) Rp. 2.880.000.-<br />Dokumentasi Rp. 90.000.-<br />Perbanyakan dan Pembuatan Laporan Rp. 250.000,-<br />Seminar Rp. 200.000<br />Total Rp. 5.736.000,-roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-60108420966887993642010-05-10T22:20:00.000-07:002010-05-10T22:24:42.452-07:00pkm tahuProjek pkm- P <br />ROMA NUGRAHA RUSPUTRA<br /><br />1. JUDUL : Pembuatan Biofertilizer yang Berasal dari Limbah Cair Tahu Untuk Pertumbuhan Tomat <br /><br />2. Latar Belakang <br />Di era globalisasi perkembangan industri di Indonesia semakin pesat, berdasarkan skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industri besar dan kecil. Berbagai macam industri tersebut antara lain industri kimia, kertas, tekstil dan semen. Adapun contoh industri kecil antara lain industri tahu, tempe dan krupuk. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya berasal dari limbah industri yang bersangkutan. <br />Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu limbah cair, gas dan partikel, serta padat. Sedangkan berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang memiliki nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah yang apabila diproses akan memberikan suatu nilai tambah. Salah satu contoh adalah limbah pabrik gula, tebu merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri alkohol, sedangkan ampas tebu dapat dijadikan bahan baku kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp. Limbah non ekonomis yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah system pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002). <br />Industri tahu merupakan salah satu jenis industri kecil yang limbah cair nya perlu segera ditangani karena di dalam proses produksinya mengeluarkan limbah cair yang cenderung mencemari lingkungan perairan di sekitarnya baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Moertinah dan Djarwanti, 2003). Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang ke perairan. Air limbah industri tahu berasal dari proses pencucian dan perendaman kedelai, serta dari pengepresan dan pencetakan tahu. Selain itu juga dari sisa larutan serta dari proses pencucian peralatan masak (Djarwanti dkk, 2000A). Buangan air limbah ini masih banyak mengandung zat organik,seperti protein, karbohidrat, lemak, zat terlarut yang mengandung padatan tersuspensi atau padatan terendap (Sola, 1994). <br />Adanya bahan organik yang cukup tinggi (ditunjukkan dengan nilai BOD dan COD) menyebabkan mikroba menjadi aktif dan menguraikan bahan organik tersebut secara biologis menjadi senyawa asam-asam organik. Peruraian ini terjadi disepanjang saluran secara aerob dan anaerob. Timbul gas CH4, NH3 dan H2S yang berbau busuk (Djarwanti dkk, 2000A).<br />Salah satu cara untuk mengatasi limbah tahu agar tidak berdampak buruk pada lingkungan yaitu dengan dibuat biofertilizer. Biofertilizer atau sering kita kenal sebagai pupuk hayati adalah ………………………………………………………………………………………<br />Dari hasil biofertilizer ini kita dapat jadikan pupuk yang alami yang ramah lingkungan pupuk ini dapat digunakan dalam berbagai tumbuhan salah satu nya adalah pada tanaman tomat. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Siapa tak kenal tomat. Sayur buah berwarna merah. Kaya akan vitamin C dan Antioxidan. Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) merupakan tumbuhan keluarga Solanaceae, asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Siklus hidup tanamannya singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter, selain itu tanaman tomat juga mempunyai waktu tumbuh yang singkat yaitu ± 3 bulan.<br />Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha (Kartapradja dan Djuariah, 1992). Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal serta pola tanam yang belum tepat. <br /><br /> <br />3. Perumusan Masalah <br /><br />Selama ini limbah tahu telah menjadi momok yang menakutkan untuk pencemaran lingkungan yang akan berakibat merusak maka dengan ini kami ingin membuat suatu penelitian yang dapat mengubah limbah tahu agar dapat bermanfaat dan dapat digunakan kembali. <br /> <br />4. Tujuan Penelitian <br /><br />Penelitian ini bertujuan agar dapat menciptakan suatu produk yang ramah lingkungan dan dapat bermanfaat bagi kehidupan di dunia ini. <br /><br />5. Manfaat Penelitian<br /><br />Penelitian ini bermanfaat untuk mengurangi efek dari limbah tahu yang dapat berakibat negatif bagi kelangsungan hidup semua orang.<br /> <br />6. Tinjauan Pustaka <br /><br />Menurut Hierodenimus Budi Santoso dalam bukunya ‘Pembuatan Tempe Dan Tahu’.(2000)Tahu berasal dari negeri Cina. Kata “tahu sendiri sesungguhnya berasal dari bahasa Cina, yakni : tao-huatau teu-hu. Suku kata tao atau teu berarti kacang kedelai, sedangkan hu berarti hancur menjadi bubur. Dengan demikian secara harafiah, tahu adalah makanan yang bahan bakunya kedelai yang dihancurkan menjadi bubur.<br />Tahu dapat berisi hingga 6 gram lemak, tahu sutera mengandung sekitar 5 gram lemak. Meskipun tahu lemak jenuh, namun itu masih lebih rendah dibandingkan dengan daging. Sedikitnya ada dua macam jenis tahu yang rendah lemak yang ada di pasaran. Tahu bubuk juga ada di pasar makanan alami dan toko-toko makanan Asia. Tidak lebih sulit membuatnya dibandingkan tahu segar. Kandungan gizi yang terdapat di dalam tahu cukup tinggi, dan juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh manusia, John Heinnermen dalam bukunya ‘Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda’.(2003).<br />Proses pembuatan tahu akan menghasilkan limbah(cair atau padat), limbah ini(cair) sangat menggangu lingkungan. (Khairinal dan Trisunaryanti, 2000).<br /><br /> Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan. Perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan. Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna (Haryono, 1997).<br /><br /><br /><br /><br />6.1 Biofertilizer <br /><br /><br /><br /><br /><br />6.2 Limbah Cair Tahu <br />Perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan. Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna (Haryono, 1997). Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan. <br />Pada umumnya industri-industri besar telah memiliki instalasi pengolahan limbah, sehingga pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri tersebut hampir seluruhnya telah dapat ditangani. Sebaliknya, limbah yang berasal dari industri kecil masih perlu diperhatikan karena kebanyakan industri kecil belum memiliki instalasi pengolahan limbah sendiri Industri tahu merupakan salah satu jenis industri kecil yang limbah cairnya perlu segera ditangani karena di dalam proses produksinya mengeluarkan limbah cair yang cenderung mencemari lingkungan perairan di sekitarnya baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Moertinah dan Djarwant, 2003)<br /> <br />Limbah cair yang mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, mengalami perubahan fisik, khemis, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman. Kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu itu sendiri ataupun pada manusia Limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan gangguan pernafasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi, apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya (http://www.menlh.go.id/usaha-kecil/olah/tahu.htm).<br /><br />6.3 Identifikasi Bakteri pada Limbah Tahu<br />Menurut Kepala Balai Pengembangan Makanan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBIHP) Bogor, Ir Basrah, yang bersama Ir Dadang Supriatna telah meneliti hal tersebut, nata adalah sejenis makanan penyegar yang bahan bakunya kini dari air kelapa dan biasa dikenal dengan sebutan nata decoco, disebutkan pula, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukakkan air limbah pengolahan tahu, baik air limbah <br />pengolahan tahu Cina (yang dibuat dengan penggumpal siokho) atau limbah pengolahan tahu biasa (yang dibuat dengan penggumpal asam/air biang), dapat dimamfaatkan unutk pembuatan (nata de coco). <br />Sebagai makanan atau lauk pauk yang realtif murah dan bergizi, tahu juga dikenal berprotein tinggi. Berdasarkan data dari statistik yang ada, industri pengolahan tahu di Indonesia sebanyak 4.000 unit yang tersebar di Jawa Barat dan berbagai daerah lainnya. <br />Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung nutrien-nutrien (protein, karbihidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Tetapi jika dimamfaatkan akan menguntungkan perajin tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya.<br /> Whey tahu selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam air, lestin dan oligosakarida. Whey tahu mempunyai prospek untuk dimamfaatkan sebagai media fermentasi bakteri, diantaranya bakteri asam asetat Asetobacter sp termasuk bakteri Asetobacter xylinum. Asetobacter xylinum dapat mengubah gula subtat menjadi gelselulosa yang biasa dikenal dengan nata<br /> Dengan pertolongan bakteri tersebut (Asetobacter xylinum) maka komponen gula yang ditambahkan ke dalam subtrat air limbah tahu dapat diubah menjadi suatu bahan yang menyerupai gel dan terbentuk di permukaan media. Menurut hasil penelitian micorbial cellulose ini nata selain untuk makanan, sekarang (teruatma di Jepang) telah dikembangkan unukt kseperluan peralatan-peralatan yang berteknologi tinggi, misalnya untuk membran sound <br />system.(Harian Umum Suara Pembaruan, 4 Oktober 1994,) file:///C:/Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/seminar/bhn%20sk ipsi/0001.html)<br />6.4 Fermentasi <br /><br /><br /><br /><br />6.5 Tanaman Tomat <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />7. Metode Penelitian <br /><br />Dalam penelitian ini digunakan indikator berupa semple limbah tahu dari 2 pabrik yang dari masing-masing, sebagai pembanding untuk mengetahui jenis mikroba apa yang terdapat didalamnya. Yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai Biofertilizer pada tanaman tomat. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Variable dalam penelitian 2 limbah tahu sebagai pembeda : <br />variable 1 limbah tahu di pabrik A <br />variable 2 limbah tahu di pabrik B <br /><br />Model yang digunakan acak lengkap dengan 2 X pengulangan <br /><br />Rancangan penelitian <br /><br /><br /><br />Teknik pengumpulan data <br /><br /><br /><br />Analisis data Penelitian dilakukan secara eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Data dianalisis dengan Sidik Ragam yang dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1993).<br /><br /><br /><br /><br />Cara penafsiran <br /><br /><br /><br />Penyimpulan <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Hasil dan Pembahasan <br /><br />1. Limbah Industri Pangan<br />Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa0sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.<br />Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.<br /><br /> <br /><br /> Daftar Pustaka <br />• Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit ANDI<br />Moertinah, Sri dan Djarwanti. 2003. Penelitian Identifikasi Pencemaran Industri Kecil Tahu-Tempe di Kelurahan Debong Tengah Kota Tegal dan Konsep Pengendaliannya. Laporan Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang<br />Djarwanti, Moertinah, S., dan Harihastuti, N. 2000. Penerapan IPAL Terpadu Industri Kecil Tahu di Adiwerna Kabupaten Tegal. Laporan Penelitian.Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang<br />Djarwanti, Sartamtomo, dan Sukani. 2000. Pemanfaatan Energi Hasil Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Laporan Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang<br />Sola, Laban. 1994. Pengembangan dan Uji Coba Peralatan Pengolahan Air Limbah Industri Tempa dan Tahu. Laporan Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Ujung Pandang<br />• file:///E:/PKM/TAHU/aHR0cDovL2RpZ2lsaWIudW5uZXMuYWMuaWQvZ3NkbC9jb2xsZWN0L3Nrcmlwc2kvYXJjaGl2ZXMvSEFTSGVlY2EuZGlyL2RvYy5wZGY=.htm<br />• http://www.menlh.go.id/usaha-kecil/olah/tahu.htm<br />• file:///C:/Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/seminar/bhn%20skripsi/0001.html<br />• file:///C:/Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/seminar/bhn%20skripsi/Dampak_Limbah.htm<br />•roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-85599277514039493432010-04-14T22:30:00.000-07:002010-04-14T22:34:12.596-07:00PRONOUN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuKBIishhbBwAJsUDVL7YKByPwUwTr70VfdBqB2LHyyFku33ZrM0KauE9r4ktQuB8i7vf-hvoydpJbtZPeTGDJc7QKZ9x-HyKgzCT8eA-K4z0Otwe723k8zIWDDHBQxV0ZIuTpnTCNdmGq/s1600/996SPS.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuKBIishhbBwAJsUDVL7YKByPwUwTr70VfdBqB2LHyyFku33ZrM0KauE9r4ktQuB8i7vf-hvoydpJbtZPeTGDJc7QKZ9x-HyKgzCT8eA-K4z0Otwe723k8zIWDDHBQxV0ZIuTpnTCNdmGq/s400/996SPS.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5460233041033979986" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuKBIishhbBwAJsUDVL7YKByPwUwTr70VfdBqB2LHyyFku33ZrM0KauE9r4ktQuB8i7vf-hvoydpJbtZPeTGDJc7QKZ9x-HyKgzCT8eA-K4z0Otwe723k8zIWDDHBQxV0ZIuTpnTCNdmGq/s1600/996SPS.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuKBIishhbBwAJsUDVL7YKByPwUwTr70VfdBqB2LHyyFku33ZrM0KauE9r4ktQuB8i7vf-hvoydpJbtZPeTGDJc7QKZ9x-HyKgzCT8eA-K4z0Otwe723k8zIWDDHBQxV0ZIuTpnTCNdmGq/s400/996SPS.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5460233041033979986" /></a><br />PRONOUN<br /><br />Pronoun Adalah kata ganti yang dapat menggantikan suatu kata benda atau frasa kata benda. Pronoun terbagi ke dalam 8 kelompok.<br />1. Personal Pronoun<br />kata yang menggantikan kata secara gramatikal menunjukan orang atau penamaan.<br />Subjek Objek<br />I <br />You <br />We<br />They<br />He<br />She<br />It Me<br />you <br />us <br />them<br />him <br />her<br />it<br />Two days ago I met Obama. Yesterday I met him again.<br />Please put the glass on the table. Put it carefully. <br /><br />2. Possessive pronoun<br />kata yang menunjukan kepemilikan. <br />Dependent Independent <br />My ….<br />Your….<br />Our….<br />Their… car<br />His….<br />Her….<br />Its…. Tail Mine<br />Yours<br />Ours<br />Theirs<br />His<br />Hers<br />-<br />Ditempatkan sebelum suatu kata benda Ditempatkan setelah suatu verba/to be<br />This is your wife and that is mine.<br /><br />3. Reflexive pronoun<br />Kata ganti yang menunjukan kegiatan untuk pelaku sendiri dalam kalimat bersangkutan, atau memberi penekanan pada unsur subjek maupun objek.<br />Myself<br />Yourself<br />yourselves<br />Ourselves<br />Themselves<br />Himself<br />Herself<br />Itself<br /> <br /><br />Akhiran –self untuk bentuk singular<br /><br />Akhiran –selves untuk bentuk plural<br />He laughed at himself.<br />She spoke to herself<br /><br />4. Reciprocal pronoun<br />kata ganti yang menunjukan pengertian berbalas-balasan/saling<br />Each other<br /><br /><br /><br />One another Bila orang/benda yang dimaksud hanya berjumlah 2<br /><br />Bila orang/benda yang dimaksud > 2<br /><br /> Roma and Ridwan are friends.They help each other.<br /><br /><br />The students of ENTER are going to camping. They should help one another.<br /><br />Merujuk pada sisa yang belum disebutkan<br />Another +N.s (one)<br /><br />The other + N.s (one) Belum teridentifikasi<br /><br />Sudah teridentifikasi <br />hanya berjumlah satu <br />Others / other +N.p <br /><br /><br />The others/ the other+N.p Belum teridentifikasi<br /><br />Sudah teridentifikasi <br />Lebih dari satu <br /><br />I don’t want to marry a girl from the same clan. I want from another clan.<br />Yang dinikahi pasti satu dan belum tentu suku jawa, sunda, batak, jawa, dayak, dsb.<br /><br />I have two cars. One is a BMW and the other (one) is a jaguar.<br />Yang lainnya pasti yang selain BMW.<br /><br />Bali bomb ruined sari club, kuta sari hotel, and other buildings (others) in Legian street.<br /><br />There are four political parties gaining threshold. Two of them are nationalism-based parties, and the others (the other parties) are religion-based parties. <br /><br />5. Demonstrative pronoun<br />Kata penunjuk berdasarkan suatu kedekatan; dekat atau jauh<br />Singular plural <br />This (is)<br /><br />That (is) These (are)<br /><br />Those (are) Menunjuk benda dekat dengan pembicara<br /><br />Menunjuk benda jauh dengan pembicara<br />This is my brother, these are my sister.<br />That is my book. Those are mine.<br /><br />6. Interrogative pronoun<br />Kata Tanya yang mempertanyakan orang atau benda<br />Who/whom <br />Whose <br />Which <br />What <br />Who eats my candy? Who are you talking about? With whom you go?<br />Whose car is this?<br /><br />7. Indefinite pronoun<br />Kata-kata yang mengacu pada seseorang atau sesuatu yang dianggap tidak tentu.<br /><br />Somebody, someone, anyone, anybody,one<br />Something, anything<br />Everybody<br />everything <br />somewhere, anywhere<br />Everywhere <br />No one Nobody <br />Nothing<br />None <br />nowhere Seseorang<br /><br />Sesuatu<br />Setiap orang<br />Segala sesuatu<br />Di suatu tempat<br />Dimana-mana<br />Tak seorangpun<br />Tak satupun, tak ada apa-apa<br />Tak seorangpun, tak satupun<br />Tidak dimanapun<br /><br />Ungkapan dengan some….lazimnya digunakan untuk kalimat positif.<br />Ungkapan dengan any…lazimnya digunakan untuk kalimat negative atau pertanyaan.<br /><br />I have …body that I really love.<br />Is there ….body home?<br /><br />Bila ungkapan any…digunakan dalam kalimat positif, ungkapan ini memiliki arti yang mana saja, anyone/anybody; siapa saja, anything; apa saja. <br />I like anyone that I can share with.<br /><br /><br />8. Relative pronoun<br />Enggeus dibahas!!!!!!!!!!!!!!<br />Who, whom, whose, which, that.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />EXERCISES for Chapter 18<br />1. In the sentences below, fill in the blanks with the personal pronouns which agree with the underlined antecedents. For example:<br />1. Because she is your friend, I offered to help ______.<br />2. I wish someone would tell ______ the answer.<br />3. They look familiar. I am sure we have met _______ before.<br />4. If you are ready, we will drive _______ home.<br />5. We would like you to call ______.<br />6. After the apples have been cut up, _______ should be sprinkled with cinnamon.<br />7. Because her husband used to study music, _______ knows how to play several musical instruments.<br />8. My neighbor and I like to go shopping together, so that _______ can help each other choose what to buy.<br />9. Her daughter likes to study, because _______ finds the work interesting.<br />10. The car is in good condition, but _______ needs a new muffler.<br />11. When the moon is full, ______ rises just as the sun sets.<br />12. Tracy and I like spending time together, because _______ share many interests.<br />13. When my uncle was young, _______ enjoyed playing soccer.<br />14. The students worked hard, because _______ were anxious to complete the assignment.<br />15. When the lady entered the hotel, ______ is asked to speak by the manager.<br /><br />2. For each of the following sentences, fill in the blank with the possessive adjective which agrees with the noun or pronoun shown in brackets. For example:<br /> ___ barking kept us awake. (the dog)<br /> Its barking kept us awake.<br />1. ____ following the guidelines was a good idea. (you)<br />2. _____ agreeing to forward the mail was helpful. (the students)<br />3. _________ answering the questions so easily was unexpected. (he)<br />4. ________ driving the car saved a great deal of time. (I)<br />5. ________ speaking so forcefully impressed the audience. (the woman)<br />6. ________ entering the race was intended as a gesture of goodwill. (we)<br />7. ________ chiming told us the time. (the clock)<br /><br />3. Fill in each blank with the possessive pronoun which agrees with the underlined antecedent. For example:<br /> If you cannot find your pen, I will lend you ____.<br /> If you cannot find your pen, I will lend you mine.<br />1. Your coat may be warm, but I think _______ is more elegant.<br />2. Because I had no gloves, my niece offered me _______.<br />3. I forgot to bring my camera. Did you bring _______.<br />4. When I lost my map, your son lent me _______.<br />5. They discarded their old telephone directories, but we kept _______.<br />6. We have not planted our peas yet, but the farmers have planted ______ already.<br />7. I never cut my hair, but my sister cuts _______ once a month.<br />8. The neighbors' children are very independent, but we have to help _______.<br />9. We store our bicycles in the shed, but they leave ________ outside.<br />10. I water my plants every day, but you never water ________.<br />11. Although she likes her school, I prefer _______.<br />12. My niece studies for all her tests, but my nephew refuses to study for ________.<br /><br />4. For each of the following sentences, fill in the blank with the reflexive pronoun which agrees with the underlined word. For example:<br /> I found ______ in a difficult situation.<br /> I found myself in a difficult situation.<br /><br />1. He should take better care of ______________.<br />2. You may help ____________.<br />3. I saw it ________.<br />4. She likes to involve ____________ in community affairs.<br />5. We could see ______________ reflected in the mirror.<br />6. The bird perched _____________ on the window sill.<br />7. The students found the solution ______________.<br />8. You _____________ must decide what to do.<br />9. The teenagers amused ______________ by telephoning their friends.<br />10. We ______________ were surprised at the news.<br />11. He likes to hear ____________ talk.<br />12. She prides _____________ on her ability to speak French.<br />13. I told ____________ not to lose hope.<br />14. The fox hid _____________ under a bush.<br /><br />5. For each of the following general statements, change all of the pronouns and possessive adjectives to agree with the pronoun given in brackets. For example:<br /> - We must work to keep our environment healthy. (you)<br /> You must work to keep your environment healthy.<br /> - You should always pay your income tax before the deadline. (one)<br /> One should always pay one's income tax before the deadline.<br />1. We should work in order to realize our ambitions. (one)<br />¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬-___________________________________________________________<br />2. When you are overworked, you should try to give yourself time to relax. (we)<br />___________________________________________________________<br />3. One can never be sure whether one's intuitions are correct. (you)<br />___________________________________________________________<br />4. If one organizes one's time properly, one can accomplish a great deal. (we)<br />___________________________________________________________<br />5. If you own property, you should protect yourself with a good insurance policy. (one)<br />___________________________________________________________<br />6. We should never be afraid to state our views. (you)<br />___________________________________________________________<br />7. One should try to educate oneself as well as possible. (you)<br />___________________________________________________________<br />8. We should try to teach our children a sense of responsibility. (one)<br />___________________________________________________________<br />9. One can choose one's friends, but one cannot choose one's relatives. (we)_______________________________________________¬¬¬-_________<br />10. We become mature when we learn to trust our own judgement. (you)<br />___________________________________________________________<br />11. You learn from your mistakes. (we)<br />___________________________________________________________<br />12. You should always treat your friends well. (one)<br />___________________________________________________________<br /><br /><br />6. For each of the following sentences, fill in the blank with this or these. Use this to refer to a single person or thing, and use these to refer to more than one person or thing. For example:<br /> ____ is her bicycle.<br /> This is her bicycle.<br />Is ____ jacket too large?<br />Is this jacket too large?<br />1. Does __________ bus go downtown?<br />2. __________ are their suitcases.<br />3. __________ is his camera.<br />4. __________ trees are over one hundred years old.<br />5. Is __________ flower a daffodil?<br />6. __________ women will perform the skit.<br />7. __________ is the main entrance.<br />8. __________ lakes are very deep.<br />9. _________ is their school.<br />10. Are __________ radishes?<br /><br />7. For each of the following sentences, fill in the blank with that or those. Use that to refer to a single person or thing, and use those to refer to more than one person or thing. For example:<br /> ____ is a hovercraft.<br /> That is a hovercraft.<br />1. __________ is his pen.<br />2. __________ girls are Australian.<br />3. Has __________ chair been painted?<br />4. __________ watches are not expensive.<br />5. Does __________ train usually arrive on time?<br />6. Was __________ your friend?<br />7. __________ are my cousins.<br />8. ___________ is a swan.<br />9. Do __________ notebooks belong to you?<br />10. __________ are the places we will visit.<br /><br />8. Rewrite the following sentences, changing the subjects and verbs from the singular to the plural. For example:<br /> Is this ready?<br /> Are these ready?<br />1. This was finished last week.¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬-__________________________________<br />2. Is that radiator working? __________________________________<br />3. This picture is ours. __________________________________<br />4. That has been completed. __________________________________<br />5. This was designed by his aunt. _______________________________<br />6. That does not need to be altered. ______________________________<br />7. This table is made of wood. __________________________________<br />8. Has that student seen the play? _______________________________<br />9. This umbrella is new. __________________________________<br />10. That river flows through the mountains. _______________________<br /><br />9. Rewrite the following sentences, changing the subjects and verbs from the plural to the singular. For example:<br /> These were on sale.<br /> This was on sale.<br /><br /> Are these books interesting?<br /> Is this book interesting?<br /><br /> Those have been useful.<br /> That has been useful.<br /><br /> Those plays were popular.<br /> That play was popular.<br /><br />1. These were necessary.<br />2. Those colors are beautiful.<br />3. Are these bells too loud?<br />4. Have those been polished?<br />5. These shirts are clean.<br />6. Those windows are on the west side of the house.<br />7. Are these correct?<br />8. These boys like to play soccer.<br />9. Those are sufficient.<br />10. Those curtains are crimson.<br /><br />10. Paying attention to correct word order, arrange each of the following sets of words to form questions beginning with interrogative pronouns which are the objects of the verbs. If necessary, add the auxiliary do, does or did. For example:<br /> -you, prefer, which<br /> Which do you prefer?<br /> - they, heard, what<br /> What did they hear?<br /> - we, have found, what<br /> What have we found?<br /> - I, should choose, which<br /> Which should I choose?<br /><br />1. they, have decided, what<br />2. you, want, which<br />3. I, should wear, what<br />4. she, said, what; what did she say?<br />5. he, likes, what does he like?<br />6. you, are reading, what<br />7. one, can do, what<br />8. they, bought, which<br />9. he, will be studying, what<br />10. I, saw, which<br />11. she, expects, what<br />12. they, had discovered, what<br />13. it, costs, what<br />14. you, would have done, what<br />15. he, will submit, which<br />16. she, received, what<br /><br />11. For each of the following sentences, fill in the blank with the interrogative pronoun who or whom. Use who if the pronoun is the subject of the verb, and use whom if the pronoun is the object of the verb or the object of a preposition. For example:<br /> ___ is there?<br /> Who is there?<br /> ____ are we expecting?<br /> Whom are we expecting?<br /> For ____ did you buy the flowers?<br /> For whom did you buy the flowers?<br /><br />1. _______ has read the book?<br />2. To _______ did he give the letter?<br />3. _______ is at the door?<br />4. _______ was awarded the prize?<br />5. _______ did he tell?<br />6. _______ answered the question correctly?<br />7. _______ does she like the best?<br />8. _______ would be the most suitable person for the job?<br />9. For _______ are they waiting?<br />10. _______ has been informed of the situation?<br />11. ________ can we ask?<br />12. _______ will be ready by eight o'clock?<br />13. _______ is watering the flowers?<br />14. _______ did you photograph?<br />15. _______ attended the meeting?<br />16. _______ was at the party?<br />17. _______ could be heard most easily?<br />18. ______ do you believe?<br />19. To _______ did you sell your car?<br />20. ______ will be waiting for us?<br /><br />12. Paying attention to grammatically correct usage, for each of the following sentences, fill in the blank with who, whom or whose. In these sentences, use whose only as a possessive adjective, preceding a noun. For example:<br /> _____ bicycle is leaning against the steps?<br /> Whose bicycle is leaning against the steps?<br /><br />1. By _______ was this written?<br />2. _______ gloves are lying on the table?<br />3. _______ lives here?<br />4. _______ did they help?<br />5. _______ child is this?<br />6. _______ was allowed to enter the competition?<br />7. _______ handwriting is the most legible?<br />8. With _______ was she speaking?<br />9. _______ sang the song?<br />10. _______ does she know?<br />11. _______ shoes are these?<br />12. _______ will make the cake?<br />13. _______ was present?<br />14. _______ curiosity would not be aroused by such a tale?<br />15. _______ will he teach?<br /><br />13. For each of the following sentences, fill in the blank with either what or which. For example:<br /> ____ is happening?<br /> What is happening?<br /><br /> _____ of my coats do you like the best?<br /> Which of my coats do you like the best?<br /><br /> ____ a surprise!<br /> What a surprise!<br /><br />1. _________ time does the train leave?<br />2. _________ of the three schools do you attend?<br />3. _________ is your name?<br />4. _________ a wonderful idea!<br />5. _________ planet is larger, Jupiter or Saturn?<br />6. _________ of your children is the cleverest?<br />7. _________ a mess!<br />8. __________ is your favorite dessert?<br />9. _________ would you prefer, tea or coffee?<br />10. _________ of these bicycles is yours?<br /><br /><br /><br />12. Paying attention to correct word order, use the phrases given in brackets to rewrite the following direct questions as indirect questions. For example:<br /> Who baked the cake? (They will ask)<br /> They will ask who baked the cake.<br /><br /> Whom did you tell? (We want to know)<br /> We want to know whom you told.<br /><br /> To which student had she given the prize? (Did you find out)<br /> Did you find out to which student she had given the prize?<br /><br /> Who was that? (Please tell me)<br /> Please tell me who that was.<br /><br />1. Who are you? (I want to know)<br />2. Who swept the floor? (We will ask)<br />3. For whom did you organize the party? (Tell me)<br />4. Whom had they met? (I asked)<br />5. At what time will you reach the station? (I need to know)<br />6. Which horse won the race? (They will ask)<br />7. Whose answer is correct? (I wonder)<br />8. Which hill did they climb? (We will ask)<br />9. What do you mean? (Please tell us)<br />10. What made that noise? (I wonder)<br />11. Which students are ready? (Will you tell me)<br />12. For what purpose has he called the meeting? (Ask him)<br />13. Whom can we trust? (I am not sure)<br />14. Whose work was chosen? (They will ask)<br />15. Which book has she ordered? (We will find out)<br />16. Who am I? (Do you know)roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-43102572185257296372010-04-12T19:51:00.000-07:002010-04-12T19:54:04.157-07:00conditional ( ENTER )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivxIgn7sXV9rMgs92xfh3qoNBVwujdKRy9iwAyzF0vmQgwnXqUTPhuo5y_XV3GJvjegwhAxjeWUYKrWZNbIwgiZxxNCeTIkfU7Tbci8PBZugjGsemqtrn52s8uLD6z1RF_z4z-B3z1TZsH/s1600/arabian.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 364px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivxIgn7sXV9rMgs92xfh3qoNBVwujdKRy9iwAyzF0vmQgwnXqUTPhuo5y_XV3GJvjegwhAxjeWUYKrWZNbIwgiZxxNCeTIkfU7Tbci8PBZugjGsemqtrn52s8uLD6z1RF_z4z-B3z1TZsH/s400/arabian.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5459449875736617746" /></a><br />CONDITIONAL<br /><br />Pola conditional merupakan bentuk kalimat pengandaian dengan ciri hadirnya kata jika/apabila, yang umumnya dinyatakan dengan kata if. Terdapat dua kategori besar pola pengandaian yakni; the real (factual dan habitual) dan unreal (contrary to the fact). <br /><br />1. Future conditional (conditional type 1) <br />Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi pada waktu mendatang ataupun sekarang jika syarat/kondisi tertentu terpenuhi. <br />If + Subject1 + present simple, Subject2 + (will/can/may/must) + verb1<br />If you marry me, you will have a great fun.<br />If you don’t have any money, you may borrow from me.<br />If you want to enter favorite university, you must study hard.<br />Pelesapan/Penghilangan<br />Should you marry me, you will have a great fun.<br />Should you don’t have any money, you may borrow from me.<br />Should you want to enter favorite university, you must study hard.<br />Menyatakan kebiasaan (habitual);<br />John usually walks to school if he has enough time<br />Kalimat perintah (command);<br />If you go to the post office, please mail this letter for me.<br /><br />2. Present conditional (Conditional type2)<br />Menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ada/terjadi sekarang/belakangan ini.<br />If + Subject1 + simple past, Subject2 + (would/could/might/had to) + verb1/be<br />If you married me, you would have a great fun.<br />You don’t marry me, you don’t have a great fun.<br />(you don’t marry me, so you don’t have a great fun)<br />Roma would tell you about it if he were here.<br /><br />If I were you, I would kill him.<br />Pelesapan/Penghilangan conversion. <br />He would tell you about it if he were here.<br />Were he here, he would tell you about it.<br />If I were you, I would kill him.<br />I am not you. I wont kill him.<br />Were I you, I would kill him.<br />If I had time, I would go to the beach<br />Were I to have time, I would go to the beach.<br /><br />3. Past conditional (Conditional type 3)<br />Menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah terjadi/sudah berlalu.<br />If + Subject1 + past perfect, Subject2 + (would/could/might) + have+V3/been<br /><br />If I had had some water, I could have come to my girl birthday’s party.<br />I didn’t have any water. I couldn’t come to my girl birthday’s party.<br /><br />- If you had had some money, you could have bought the car.<br /> (you didn’t have any money, so you couldn’t buy the car yesterday)<br />- If he had been there, he would have told you about it.<br /> He wasn’t there, so he didn’t tell about it.<br />Pelesapan. <br />- If you have married me, you would have had a great fun.<br /> Had you had married me, you would have had a great fun.<br /><br />- If you had had some money, you could have bought the car.<br /> Had you had some money, you could have bought the car.<br />- If he had been there, he would have told you about it.<br /> Had he been there, he would have told you about it.<br /><br /><br /><br /><br />Put the verb in the brackets into the correct form!<br />1. If I Had realized that Tim was bad driver, I wouldn’t have lent (not/lend) him my car.<br />2. If he had been (be) more confident during the interview, he might have got the job he wanted.<br />3. If you go (go), I shall be very happy.<br />4. If the company ________________(appreciated) Tony’s success in increasing its market, he wouldn’t think of leaving the company.<br />5. If I _had known_¬¬¬____________ (know) you need a camera, I could have lent you mine.<br />6. Had I known you were expecting a call, I wouldn’t have used (not use) the phone so long.<br />7. I’m sure Alan will lend you some money. I would be surprised if he refused (refuse).<br />8. They are expecting us. They will be disappointed if we don’t come (not come).<br />9. If I were offered the job, I would take) it.<br />10. If I sell the car, she will not get much money from it.<br /><br />Change the following conditional sentences into their inversion forms.<br />1. If my father asks you about the scratch on his new car, I will simply tell him that it’s my fault.<br />2. If the company had been fair in giving bonuses, the employees wouldn’t have gone on strike.<br />3. If you want to go, you will have to buy your own ticket.<br />4. The man hit by car yesterday would have died if the doctors hadn’t immediately operated on him.<br />5. If I had known that you were in Bandung, I would have shown you some interesting places.<br />6. If I were her, I wouldn’t lend you the money.<br />7. You wouldn’t be punished if you were honest.<br />8. If you stopped smoking, you would feel healthier. <br />9. They might be angry if I didn’t visit her.<br />10. If the plane had taken off on time, we wouldn’t have been late for the opening of the seminar.<br /><br />Make your own conditionals in response to the questions as shown by the example.<br />Example: are you going to bed now? (I/not/sleep).<br /> No, if I went to bed now, I will not sleep.<br />1. Are you going to catch the 9.45 plane? (we/arrive too early)<br />No, if __________________________________________________<br />2. Is she going to apply for the job? (she/not/get it).<br />No, if __________________________________________________<br />3. People do not understand him because he doesn’t speak well.<br />But if _______________________people______________________<br />4. I can’t meet you tomorrow evening as I have to work.<br />But if _______________________, I _________________________<br />5. I am not going to buy that book because it is too expensive.<br />But if ¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬_________________________, I _______________________<br />6. She didn’t buy the car because she didn’t have enough money on her.<br />If she ______________________, she ________________________<br />7. She didn’t eat anything because she wasn’t hungry.<br />If she ______________________, she ________________________<br />8. She wasn’t injured in the crash because she was wearing a seat-belt. <br />If _________________________, ____________________________<br />9. I was able to buy a car because I saved my idle money.<br />If ______________________________________________________<br />10. We can’t eat lunch in the garden because it is raining.<br />If ______________________________________________________roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-7134090834670849452010-04-11T23:09:00.000-07:002010-04-11T23:13:50.801-07:00kamu yang terindah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5BzeOn-0Wv2qR__alrE2q0PNAFt2CRDKUpg9m2ciCKACey7_XwJNFijQP4gzY9kP1kV7Sw7CxXoxyhI-b8BONO_bbt5Z3TSokTb9F1QG45fMNQIwSt2uY7il5d_CsgutHtqTigjymdQ-k/s1600/N%C3%AD%C3%A4+t%C3%A8a.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5BzeOn-0Wv2qR__alrE2q0PNAFt2CRDKUpg9m2ciCKACey7_XwJNFijQP4gzY9kP1kV7Sw7CxXoxyhI-b8BONO_bbt5Z3TSokTb9F1QG45fMNQIwSt2uY7il5d_CsgutHtqTigjymdQ-k/s400/N%C3%AD%C3%A4+t%C3%A8a.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5459130065533620690" /></a><br /><span style="font-style:italic;"><br />Dear: <br />U<br /><br /> Sendayu aku mengatakan akan datangnya surat ini aku minta maaf sama U jikalau surat ini telah mengganggu beberapa aktifitas dan jadwal U. Aku hanya bisa menulis surat ini untuk U nun jauh disana. Bukannya aku lancang telah mengirimkan surat ini tapi aku tidak diberikan keberanian untuk berbicara secara langsung pada U. Oleh karena itu aku menulis surat ini sebagai rasa yang akan aku ungkapkan ketika aku dilanda dengan kerinduan ingin bicara sama U.<br /> Ada kalanya aku malu dan ada kalanya aku tidak berani untuk mengungkapkan segala isi hatiku pada U. Namun semuany sudah terpola bagiku,,, hanya dengan begitu aku saja aku sudah cukup bahagia walaupu aku hanya bisa melihatmu dari jauh walaupun U tidak akan menyadari semuanya,,,!!!<br /> <br /><a href="http://romanugraha.blogspot.com"></a></span>roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-6223759713123517352010-04-11T23:04:00.000-07:002010-04-11T23:08:50.732-07:00koodifikasi dan penulisan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3P4YU-jTujVoLNOexk5kPIkWt-tmfwaHtfhKcRT2HlCCK2op-tgDLyrtI_pB2pGZNLvlhNnvZEkAgm7jnSXw9F5U3KpOILcSTkyWKQB2OHIO-nd09AqhAxvn2PYe3Q-1eC8CiU3Ghw2wT/s1600/AGNESTIANA.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 365px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3P4YU-jTujVoLNOexk5kPIkWt-tmfwaHtfhKcRT2HlCCK2op-tgDLyrtI_pB2pGZNLvlhNnvZEkAgm7jnSXw9F5U3KpOILcSTkyWKQB2OHIO-nd09AqhAxvn2PYe3Q-1eC8CiU3Ghw2wT/s400/AGNESTIANA.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5459128520250177938" /></a><br />Penulisan Dan Kodifikasi Al-Qur`an<br />Diarsipkan di bawah: Ilmu Al-Qur'an — iaaj @ 5:17 am <br />Penulisan dan kodifikasi (pengumpulan) al-Qur’an dilakukan dalam tiga tahapan: <br />Pertama, Pada masa Nabi Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam<br />Pada masa ini, lebih banyak bergantung kepada hafalan ketimbang tulisan karena daya ingat para shahabat sangat kuat, mereka sangat cepat dalma menghafal dan orang yang pandai tulis-baca langka serta terbatasnya alat-alat tulis. Oleh karena itu, pengkodifikasiannya tidak dimuat di dalam suatu Mushhaf akan tetapi siapa saja yang mendengar satu ayat, dia lalu menghafalnya atau menulisnya sebisanya pada pelepah korma, lembaran dari kulit, batu putih yang tipis dan tulang pundak (binatang), sedangkan para Qurrâ` (pembaca al-Qur’an dan penghafal) nya banyak sekali. <br />Di dalam Shahih al-Bukhariy dari Anas bin Malik radliyallâhu ‘anhu dinyatakan bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam mengutus 70 orang yang dikenal sebagai Qurrâ`. Lalu mereka dihadang oleh dua perkampungan dari Bani Sulaim yaitu Ra’l dan Dzakwan di sebuah tempat bernama Bi`r Ma’ûnah, lalu membunuh mereka. <br />Selain mereka yang telah dibunuh dalam tugas tersebut, juga ada al-Khulafâ` ar-Rasyidun, ‘Abdullah bin Mas’ud, Salim (Mawla Abu Hudzaifah), Ubay bin Ka’b, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu ad-Dardâ` radliyallâhu ‘anhum. <br />Kedua, Pada masa Abu Bakar radliyallâhu ‘anhu, tahun 12 H<br />Sebab utamanya adalah terbunuhnya sejumlah besar para Qurrâ` pada perang Yamamah, diantaranya Salim, Mawla Abu Hudzaifah yang merupakan salah seorang dari kalangan mereka yang Nabi perintahkan agar al-Qur’an ditransfer darinya.<br />Lalu Abu Bakar memerintahkan pengkodifikasian al-Qur’an agar tidak lenyap (dengan banyaknya yang meninggal dari kalangan Qurrâ`). Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam Shahih al-Bukhariy bahwasanya ‘Umar bin al-Khaththab memberikan isyarat agar Abu Bakar melakukan kodifikasi terhadap al-Qur’an setelah perang Yamamah, namun dia belum memberikan jawaban (abstain). ‘Umar terus mendesaknya dan menuntutnya hingga akhirnya Allah melapangkan dada Abu Bakar terhadap pekerjaan besar itu. Lalu dia mengutus orang untuk menemui Zaid bin Tsabit, lantas Zaidpun datang menghadap sementara di situ ‘Umar sudah ada ‘Umar. Kemudian Abu Bakar berkata kepadanya (Zaid), “Sesungguhnya engkau seorang pemuda yang intelek, dan kami tidak pernah menuduh (jelek) terhadapmu. Sebelumnya engkau telah menulis wahyu untuk Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam, karenanya telusuri lagi al-Qur’an dan kumpulkanlah.” Zaid berkata, “Lalu akupun menelusuri al-Qur’an dan mengumpulkannya dari pelepah korma, lembaran kulit dan juga hafalan beberapa shahabat. Ketika itu, Shuhuf (Jamak dari kata Shahîfah, yakni lembaran asli ditulisnya teks al-Qur’an padanya) masih berada di tangan Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian berpindah ke tangan ‘Umar semasa hidupnya, kemudian berpindah lagi ke tangan Hafshoh binti ‘Umar. Mengenai hal ini, Imam al-Bukhariy meriwayatkannya secara panjang lebar. <br />Kaum Muslimin telah menyetujui tindakan Abu Bakar atas hal tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari jasa-jasanya yang banyak sekali. Bahkan ‘Ali sampai-sampai berkata, “Orang yang paling besar pahalanya terhadap mushhaf-mushhaf tersebut adalah Abu Bakar. Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Dialah orang yang pertama kali melakukan kodifikasi terhadap Kitabullah.” <br />Ketiga, Pada masa Amirul Mu’minin, ‘Utsman bin ‘Affan radliyallâhu ‘anhu, tahun 25 H<br />Sebab utamanya adalah timbulnya beragam versi bacaan terhadap al-Qur’an sesuai dengan Shuhuf yang berada di tangan para shahabat, sehingga dikhawatirkan terjadinya fitnah. Oleh karena itu, ‘Utsman memerintahkan agar dilakukan kodifikasi terhadap Shuhuf tersebut sehingga menjadi satu Mushhaf saja agar manusia tidak berbeda-beda bacaan lagi, yang dapat mengakibatkan mereka berselisih terhadap Kitabullah dan berpecah-belah. <br />Di dalam Shahih al-Bukhariy disebutkan bahwa Hudzaifah bin al-Yaman menghadap ‘Utsman seusai penaklukan terhadap Armenia dan Azerbeijan. Dia merasa gelisah dan kalut dengan terjadinya perselisihan manusia dalam beragam versi bacaaan (Qirâ`ah), sembari berkata kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, lakukan sesuatu buat umat sebelum mereka berselisih pendapat terhadap Kitabullah ini seperti halnya yang terjadi terhadap kaum Yahudi dan Nasharani.” <br />Lalu ‘Utsman mengutus seseorang untuk menemui Hafshoh agar menyerahkan kepada beliau Shuhuf (lembaran-lembaran) yang berada di tangannya untuk disalin ke Mushhaf-Mushhaf, kemudian akan dikembalikan naskah aslinya tersebut kepadanya lagi. Hafshohpun menyetujuinya. Lalu ‘Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, ‘Abdullah bin az-Zubair, Sa’id bin al-’Ash, ‘Abdurrahman bin al-Hârits bin Hisyam, lalu merekapun menulis dan menyalinnya ke dalam Mushhaf-Mushhaf. <br />Zaid bin Tsabit adalah seorang Anshar dan tiga orang lainnya berasal dari suku Quraisy. ‘Utsman berkata kepada tiga orang dari Quraisy tersebut, “Bila kalian berselisih pendapat dengan Zaid bin Tsabit mengenai sesuatu dari al-Qur’an tersebut, maka tulislah ia dengan lisan (bahasa) Quraisy, sebab ia diturunkan dengan bahasa mereka.” Merekapun melaksanakan perintah tersebut hingga tatkala proses penyalinannya ke Mushhaf-Mushhaf rampung, ‘Utsmanpun mengembalikan naskah asli kepada Hafshoh, lalu ‘Utsman mengirim ke setiap pelosok satu Mushhaf dari mushhaf-Mushhaf yang telah disalin tersebut dan memerintahkan agar al-Qur’an yang ada pada setiap orang selain Mushhaf itu, baik berupa Shuhuf ataupun Mushhaf agar dibakar. ‘Utsman melakukan hal ini setelah meminta pendapat dari para shahabat radliyallâhu ‘anhum. Hal ini sebagai diriwayatkan oleh Ibn Abi Daud dari ‘Aliy radliyallâhu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Demi Allah, tidaklah apa yang telah dilakukannya (‘Utsman) terhadap Mushhaf-Mushhaf kecuali saat berada di tengah-tengah kami. Dia berkata kepada kami, ‘ Menurut pendapat saya, kita perlu menyatukan manusia pada satu Mushhaf saja dari sekian banyak Mushhaf itu sehingga tidak lagi terjadi perpecahan dan perselisihan.’ Kami menjawab, ‘Alangkah baiknya pendapatmu itu.’” <br />Mush’ab bin Sa’d berkata, “Saya mendapatkan orang demikian banyak ketika ‘Utsman membakar Mushhaf-Mushhaf itu dan mereka terkesan dengan tindakan itu.” Dalam versi riwayat yang lain darinya, “tidak seorangpun dari mereka yang mengingkari tindakan itu dan menganggapnya sebagai bagian dari jasa-jasa Amirul Mukminin, ‘Utsman radliyallâhu ‘anhu yang disetujui oleh semua kaum Muslimin dan sebagai penyempurna dari pengkodifikasian yang telah dilakukan khalifah Rasulullah sebelumnya, Abu Bakar ash-Shiddiq radliyallâhu ‘anhu.” <br />Perbedaan Antara Proses Kodifikasi Pada Masa ‘Utsman dan Abu Bakar <br />Perbedaan antara proses kodifikasi pada masa ‘Utsman dan Abu Bakar, bahwa tujuan pengkodifikasian al-Qur’an pada masa Abu Bakar radliyallâhu ‘anhu adalah menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu Mushhaf sehingga tidak ada satupun yang tercecer tanpa mendorong orang-orang agar bersatu dalam satu Mushhaf saja, dan hal ini dikarenakan belum tampak implikasi yang signifikan dari adanya perbedaan seputar Qirâ`at sehingga mengharuskan tindakan ke arah itu.<br /><br />Sementara tujuan kodifikasi pada masa ‘Utsman adalah menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu Mushhaf namun mendorong orang-orang agar bersatu dalam satu Mushhaf saja. Hal ini, karena adanya implikasi yang sangat mengkhawatirkan dari beragam versi Qirâ`ah tersebut. <br />Jerih payah pengkodifikasian ini ternyata membuahkan mashlahat yang besar bagi kaum Muslimin, yaitu bersatu-padunya umat, bersepakatnya kata serta terbitnya suasana keakraban diantara mereka. Dengan terciptanya hal tersebut, maka kerusakan besar yang ditimbulkan oleh perpecahan umat, tidak bersepakat dalam satu kata serta menyeruaknya kebencian dan permusuhan telah dapat dibuang jauh-jauh. Hal seperti ini terus berlanjut hingga hari ini, kaum Muslimin bersepakat atasnya, diriwayatkan secara mutawatir diantara mereka melalui proses tranfer dari generasi tua kepada generasi muda dengan tanpa tersentuh oleh tangan-tangan jahat dan para penghamba hawa nafsu. Hanya bagi Allah lah, segala puji, Rabb lelangit dan Rabb bumi serta Rabb alam semesta. <br />(Diambil dari buku Ushûl Fi at-Tafsîr, karya Syaikh. Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah, Hal.21-23) <br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-28134458118383939702010-04-09T23:19:00.000-07:002010-04-09T23:21:25.242-07:00MAWAR UNTUK IBU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik_JC9gzJ7Mqiaw_N0TqJ9i1STMgah8BWGRHYM3_vRt40DquOSVVCfo7MMTSXbMClyX65nZkx93PwJrbRUwWCqjPm3_ja3gExHeC3wwDvy5Oz0RENfnfgX3oOHWHCazxbsxAiFXj4rxVZd/s1600/00006431.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik_JC9gzJ7Mqiaw_N0TqJ9i1STMgah8BWGRHYM3_vRt40DquOSVVCfo7MMTSXbMClyX65nZkx93PwJrbRUwWCqjPm3_ja3gExHeC3wwDvy5Oz0RENfnfgX3oOHWHCazxbsxAiFXj4rxVZd/s400/00006431.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458390080007251666" /></a><br />MAWAR UNTUK IBU<br />Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga mawar ibu seribu."<br /><br />Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut! aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.<br /><br />Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya "Ya tentu saja, maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya ?"<br /><br />Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.<br /><br />Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya, Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-5522090801016501922010-04-09T23:01:00.000-07:002010-04-09T23:03:20.347-07:00kimia organik1<br />Kimia Organik<br />1. Structure and Bonding review (11/11)<br />2. Classes of Organic Compounds (11/11)<br />3. Aliphatic Hydrocarbons (11/11)<br />4. Aromatic Hydrocarbons (18/11)<br />5. Chemistry of the Functional Groups (25/11-<br />9/12):<br />• Alcohol & Ethers<br />• Aldehyde & Ketones<br />• Carboxylic Acids & derivates<br />6. Chemical Analysis and Instrumentation (an<br />Introduction) (16-23/12)<br />Introduction<br />Organic chemistry is the chemistry of the compounds of<br />carbon.<br />Inorganic Chemistry: the chemistry of the other ~100<br />elements.<br />Carbon can form more compounds due to its ability to form<br />not only single, double or triple C-C bonds, but also to link up<br />with each other in chains and ring structures.<br />Over 13 million synthetic and natural organic compounds are<br />known – significantly greater than so known inorganic<br />compounds<br />Organic chemicals, those from living organisms (animal,<br />vegetable) were complex and contained C, H, and often N<br />and/or O.<br />Inorganic chemicals (mineral) were simpler, could contain a<br />variety of elements, but only rarely carbon, except for<br />carbonates.<br />covalent bonding<br />- sharing electrons<br />- most common bonding in organic compounds<br />2<br />How to handle variety<br />nomenclature - clear methods for<br />naming structures and reactions<br />structures - organized by functional<br />groups<br />reactions - organized by reaction<br />types (what happens?)<br />reactions - organized by reaction<br />mechanisms (how does it happen?)<br />Classes of organic compounds<br />distinguished according to functional<br />groups they contain<br />a functional group is a group of atoms<br />that is largely responsible for the<br />chemical behavior of the parent<br />molecule<br />all organic compounds are derived<br />from hydrocarbons because they are<br />made up of only H and C<br />3<br />Classes of organic compounds<br />aliphatic hydrocarbons do not contain benzene<br />group/ring<br />aromatic hydrocarbons contain one or more<br />benzene rings<br />Hydrocarbons<br />Aliphatic Aromatic<br />Alkanes Cycloalkanes Alkenes Alkynes<br />Structure and Bonding review<br />4<br />Resonance<br />more than one possible Lewis<br />structure for a compound<br />What's the best Lewis structure?<br />follow the octet rule<br />electronegativity determines the best<br />place to locate charges<br />carbon monoxide (CO)<br />nitromethane (CH3NO2)<br />Resonance structure<br />If one can draw more than one<br />reasonable Lewis structure for a<br />molecule, then that molecule is a<br />hybrid of the structures which may be<br />drawn.<br />Each contributing Lewis structure is a<br />resonance or canonical structure.<br />5<br />Resonance Rules<br />1. All nuclei must be in the same<br />location in every resonance structure;<br />they cannot move.<br />2. Each resonance structure must have<br />the same number of unpaired<br />electrons (eg, 0, 1, 2, etc.).<br />Molecular Geometry From Lewis Structures –<br />electron pair repulsion model<br />Count the number of "electron<br />groups" around the atom. Each<br />unshared pair counts as one group,<br />as does each bond whether single<br />or multiple.<br />If there is more than one resonance<br />structure, use the one with the greater<br />number of bonds attached to the atom<br />in question.<br />6<br />sp3<br />sp2<br />sp<br />Functional Groups<br />characteristic arrangement of atoms that define<br />a family of compounds<br />R represents generic carbon group<br />alcohols: R-O-H<br />ethers: R-O-R<br />carbonyl group ( C=O )<br />aldehydes: RCHO<br />ketones: R2CO<br />carboxyl group ( COO )<br />7<br />Polar Bonds to Carbon<br />C-C bonds are nonpolar<br />C-H bonds are generally considered<br />nonpolar<br />C-X bonds are polarized with carbon<br />d+<br />for X = F, Cl, Br, I, O, S, N<br />C-M bonds are polarized with carbon<br />dfor<br />M = metals<br />Writing Organic Structures<br />Lewis structures<br />- all electrons shown<br />Kekule structures<br />- show bonds as lines<br />- lone pairs sometimes omitted<br />line structures<br />- omit lone pairs<br />- omit hydrogens on carbons<br />- omit carbons<br />(assumed to be at the end of every bond)<br />8<br />3-Dimensional Structures<br />dotted-line / wedge<br />ball-and-stick<br />space-filling<br />Visualizing chemical structures<br />name (common or systematic)<br />condensed formula (as usually typed out)<br />Lewis structure (all atoms and bonds<br />shown)<br />line structure (omit hydrogens, assume<br />carbons at vertices)<br />3-D structure (show bond orientations)<br />ball-and-stick structure (like a molecular<br />model you could make)<br />space-filling model (approximates full size<br />of electron distribution)<br />9<br />Metana, CH4<br />Cari penggambaran struktur bensen dan penisilin<br />Alkanes (alkana)<br />general formula: Cn H2n+2 , n=1,2, …..<br />only single covalent bonds are present<br />also known as saturated hydrocarbons<br />because they contain the maximum number of<br />hydrogen atoms that can bond with the<br />number of carbon atoms present<br />Carbons are sp3 hybridized.<br />Bonds are σ-bonds. C-C bonds ~ 1.54Å; C-H<br />bonds ~ 1.10Å. Bond angles ~ 109o.<br />10<br />CH4, methane (metana)<br />the simplest alkane<br />natural product of the anaerobic<br />bacterial decomposition of vegetable<br />matter under water --- marsh gas<br />Termites are a natural source of<br />methane by digestively breaking down<br />cellulose (from wood) – estimated 170<br />million tons production annually<br />Sewage treatment processes also<br />produced methane<br />Commercially obtained from natural gas<br />Natural gas is a mixture of methane,<br />ethane, and small amount of propane<br />The structure of methane, ethane and<br />propane are straightforward – there is<br />only one way to join C atoms<br />Butane, C4H10 has 2 possible bonding<br />schemes structural isomers n-butane<br />and isobutane<br />11<br />isomers<br />Structural isomer: molecules that<br />have the same molecular formula but<br />different structures<br />in the alkane series, as the number of<br />C atoms increases, the number of<br />structural isomers increases rapidly<br />butane – 2 isomers; decane (C10H22)<br />– 75 isomers and C30H62 has over<br />than 4x108 isomers<br />Tentukan berapa isomer struktur pentana, C5H12 dan gambar<br />strukturnya<br />The first 10 Straight-Chain Alkanes<br />Dekana CH3 – CH2 - CH3 10 -29,7 174,0<br />Nonana CH3 – CH2 - CH3 9 -53,5 150,8<br />Oktana CH3 – CH2 - CH3 8 -56,8 125,7<br />Heptana CH3 – CH2 - CH3 7 -90,6 98,4<br />Heksana CH3 – CH2 - CH3 6 -95,3 68,7<br />Pentana CH3 – CH2 - CH3 5 -129,8 36,1<br />Butana CH3 – (CH2)2 - CH3 4 -138,3 -0,5<br />Propana CH3 – CH2 - CH3 3 -189,7 -42,1<br />Etana CH3 - CH3 2 -183,3 -88,6<br />Metana CH4 1 -182,5 -161,6<br />BP<br />(oC)<br />MP<br />(oC)<br />number<br />of C<br />name formula<br />12<br />Alkane nomenclature<br />based on recommendation of the International Union of Pure and<br />Applied Chemistry (IUPAC)<br />1. Nama utama berdasarkan rantai karbon terpanjang<br />2. Rantai alkana kekurangan 1 atom H disebut gugus<br />alkil, rantai cabang disebut gugus alkil<br />3. Jika 1 atau lebih atom H diganti gugus lain, nama<br />senyawa harus menunjukkan lokasi atom C tempat<br />penggantian tersebut<br />4. Pemberian nomer atom C rantai karbon terpanjang<br />sedemikian rupa sehingga memberikan nomer lebih<br />kecil untuk semua atom C bercabang<br />5. Jika ada lebih dari 1 cabang alkil yang sama<br />digunakan awalan di-, tri-,tetra-, … mengikuti nama<br />alkil.<br />6. Jika ada 2 cabang alkil berbeda, diberi nama sesuai<br />gugus alkil diawali dengan nomer atom C posisi<br />cabang tersebut<br />7. Penamaan dengan cabang unsur mengikuti aturan<br />nomer 6<br />Common alkyl groups<br />t-butil<br />Isopropil<br />n-butil - CH2 – CH2 - CH2 - CH3<br />n-propil - CH2 - CH2 - CH3<br />Etil - CH2 - CH3<br />Metil - CH3<br />Nama Rumus<br />CH3<br />- C – CH3<br />CH3<br />- C - H<br />CH3<br />13<br />Functional groups<br />- CH = CH2 Vinil<br />- NO2 Nitro<br />-I Iodo<br />-Br Bromo<br />-Cl Kloro<br />-F Fluoro<br />- NH2 Amino<br />Gugus fungsional Nama<br />Beri nama senyawa berikut sesuai<br />IUPAC<br />Gambarkan struktur senyawa 2,2-<br />dimetil-3-etilpentana<br />CH3<br />CH3 – C – CH2 – CH – CH2 – CH3<br />CH3<br />CH3<br />14<br />Aliphatic hydrocarbon<br />• alkanes<br />• cycloalkanes<br />• alkenes<br />• alkynes<br />Struktur<br />proyeksi<br />Newman<br />proyeksi<br />Sawhorse<br />15<br />Reaksi kimia alkana<br />• Pembakaran<br />– sangat eksotermis<br />• Halogenasi alkana <br />alkil halida<br />– substitusi 1 atau lebih<br />atom H oleh atom<br />halogen<br />• campuran gas metana<br />dan klor dipanaskan di<br />atas 100 oC atau diiradiasi<br />cahaya dengan λ tertentu<br />4( ) 2( ) 2( ) 2 ( ) 2 2 g g g l CH + O →CO + H O ΔH 0 = −890,4kJ<br />2 6( ) 2( ) 2( ) 2 ( ) 2 7 4 6 g g g l C H + O → CO + H O ΔH 0 = −3119kJ<br />4( g ) 2( g ) 3 ( g ) ( g ) CH + Cl →CH Cl + HCl<br />metil klorida<br />3 ( g ) 2( g ) 2 2 (l ) ( g ) CH Cl + Cl →CH Cl + HCl<br />Jika tersedia gas klor berlebih:<br />metilen klorida<br />2 2 ( g ) 2( g ) 3(l ) ( g ) CH Cl + Cl →CH Cl + HCl<br />kloroform<br />Apakah nama sistematik (sesuai aturan penamaan) untuk metil klorida, metilen klorida<br />dan kloroform?<br />RH + X ⎯U⎯V /⎯pa⎯nas→RX + HX<br />2<br />Alkil halida<br />• Kloroform<br />– cairan volatil untuk anastesi<br />– toksik thd ginjal, hati dan jantung dilarang<br />• Karbon tetraklorida<br />– cairan pembersih noda minyak pada kain<br />– toksik<br />• Metilen klorida<br />– solven untuk de-kafeinasi kopi dan pembersih<br />cat<br />• Klorofluoro karbon<br />16<br />Sikloalkana<br />• Definisi: alkana yang rantai karbon dihubungkan<br />sebagai suatu cincin<br />• Rumus umum: CnH2n, n= 3,4,…..<br />• Yang paling sederhana adalah siklopropana<br />• Merupakan kandungan kimia senyawa<br />kolesterol, testosteron, dan progesteron<br />• Mempunyai 2 geometri berbeda<br />– chair<br />– boat<br />chrysanthemic acid<br />penarik serangga<br />cortisone (a steroid)<br />strain pada sikloalkana<br />sudut dalam poligon = 180(n-2)/n, n jumlah sisi poligon (von Baeyer)<br />in fact, prediksi Baeyer BENAR untuk cincin 3 dan 4 yang mempunyai<br />energi stabilisasi lebih tinggi daripada cincin 5 atau 6 TETAPI geometri<br />cincin >5 bukanlah PLANAR,sudut dalam C>5 mendekati sudut ideal<br />tetrahedral, 109o C5 dan C6 banyak ditemui secara natural<br />C5<br />C6 C8<br />17<br />Penamaan sikloalkana<br />metil siklopentana 1 siklo propil butana<br />18<br />Penamaan sikloalkana<br />1,3 dimetil sikloheksana 1,5 dimetil sikloheksana<br />NOT<br />alkena<br />• disebut juga olefin<br />• mempunyai sekurang-kurangnya 1 ikatan<br />rangkap C=C<br />• Rumus umum Cn H2n n=2,3,4,……<br />• Alkena paling sederhana : C2H4 (etilen<br />atau etena)<br />• Ada di alam cukup banyak<br />19<br />alkena di alam<br />• etilen gas yang berperan dalam proses<br />kematangan buah<br />• α-pinena komponen utama terpentin<br />• β-karoten pigmen oranye pemberi<br />warna wortel, sumber vit A dan memberi<br />perlindungan terhadap penyakit kanker<br />α-pinena<br />β-karoten<br />etilen<br />Tata nama<br />• nama senyawa menunjukkan posisi ikatan rangkaap Clk=Cena<br />• nama senyawa induk/utama berakhiran dengan –ena<br />• nama senyawa induk/utama ditentukan berdasarkan rantai C terpanjang<br />• angka pada nama alkena menyatakan atom C bernomer paling rendah<br />pada rantai yang mengandung ikatan rangkap C=C<br />• nama harus menyatakan isomer geometriknya jika ada<br />• penamaan sikloalkena mengikuti alkena dengan penomeran atom C<br />sedemikian rupa sehingga ikatan rangkap terletak diantara C1 dan C2,<br />dan gugus fungsi/substituen pertama berada pada posisi nomer C paling<br />kecil<br />C=C<br />C-CH2-CH3<br />CH3<br />H<br />CH3<br />H<br />C=C<br />H<br />CH3<br />C-CH2-CH3<br />CH3<br />H<br />4-metil-cis-2-heksena 4-metil-trans-2-heksena 1-metil-sikloheksena<br />1,5-dimetil-siklopentena<br />1,4-sikloheksadiena<br />20<br />Beberapa penamaan karena faktor sejarah, namun diterima oleh IUPAC:<br />• etena etilen<br />• lihat tabel<br />Reaksi pada alkena<br />• Preparasi alkena Cracking<br />– dekomposisi termal senyawa hidrokarbon rantai panjang menjadi<br />senyawa-senyawa yang lebih kecil (rantai pendek)<br />• Reaksi adisi (reaksi 2 senyawa untuk menghasilkan 1 produk<br />tunggal)<br />– hidrogenasi<br />– halogenasi<br />Preparasi alkena<br />• via termal cracking gas alam (alkana C1-<br />C4) dan gasolin rantai lurus (C4-C8)<br />21<br />Halogenasi dan hidrogenasi<br />• HALOGENASI aturan Markovnikov<br />C2H4 + HX CH3CH2X<br />C2H4 + X2 CH2X – CH2X<br />propilena + HBr 2-bromo propana dan atau 1-bromo propana<br />etilena + Br2 1,2 dibromo etana<br />hidrogenasi<br />22<br />TINGKAT STABILITAS:<br />tetrasubstituted > tri-substituted > di- substituted > mono-substituted<br />isomer geometri alkenes<br />rotasimetil di sekitar C-C free, tidak<br />demikian dengan di sekitar C=C <br />sehingga struktur yang diperoleh tidak<br />bersifat mudah interkonversi tanpa<br />pemutusan ikatan<br />kemungkinan terbentuknya isomer<br />geometri<br />ikatan π putus sementara supaya<br />rotasi C-C dimungkinkan energi<br />barier ≥ energi ikatan π ~268 kJ/mol<br />NO<br />YES<br />23<br />stabilitas isomer geometri<br />alkena<br />• cis diklor etilen<br />• trans-diklor etilen<br />C=C<br />Cl<br />H<br />Cl<br />H<br />C=C<br />Cl<br />H<br />H<br />Cl<br />μ= 1,89 D<br />μ= 0 D<br />BP = 60,3 oC<br />BP = 47,5 oC<br />I. Aliphatic hydrocarbon –<br />alkynes<br />II. Aromatic hydrocarbon<br />24<br />Alkynes = Alkuna<br />• Hydrocarbons that contain a C-C triple bond<br />• Paling sederhana, asetilen H-C≡C-H<br />• The triple bond consists of an sp-sp s-bond and two pbonds.<br />• The remaining sp orbital on each carbon is oriented 180o<br />from the former sp orbital and forms a s-bond with another<br />atom.<br />Bonding<br />25<br />Reactions of alkynes<br />• Reduction to an alkene<br />– Geometrical isomerism possible for product, except<br />when alkyne is terminal (has triple bond at end).<br />Each of these<br />reactions is<br />stereoselective in<br />that each yields<br />predominantly<br />one stereoisomer<br />of two or more<br />possible ones.<br />• Reduction to an alkane<br />• Addition of Halogens<br />26<br />• Additions of Hydrogen Halides<br />Hydration of alkynes -<br />tautomerism<br />• Usually the equilibrium favors the ketone (or CH3 - CHO, when<br />the alkyne is acetylene) an acid - base equilibrium; -OH is a<br />stronger acid than -CH3.<br />• Structural isomers which exist in equilibrium with each other are<br />called tautomers.<br />• The particular type of tautomerism shown above is keto - enol<br />tautomerism.<br />27<br />Acidity of Alkynes – Alkynes in Synthesis —<br />• In general, it is possible to convert a terminal<br />alkyne to an anion by removing the terminal<br />hydrogen usually accomplished by using a base<br />which is stronger than an acetylide anion:<br />• The acetylide anion can be used in synthesis, to<br />make larger molecules, by reacting it with alkyl<br />halides in a substitution reaction:<br />• Example problem 1 –<br />• Synthesize 2-hexyne from starting materials<br />which do not contain more than 3 carbons.<br />28<br />Tatanama<br />• mengikuti aturan seperti pada alkana dan<br />alkena, akhiran –una<br />• posisi ikatan rangkap tiga dinyatakan oleh atom<br />C pertama di dekat ikatan<br />• penomeran atom C rantai utama sedemikian<br />rupa sehingga nomer C ikatan rangkap sekecil<br />mungkin<br />6-metil-3-oktuna<br />Tatanama<br />• Jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3 diuna,<br />triuna, dst.<br />• Senyawa dengan 2 macam ikatan rangkap <br />enuna<br />– penomeran C dimulai dari ujung C plg dekat<br />sembarang ikatan rangkap; double bonds<br />nomernya lebih rendah drpd triple bonds<br />1-hepten-6-una<br />4-metil-7-nonen-1-una<br />29<br />Ring structures aromatic rings<br />• when carbons are arranged at the corners of a<br />hexagon with a hydrogen bonded to each carbon<br />and alternating double bonds between carbons<br />• the most basic ring structure is benzene (C6H6)<br />• H- substituted by functional groups variety<br />different molecules<br />• hydrocarbons based on the benzene ring arenes<br />– eg. benzene, toluene, naphtalene<br />• 1825, Michael Faraday isolated a new<br />hydrocarbon from illuminating gas, which he<br />called “bicarburet of hydrogen.”<br />• 1834, Eilhardt Mitscherlich of the University<br />of Berlin prepared the same substance by<br />heating benzoic acid with lime and found it to<br />be a hydrocarbon having the empirical<br />formula CnHn.<br />benzin<br />30<br />• Many trees exude resinous materials called balsams when<br />cuts are made in their bark some are fragrant – exotic oil<br />• Gum benzoin is a balsam obtained from a tree that grows in<br />Java and Sumatra.<br />• “Benzoin” is a word derived from the French equivalent,<br />benjoin, which in turn comes from the Arabic luban jawi,<br />meaning “incense from Java.”<br />• Benzoic acid is itself odorless but can easily be isolated from<br />gum benzoin.<br />• Compounds related to benzene were obtained from similar<br />plant extracts.<br />– tolu tree tolu balsam; 1840 found that distillation of tolu<br />balsam methyl derivative of benzene called toluene<br />Benzene<br />• Benzene is very unreactive<br />– • It gives substitution and not addition products<br />– only one monobromination product of benzene was ever<br />obtained all the hydrogen atoms of benzene are<br />equivalent.<br />• Substitution of one hydrogen by bromine gives the same product<br />as substitution of any of the other hydrogens.<br />– • It combines only with very reactive (usually<br />cationic) electrophiles<br />WHY ????<br />31<br />• 3 premises of August Kekulé (1866)<br />1. Benzene is C6H6.<br />2. All the hydrogens of benzene are<br />equivalent.<br />3. The structural theory requires that there be<br />four bonds to each carbon.<br />• Kekulé advanced: Four bonds to each carbon could be<br />accommodated by a system of alternating single & double<br />bonds with one hydrogen on each carbon.<br />• low reactivity of benzene and its derivatives reflects their<br />special stability.<br />• Kekulé was wrong: Benzene is not cyclohexatriene, nor is it<br />a pair of rapidly equilibrating cyclohexatriene isomers.<br />• 20 centuries later new electronic theory explaining the<br />stability of benzene’s ring<br />Teori Resonansi Struktur Bensena<br />• The two Kekulé structures for benzene have the<br />same arrangement of atoms, but differ in the<br />placement of electrons -- they are resonance forms,<br />and neither one by itself correctly describes the<br />bonding in the actual molecule.<br />• As a hybrid of the two Kekulé structures, benzene is<br />often represented by a hexagon containing an<br />inscribed circle – suggested firstly by Britain<br />chemist: Sir Robert Robinson aromatic sextet:<br />sextet”—the six delocalized electrons of the three<br />double bonds.<br />• Robinson’s symbol is a convenient time-saving<br />shorthand device, but Kekulé-type formulas are<br />better for chemical reaction<br />32<br />• Both Kekulé structures of benzene are of equal<br />energy, and one of the principles of resonance<br />theory is that stabilization is greatest when the<br />contributing structures are of similar energy.<br />• Cyclic conjugation in benzene, then, leads to a<br />greater stabilization than is observed in noncyclic<br />conjugated trienes.<br />• How much greater that stabilization is can be<br />estimated from heats of hydrogenation.<br />Hydrogenation of arenes in the presence of nickel requires high temperatures (100–<br />200°C) and pressures (100 atm).<br />1,3 sikloheksadiena<br />sikloheksena<br />33<br />Properties of Aromatic<br />Compounds —<br />• Cyclic and each atom in the<br />ring is a π-center (uses a p<br />atomic orbital to form π -type<br />bonds), ie, sp2 or sp.<br />• Ring is flat or nearly so<br />• High degree of unsaturation but<br />resistant to addition reactions –<br />generally undergo electrophilic<br />substitution (an electrophilic<br />reagent replaces a hydrogen<br />[usually] attached to the ring).<br />• Unusually stable.<br />• π -Electrons delocalized above<br />and below plane of ring.<br />aromatic heterocycles<br />kina – obat malaria<br />sulfapiridin – antibiotik<br />antipirin –<br />mengurangi<br />demam<br />1887<br />1938<br />1970s<br />1997<br />obat anti-ulcer<br />viagra– drug for<br />male impotence<br />treatment<br />34<br />• p409 Carey<span style="font-weight:bold;"></span>roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-3843381215076223802010-04-09T22:54:00.000-07:002010-04-09T22:57:24.982-07:00HK COLUMB<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdw4Pvd1VglS_uAX6hC03ZsbGmT3z0e6lYbD6nn2JGoA39vckmYN7X94uadJHSCSRiX4Qrx5tnpIGB-fSe-mUJZUuZruaS4Hm-yCnNZ0dbztUT4Na3DZxP6nP3MgoigFJA9_HvGdOggFPk/s1600/00006607.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdw4Pvd1VglS_uAX6hC03ZsbGmT3z0e6lYbD6nn2JGoA39vckmYN7X94uadJHSCSRiX4Qrx5tnpIGB-fSe-mUJZUuZruaS4Hm-yCnNZ0dbztUT4Na3DZxP6nP3MgoigFJA9_HvGdOggFPk/s320/00006607.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458383561167079186" /></a><br />Catatan Kuliah<br />FISIKA DASAR II<br /><br /><br />Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si<br /><br /><br /><br /><br />Hanya dipergunakan di Lingkungan Akademik<br />Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati <br />Bandung<br /> <br />BAB 1. Hukum Coulomb’s<br /><br />Penomena fisika dalam elektromagnetisme telah diteliti sejak permulaan filsuf yunani, mereka mengamati potongan kertas akan menempel pada permukaan batu amber yang telah digosok-gosokan pada kain. Saat ini kita ketahui peristiwa penempelan potongan kertas pada batu amber diakibatkan oleh gaya elektrik. Selain itu filsuf yunani mengamati pada jenis batu (pada umumnya mengandung magnet) kemudian didekatkan pada potongan besi, maka besi akan menempel pada batu. Sekarang kita mengetahui peristiwa antara batu magnet dan besi adalah gaya magnet.<br />Sejak eksplorasi oleh filsuf yunani, penomena sains dalam bidang kelistrikan dan magnet dibangun secara terpisah –sampai 1820, Hans Christian Oersted menemukan hubungan mereka: sebuah aliran arus pada kawat dapat membelokan batang magnet kompas. Kejadian menarik ini tercipta ketika Oersted mempersiapkan demonstrasi kuliah untuk para mahasiswanya.<br />Sains bidang elektromagnetisme dikembangkan oleh para peneliti berabad-abad lamanya. Salah satu yang terbaik adalah Michael Faraday, mampu mengabungkan kemampuan eksperimen dan visualisasi penomena kelistrikan dan magnetisme. Kemudian pada pertengahan abad-19, James Clerk Maxwell mampu mengembangkan ide-ide Faraday ke dalam persamaan matematik, menambahkan idenya, menghasilkan elektromagnetisme ke dalam basis teoritikal.<br />Muatan Listrik<br />Setiap benda mengandung muatan listrik yang sangat banyak. Muatan listrik adalah karateristik intrinsik fundamental dan menjadi penyusun materi partikel, hal ini, adalah sifat yang selalu hadir secara langsung ketika kehadiran partikel dimanapun berada.<br />Muatan pada benda yang digunakan dalam kehidupan sehari hari biasanya tersembunyi dikarenakan setiap benda memiliki dua jenis muatan: muatan negatif dan muatan positif. Pada kondisi muatan setimbang maka benda disebut netral secarakelistrikan. Ketidaksitimbangan digambarkan sebagai jumlah dari muatan possitif dan muatan negatif yang terkandung pada benda.<br /> Benda bermuatan dapat saling berinteraksi satu sama lain. Untuk menujukan hal ini, kita memberikan muatan pada batang kaca dengan menggosokanya pada kain sutra. Pada permukaan kaca dan kain sutra menyebabkan terjadi perpindahan muatan satu sama lain, menyebabkan terjadinya perubahan muatan yang dikandung keduanya. Ketika batang tersebut diisolasi dari lingkungan sekitar (sehingga kandungan muatan tidak berubah), kemudian kita bawa muatan sejenis (batang kaca) maka benda terisolasi akan saling tolak menolah. Sedangkan, ketika kita bawa batang kaca yang telah digosokan bulu maka batang kaca akan tarik menarik. Peristiwa ini adalah fenomena alam dan sering disebut gaya elektrostatik – atau gaya elektrik.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar.<br />Konduktor dan Insulator<br />Kita dapat menbagi material secara umum dari kemapuan melewatkan elektron. Konduktor adalah material yang mampu melewatkan elektron secara bebas; sebagai contoh adalah logam, tubuh manusia, dan air keran. Non-konduktor – sering disebut Insulator – adalah material yang tidak mampu melewatkan elektron secara bebas; seperti karet, plastik, gelas, keramik, dan air murni. Semikonduktor adalah material yang memiliki kemampuan mengalirkan elektron diantara konduktor dan insulator; seperti bahan silikon dan germanium, bahan ini banyak digunakan dalam peralatan elektronik. Superkonduktor adalah material yang mampu secara sempurna mampu melewatkan elektron tanpa hambatan. Pada materi ini yang dibahas hanya konduktor dan insulator.<br />Sifat konduktor dan insulator dipengaruhi oleh struktur dan sifat listrik atom secara alamiah. Atom terdiri dari muatan positif proton, muatan negatif elektron, dan kelistrikan neutron. Proton dan neutron berada pada inti atom yang sebut nucleus. Satu muatan elektron dan satu muatan proton memiliki besar yang sama namun memiliki arah yang berbeda dalam tanda. oleh karena itu, secara kelistrikan atom netral memiliki jumlah elektron dan proton yang seimbang. Sebagai contoh, ketika atom-atom tembaga bergabung dan membentuk padatan besar, maka elektron yang paling jauh dari inti atom (dan memiliki ikatan yang lemah) elektron menjadi bergerak bebas dibagian solid, menjadikan atom bermuatan positif (ion positif). Hal ini kita sebut konduksi elektron.<br />Hukum Coulomb’s<br />Ketika dua partikel saling didekatkan, maka partikel akan mengalami gaya interaksi – gaya elektrostatik – satu sama lain. Ketika partikel memiliki muatan sejenis (positif – positif atau negatif – negatif) maka gaya elektrostatis yang dialami saling tolak menolak. Sedangakan jika muatan yang dikandung partikel berbeda jenis (positif – negatif) maka gaya elektrostatis akan saling tarik menarik. Gaya elektrostatik digambarkan dalam persamaan matematik; persamaan ini hasil eksperimen Charle-Augustin de Coulomb pada tahun 1785.<br />F ⃗=k (q_1 q_2)/r^2 "r" ̂<br />Dengan "r" ̂ adalah vektor satuan vektor arah diantara dua partikel, r adalah jarak antara partikel, dan k adalah konstanta. <br />SI – Satuan Internasional – muatan listrik adalah Coulomb. Untuk mendapatkan besar muatan diturunkan dari satuan SI arus listrik ampere. Arus listrik adalah laju dq/dt gerak muatan pada suatu titik. <br />i=dq/dt " (arus listrik)" <br />Dengan i adalah arus listrik (dalam ampere) dan dq (dalam coulomb) adalah gerak muatan pada suatu titik atau daerah pada suatu waktu dt (dalam detik).<br />1 C=(1 A)(1 s)<br />Konstanta gaya elektrostatik didapatkan sebesar <br />k=1/(4πε_0 )=8.99×〖10〗^9 "N∙" "m" ^"2" "/" "C" ^"2" <br />Kuantitas ε_0, disebut konstanta permitivitas, diturunkan secara terpisah dalam kuantitas<br />ε_0=8.85×〖10〗^(-12) " " "C" ^"2" "/N∙" "m" ^"2" <br />Ketika terdapat n muatan partikel, mereka masing-masing berinteraksi secara seimbang, dan gaya yang dialami salah satu dari mereka, kita sebut partikel 1, maka gaya yang dialami adalah total gaya elektrostatik<br />F ⃗_(1,total)=F ⃗_1,2+F ⃗_1,3+F ⃗_1,3+⋯+F ⃗_(1,N)<br />Sebagai contoh, F ⃗_1,2 adalah gaya elektrostatik pada partikel 1 akibat kehadiran partikel 2.<br />Muatan itu terkuantisasi<br />Hasil eksperimen menunjukan bahwa aliran elektron tidak bersifat kontinu tetapi berbentuk perkalian dari nilai muatan dasar elektron. Untuk positif dan negatif mengikuti persamaan dibawah<br />q=ne, n=±1,±2,±3,……<br />Ketika satuan fisika seperti muatan memiliki nilai diskrit dibandingkan dengan nilai tertentu, dapat kita katakan satuan tersebut terkuantisasi. Nilai tersebut hanya mungkin, sebagai contoh muatan pada suatu partikel tidak memiliki muatan atau muatan 15e atau -3e, tetapi tidak mungkin memiliki nilai pecahan, seperti 5,67e.<br /> <br />BAB 2. Medan Listrik<br /><br />Pembahasan sebelumnya menjelaskan bagaimana sebuah partikel 1 dengan muatan q_1ketika didekatkan kepada partikel 2 dengan muatan q_2 ternyata partikel saling berinteraksi satu sama lain. Timbul pertanyaan: Bagaiman partikel 1 dapat merasakan kehadiran partikel 2? Padahal partikel tidak saling bersentuhan, bagaimana partikel 2 dapat mendorong pada partikel 1 – bagaimana terdapat “aksi pada jarak jauh” tanpa hubungan diantara 2 partikel?.<br />Kita dapat menjawab pertanyaan itu dengan mengasumsikan partikel 2 menghasilkan medan listrik disekeliling dirinya. Ketika partikel 1 ditempatkan pada suatu daerah, maka partkel 1 akan merasakan kehadiran partikel 2 dikarenakan oleh pengaruh medan listrik partikel pada titik tersebut. Mengakibatkan, partikel 2 mampu memberikan gaya tanpa menyentuh partikel 1 tetapi dikarenakan oleh medan listrik yang dihasilkan oleh partikel 2.<br />Medan Listrik<br />Medan listrik adalah vektor medan (vector field); berisi dstribusi vektor, satu untuk setiap daerah disekitar muatan. Secara prinsip kita dapat mengartikan medan listrik pada suatu titik yang dekat dengan muatan adalah dengan cara menempatkan muatan uji positif +q_0 kemudian mengukur gaya elektrostatik yang dirasakan oleh muatan uji. Maka medan listrik muatan pada titik tersebut adalah hasil bagi antara gaya elektrostatik yang dirasakan dengan nilai muatan uji.<br />E ⃗=F ⃗/q_0 " (medan listrik)" <br />Sehingga, besar medan listrik E ⃗ adalah E ⃗=F ⃗/q_0, dan arah E ⃗ adalah searah dengan gaya F ⃗ yang mengenai muatan uji positif. SI untuk medan listrik adalah newton per coulomb (N/C)<br />Garis Medan Listrik<br />Michael Faraday, memperkenalkan konsep medan lsitrik pada abad ke-19, daerah sekeliling muatan listrik dipenuhi oleh garis gaya. Dengan mengambil asumsi yang sama maka kita dapat menyimpulkan hal yang sama untuk medan listrik maka disebut garis medan listrik.<br />Hubungan antara medan garis dengan vektor medan listrik adalah: (1). Pada setiap titik, arah dari garis medan lurus atau tangensial dari kurva garis medan menunjukan arah dari E ⃗ pada titik tersebut, dan (2) garis medan digambarkan oleh jumlah garis per – satuan luas, diukur pada luasan daerah yang tegak lurus garis, sebanding dengan besar dari E ⃗. Ketika, E besar maka garis medan listrik sangat rapat sedangkan jika E kecil maka garis medan listrik sangat jarang.<br /><br />Gambar garis medan listrik<br />Medan listrik pada muatan titik<br />Untuk menemukan medan listrik pada sebuah muatan titik q (atau partikel bermuatan) pada sebuah titik dengan jarak r dari muatan tersebut, maka ketika kita tempatkan muatan uji positif q_0 maka muatan uji akan mengalami gaya elektrostatik sebesar<br />F ⃗=k (qq_0)/r^2 "r" ̂<br />arah gaya F ⃗ yang dialami akan memiliki arah keluar dari muatan q positif dan akan masuk jika muatan q negatif. Maka vektor medan elektrik adalah<br />E ⃗=F ⃗/q_0 =k q/r^2 "r" ̂<br />Kita dapat secara cepat medan listrik total akibat kehadiran medan listrik untuk banyak muatan. Ketika menempatkan muatan uji positif q_0 dekat n muatan q_1,q_2,q_3,……… ,q_n. Maka gaya total gaya F ⃗dari n muatan pada muatantitik adalah<br />F ⃗_0=F ⃗_01+F ⃗_02+F ⃗_03+⋯+F ⃗_0n<br />Dan medan listrik pada muatan uji<br />E ⃗=F ⃗_0/q_0 =F ⃗_01/q_0 +F ⃗_02/q_0 +F ⃗_03/q_0 +⋯+F ⃗_0n/q_0 <br />E ⃗=E ⃗_1+E ⃗_2+E ⃗_3+⋯+E ⃗_n<br /><br /><br /><br /><br /><br />Medan listrik muatan dipole<br /><br /><br /><br />Gambar. Dipole medan listrik, vektor medan listrik E ⃗_((+)) dan E ⃗_((-)) pada titik P.<br />Medan listrik E ⃗ pada titik P adalah medan listrik – akibat E ⃗_((+)) dan E ⃗_((-)) menghasilkan dipole – pada arah-z. Akibat superposisi medan lsitrik maka besar medan listrik adalah<br />E ⃗=E ⃗_((+))+E ⃗_((-))<br />E ⃗=1/(4πε_0 ) q/〖r_((+))〗^2 -1/(4πε_0 ) q/〖r_((-))〗^2 <br />E ⃗=1/(4πε_0 ) q/(z-1/2 d)^2 -1/(4πε_0 ) q/(z+1/2 d)^2 <br />Dengan memanfaatkan aljabar didapatkan persamaan<br /> E ⃗=q/(4πε_0 z^2 ) (1/(1-d/2z)^2 -1/(z+d/2z)^2 )<br />E ⃗=q/(4πε_0 z^2 ) ((2d/z)/(1-(d/2z)^2 )^2 )=q/(2πε_0 z^3 ) (d/(1-(d/2z)^2 )^2 )<br />Pada jarak yang sangat jauh maka d/2z≪1.<br />E=1/(2πε_0 ) qd/z^3 <br />Perkalian qd, perkalian antara dua sifat intrinsik q dan d dari dipole, adalah besar p adalah vektor satuan sebagai momen dipole listrik. <br />E=1/(2πε_0 ) p/z^3 <br />Medan listrik kawat bermuatan<br />Selama ini kita tahu mempelajari medan listrik akibat muatan titik, satu atau lebih. Sekarang akan membahas muatan dalam bentuk distribusi muatan pada sebuah batang panjang. Kita dapat menyebut distribusi ini adalah distribusi kontinu dibandingkan disktrit. <br />Tabel. Pengukuran Muatan Listrik<br />Nama Simbol Notasi SI<br />Muatan <br />Densitas Muatan Garis<br />Densitas Muatan Permukaan <br />Densitas Muatan Volume q<br />λ<br />σ<br />ρ C<br />C/m<br />C/m2<br />C/m3<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar. Cicin dengan muatan positif tersebar merata. Bagian kecil dengan ds. Maka dE ⃗ pada titik P. Maka komponen dE ⃗ sepanjang sumbu-z adalah dE ⃗ cosθ.<br />Pilih ds adalah bagian kecil dari cicin kawat. Maka λ adalah muatan persatuan panjang, maka bagaian muatan sebesar<br />dq=λ ds<br />Bagian kecil muatan ini menghasilkan bagain kecil medan listrik dE pada titik P, dan berjarak r dari bagian ds.<br />dE=1/(4πε_0 ) dq/r^2 =1/(4πε_0 ) (λ ds)/r^2 <br />Atau<br />dE=1/(4πε_0 ) (λ ds)/(z^2+R^2 )^2 <br />Dan dE memiliki sudut θ terhadap sumbu utama. Komponen dE pada gambar memiliki arah dE cosθ.<br />cosθ=z/r=z/(z^2+R^2 )^2 <br />dE cosθ=1/(4πε_0 ) (zλ ds)/(z^2+R^2 )^(3/2) <br />Maka medan listrik seluruh bagain adalah<br />E=∫▒〖dE cosθ 〗=1/(4πε_0 ) (zλ )/(z^2+R^2 )^(3/2) ∫_0^2πR▒ds<br />Didapatkan<br />E=zλ2πR/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )=zq/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )<br />Pada posisi P yang sangat jauh (z≫R). Maka bentuk z^2+R^2 dapat aproksimasi menjadi z^2.<br />E=q/(4πε_0 z^2 )<br />Medan Listrik Bentuk Cakram<br />Untuk mendapatkan medan listrik oleh muatan dalam bentuk cakram, dengan radius r dan lingkaran dr. Maka σ adaah muatan perunit luas, pada cicin adalah<br />dq=σdA=σ(2πrdr)<br />Pada penjelasan sebelumnya, medan listrik cincin adalah<br />dE=zσ2πrdr/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )<br />Maka kita dapat menulisnya menjadi<br />dE=zσ/〖4ε〗_0 2rdr/(z^2+R^2 )^(3/2) <br />Kita dapat membentuknya menjadi<br />E=∫▒dE=zσ/〖4ε〗_0 ∫_0^R▒〖(z^2+R^2 )^(-3/2) (2r)dr〗<br />Untuk menyelesaikan integral, dalam bentuk ∫▒〖X^m dX〗 dengan membentuk X=(z^2+r^2 ), m=-3/2, dan dX=2rdr. Maka<br />∫▒〖X^m dX〗=X^(m+1)/(m+1)<br />Dan <br />E=zσ/〖4ε〗_0 [(z^2+R^2 )^(-1/2)/(-1/2)]_0^R<br />Menjadi<br />E=zσ/〖4ε〗_0 (1-z/√(z^2+R^2 ))<br />Jika R→∞ disaat z tak terbatas. Maka persamaan direduksi menjadi<br />E=σ/〖2ε〗_0 <br />BAB 3. Medan Listrik II<br /><br />Salah satu tujuan utama dari ilmu fisika adalah mencari cara termudah dalam permasalahan yang kompleks. Salah satu alat utama dalam fisika dalam mencapai tujuan ini mengunakan konsep simetri. Dalam beberapa distribusi muatan tertentu dapat mengunakan konsep simetri, kita dapat mengunakan persamaan yang sudah ada yang disebut Hukum Gauss (1777-1855). Gauss mengunakan hipotesis (imaginer) permukaan tertutup yang melingkupi/menutupi distribusi muatan, sering disebut Permukaan Gauss, dapat berbentuk apa saja, tetapi permukaan dapat efisien dalam perhitungan medan listrik sehingga diperlukan bentuk simetri terhadap distribusi muatan.<br />Fluks Medan Listrik<br /><br /> <br /><br />Oleh karena itu, seperti pada gambar diatas, suatu aliran udara mengalir secara merata dengan kecepatan v ⃗ pada permukaan dengan luas A. Kita dapat mengartikan Φ sebagai arus laju volume (volume persatuan waktu) pada aliran udara yang melewati permukaan. Nilai laju bergantung terhadap sudut antara kecepatan v ⃗ dan bidang permukaan. Jika v ⃗ tegak lurus terhadap bidang permukaan, maka laju Φ sebanding dengan vA. Sedangkan jika kecepatan v ⃗ paralel dengan bidang permukaan maka tidak terdapat aliran udara yang melewati bidang permukaan sehingga nilai laju Φ sebanding dengan nol. Dalam kondisi sudut θ menengah, laju Φ bergantung pada komponen dari arah normal v ⃗ terhadap bidang permukaan, dan komponen itu adalah v cosθ, sehingga laju aliran volume adalah<br />Φ=(v cosθ )A<br />Pengertian dari aliran terhadap permukaan ini adalah salah satu contoh dari – Fluks. Bentuk diatas dapat kita rubah menjadi bentuk vektor dengan mendefinisikan vektor luas - A ⃗ adalah vektor yang memiliki besar dengan luas dari bidang permukaan dan searah dengan normal pada bidang permukaan. Sehingga kita dapat menuliskan kembali persamaan diatas menjadi hasil skalar (perkalian dot) antara vektor v ⃗ aliran udara dengan vektor luas A ⃗.<br />Fluks Medan Magnet<br /> <br /><br /><br />Untuk mendefinisikan fluks medan magnet, perhatikan gambar diatas, yaitu permukaan gaussian (tidak simetri) masuk ke dalam medan listrik tak merata, kita dapat membagi permukaan gaussian menjadi bagian-bagian kecil dengan luas ∆A, bagian ini sangat kecil sehingga menghilangkan sifat kurva dan dianggap luasan persegi. Pada gambar terlihat contoh-contoh daerah bidang permukaan yang terkena medan listrik terdapat vektor luasan ∆A ⃗ saling tegak lurus dengan vektor medan listrik E ⃗, dan vektor luasan ∆A ⃗ dengan vektor medan listrik E ⃗. Maka kita dapat asumsikan fluks medan listrik pada seluruh permukaan gaussian adalah<br />Φ=∑▒〖E ⃗∙∆A ⃗ 〗<br />Definisi eksak fluks medan listrik pada permukaan tertutup adalah dengan menjadikan bagain luasan permukaan menjadi sangat kecil dan mendekati diferensial limit dA. Dan vektor limit diferensial menjadi dA ⃗. Dan jumlah seluruhnya menjadi bentuk integral dan kita dapatkan definisi dari fluks medan listrik.<br />Φ=∮▒〖E ⃗∙dA ⃗ 〗<br />Hukum Gauss<br />Hukum gaus menghubungkan fluks total Φ pada medan listrik yang melewati permukaan tertutup (pada permukaan gaussian) sebanding dengan muatan total yang dilingkupi oleh permukaan. <br />εΦ=q_tertutup " (hukum gauss)" <br />Dengan menggunakan persamaan sebelumnya maka persamaan menjadi<br />ε∮▒〖E ⃗∙dA ⃗ 〗=q_tertutup<br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-36570776911826758882010-04-09T22:51:00.000-07:002010-04-09T22:57:24.987-07:00HK.COLUMB BAGIAN 2BAB 1. Hukum Coulomb’s<br /><br />Penomena fisika dalam elektromagnetisme telah diteliti sejak permulaan filsuf yunani, mereka mengamati potongan kertas akan menempel pada permukaan batu amber yang telah digosok-gosokan pada kain. Saat ini kita ketahui peristiwa penempelan potongan kertas pada batu amber diakibatkan oleh gaya elektrik. Selain itu filsuf yunani mengamati pada jenis batu (pada umumnya mengandung magnet) kemudian didekatkan pada potongan besi, maka besi akan menempel pada batu. Sekarang kita mengetahui peristiwa antara batu magnet dan besi adalah gaya magnet.<br />Sejak eksplorasi oleh filsuf yunani, penomena sains dalam bidang kelistrikan dan magnet dibangun secara terpisah –sampai 1820, Hans Christian Oersted menemukan hubungan mereka: sebuah aliran arus pada kawat dapat membelokan batang magnet kompas. Kejadian menarik ini tercipta ketika Oersted mempersiapkan demonstrasi kuliah untuk para mahasiswanya.<br />Sains bidang elektromagnetisme dikembangkan oleh para peneliti berabad-abad lamanya. Salah satu yang terbaik adalah Michael Faraday, mampu mengabungkan kemampuan eksperimen dan visualisasi penomena kelistrikan dan magnetisme. Kemudian pada pertengahan abad-19, James Clerk Maxwell mampu mengembangkan ide-ide Faraday ke dalam persamaan matematik, menambahkan idenya, menghasilkan elektromagnetisme ke dalam basis teoritikal.<br />Muatan Listrik<br />Setiap benda mengandung muatan listrik yang sangat banyak. Muatan listrik adalah karateristik intrinsik fundamental dan menjadi penyusun materi partikel, hal ini, adalah sifat yang selalu hadir secara langsung ketika kehadiran partikel dimanapun berada.<br />Muatan pada benda yang digunakan dalam kehidupan sehari hari biasanya tersembunyi dikarenakan setiap benda memiliki dua jenis muatan: muatan negatif dan muatan positif. Pada kondisi muatan setimbang maka benda disebut netral secarakelistrikan. Ketidaksitimbangan digambarkan sebagai jumlah dari muatan possitif dan muatan negatif yang terkandung pada benda.<br /> Benda bermuatan dapat saling berinteraksi satu sama lain. Untuk menujukan hal ini, kita memberikan muatan pada batang kaca dengan menggosokanya pada kain sutra. Pada permukaan kaca dan kain sutra menyebabkan terjadi perpindahan muatan satu sama lain, menyebabkan terjadinya perubahan muatan yang dikandung keduanya. Ketika batang tersebut diisolasi dari lingkungan sekitar (sehingga kandungan muatan tidak berubah), kemudian kita bawa muatan sejenis (batang kaca) maka benda terisolasi akan saling tolak menolah. Sedangkan, ketika kita bawa batang kaca yang telah digosokan bulu maka batang kaca akan tarik menarik. Peristiwa ini adalah fenomena alam dan sering disebut gaya elektrostatik – atau gaya elektrik.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar.<br />Konduktor dan Insulator<br />Kita dapat menbagi material secara umum dari kemapuan melewatkan elektron. Konduktor adalah material yang mampu melewatkan elektron secara bebas; sebagai contoh adalah logam, tubuh manusia, dan air keran. Non-konduktor – sering disebut Insulator – adalah material yang tidak mampu melewatkan elektron secara bebas; seperti karet, plastik, gelas, keramik, dan air murni. Semikonduktor adalah material yang memiliki kemampuan mengalirkan elektron diantara konduktor dan insulator; seperti bahan silikon dan germanium, bahan ini banyak digunakan dalam peralatan elektronik. Superkonduktor adalah material yang mampu secara sempurna mampu melewatkan elektron tanpa hambatan. Pada materi ini yang dibahas hanya konduktor dan insulator.<br />Sifat konduktor dan insulator dipengaruhi oleh struktur dan sifat listrik atom secara alamiah. Atom terdiri dari muatan positif proton, muatan negatif elektron, dan kelistrikan neutron. Proton dan neutron berada pada inti atom yang sebut nucleus. Satu muatan elektron dan satu muatan proton memiliki besar yang sama namun memiliki arah yang berbeda dalam tanda. oleh karena itu, secara kelistrikan atom netral memiliki jumlah elektron dan proton yang seimbang. Sebagai contoh, ketika atom-atom tembaga bergabung dan membentuk padatan besar, maka elektron yang paling jauh dari inti atom (dan memiliki ikatan yang lemah) elektron menjadi bergerak bebas dibagian solid, menjadikan atom bermuatan positif (ion positif). Hal ini kita sebut konduksi elektron.<br />Hukum Coulomb’s<br />Ketika dua partikel saling didekatkan, maka partikel akan mengalami gaya interaksi – gaya elektrostatik – satu sama lain. Ketika partikel memiliki muatan sejenis (positif – positif atau negatif – negatif) maka gaya elektrostatis yang dialami saling tolak menolak. Sedangakan jika muatan yang dikandung partikel berbeda jenis (positif – negatif) maka gaya elektrostatis akan saling tarik menarik. Gaya elektrostatik digambarkan dalam persamaan matematik; persamaan ini hasil eksperimen Charle-Augustin de Coulomb pada tahun 1785.<br />F ⃗=k (q_1 q_2)/r^2 "r" ̂<br />Dengan "r" ̂ adalah vektor satuan vektor arah diantara dua partikel, r adalah jarak antara partikel, dan k adalah konstanta. <br />SI – Satuan Internasional – muatan listrik adalah Coulomb. Untuk mendapatkan besar muatan diturunkan dari satuan SI arus listrik ampere. Arus listrik adalah laju dq/dt gerak muatan pada suatu titik. <br />i=dq/dt " (arus listrik)" <br />Dengan i adalah arus listrik (dalam ampere) dan dq (dalam coulomb) adalah gerak muatan pada suatu titik atau daerah pada suatu waktu dt (dalam detik).<br />1 C=(1 A)(1 s)<br />Konstanta gaya elektrostatik didapatkan sebesar <br />k=1/(4πε_0 )=8.99×〖10〗^9 "N∙" "m" ^"2" "/" "C" ^"2" <br />Kuantitas ε_0, disebut konstanta permitivitas, diturunkan secara terpisah dalam kuantitas<br />ε_0=8.85×〖10〗^(-12) " " "C" ^"2" "/N∙" "m" ^"2" <br />Ketika terdapat n muatan partikel, mereka masing-masing berinteraksi secara seimbang, dan gaya yang dialami salah satu dari mereka, kita sebut partikel 1, maka gaya yang dialami adalah total gaya elektrostatik<br />F ⃗_(1,total)=F ⃗_1,2+F ⃗_1,3+F ⃗_1,3+⋯+F ⃗_(1,N)<br />Sebagai contoh, F ⃗_1,2 adalah gaya elektrostatik pada partikel 1 akibat kehadiran partikel 2.<br />Muatan itu terkuantisasi<br />Hasil eksperimen menunjukan bahwa aliran elektron tidak bersifat kontinu tetapi berbentuk perkalian dari nilai muatan dasar elektron. Untuk positif dan negatif mengikuti persamaan dibawah<br />q=ne, n=±1,±2,±3,……<br />Ketika satuan fisika seperti muatan memiliki nilai diskrit dibandingkan dengan nilai tertentu, dapat kita katakan satuan tersebut terkuantisasi. Nilai tersebut hanya mungkin, sebagai contoh muatan pada suatu partikel tidak memiliki muatan atau muatan 15e atau -3e, tetapi tidak mungkin memiliki nilai pecahan, seperti 5,67e.<br /> <br />BAB 2. Medan Listrik<br /><br />Pembahasan sebelumnya menjelaskan bagaimana sebuah partikel 1 dengan muatan q_1ketika didekatkan kepada partikel 2 dengan muatan q_2 ternyata partikel saling berinteraksi satu sama lain. Timbul pertanyaan: Bagaiman partikel 1 dapat merasakan kehadiran partikel 2? Padahal partikel tidak saling bersentuhan, bagaimana partikel 2 dapat mendorong pada partikel 1 – bagaimana terdapat “aksi pada jarak jauh” tanpa hubungan diantara 2 partikel?.<br />Kita dapat menjawab pertanyaan itu dengan mengasumsikan partikel 2 menghasilkan medan listrik disekeliling dirinya. Ketika partikel 1 ditempatkan pada suatu daerah, maka partkel 1 akan merasakan kehadiran partikel 2 dikarenakan oleh pengaruh medan listrik partikel pada titik tersebut. Mengakibatkan, partikel 2 mampu memberikan gaya tanpa menyentuh partikel 1 tetapi dikarenakan oleh medan listrik yang dihasilkan oleh partikel 2.<br />Medan Listrik<br />Medan listrik adalah vektor medan (vector field); berisi dstribusi vektor, satu untuk setiap daerah disekitar muatan. Secara prinsip kita dapat mengartikan medan listrik pada suatu titik yang dekat dengan muatan adalah dengan cara menempatkan muatan uji positif +q_0 kemudian mengukur gaya elektrostatik yang dirasakan oleh muatan uji. Maka medan listrik muatan pada titik tersebut adalah hasil bagi antara gaya elektrostatik yang dirasakan dengan nilai muatan uji.<br />E ⃗=F ⃗/q_0 " (medan listrik)" <br />Sehingga, besar medan listrik E ⃗ adalah E ⃗=F ⃗/q_0, dan arah E ⃗ adalah searah dengan gaya F ⃗ yang mengenai muatan uji positif. SI untuk medan listrik adalah newton per coulomb (N/C)<br />Garis Medan Listrik<br />Michael Faraday, memperkenalkan konsep medan lsitrik pada abad ke-19, daerah sekeliling muatan listrik dipenuhi oleh garis gaya. Dengan mengambil asumsi yang sama maka kita dapat menyimpulkan hal yang sama untuk medan listrik maka disebut garis medan listrik.<br />Hubungan antara medan garis dengan vektor medan listrik adalah: (1). Pada setiap titik, arah dari garis medan lurus atau tangensial dari kurva garis medan menunjukan arah dari E ⃗ pada titik tersebut, dan (2) garis medan digambarkan oleh jumlah garis per – satuan luas, diukur pada luasan daerah yang tegak lurus garis, sebanding dengan besar dari E ⃗. Ketika, E besar maka garis medan listrik sangat rapat sedangkan jika E kecil maka garis medan listrik sangat jarang.<br /><br />Gambar garis medan listrik<br />Medan listrik pada muatan titik<br />Untuk menemukan medan listrik pada sebuah muatan titik q (atau partikel bermuatan) pada sebuah titik dengan jarak r dari muatan tersebut, maka ketika kita tempatkan muatan uji positif q_0 maka muatan uji akan mengalami gaya elektrostatik sebesar<br />F ⃗=k (qq_0)/r^2 "r" ̂<br />arah gaya F ⃗ yang dialami akan memiliki arah keluar dari muatan q positif dan akan masuk jika muatan q negatif. Maka vektor medan elektrik adalah<br />E ⃗=F ⃗/q_0 =k q/r^2 "r" ̂<br />Kita dapat secara cepat medan listrik total akibat kehadiran medan listrik untuk banyak muatan. Ketika menempatkan muatan uji positif q_0 dekat n muatan q_1,q_2,q_3,……… ,q_n. Maka gaya total gaya F ⃗dari n muatan pada muatantitik adalah<br />F ⃗_0=F ⃗_01+F ⃗_02+F ⃗_03+⋯+F ⃗_0n<br />Dan medan listrik pada muatan uji<br />E ⃗=F ⃗_0/q_0 =F ⃗_01/q_0 +F ⃗_02/q_0 +F ⃗_03/q_0 +⋯+F ⃗_0n/q_0 <br />E ⃗=E ⃗_1+E ⃗_2+E ⃗_3+⋯+E ⃗_n<br /><br /><br /><br /><br /><br />Medan listrik muatan dipole<br /><br /><br /><br />Gambar. Dipole medan listrik, vektor medan listrik E ⃗_((+)) dan E ⃗_((-)) pada titik P.<br />Medan listrik E ⃗ pada titik P adalah medan listrik – akibat E ⃗_((+)) dan E ⃗_((-)) menghasilkan dipole – pada arah-z. Akibat superposisi medan lsitrik maka besar medan listrik adalah<br />E ⃗=E ⃗_((+))+E ⃗_((-))<br />E ⃗=1/(4πε_0 ) q/〖r_((+))〗^2 -1/(4πε_0 ) q/〖r_((-))〗^2 <br />E ⃗=1/(4πε_0 ) q/(z-1/2 d)^2 -1/(4πε_0 ) q/(z+1/2 d)^2 <br />Dengan memanfaatkan aljabar didapatkan persamaan<br /> E ⃗=q/(4πε_0 z^2 ) (1/(1-d/2z)^2 -1/(z+d/2z)^2 )<br />E ⃗=q/(4πε_0 z^2 ) ((2d/z)/(1-(d/2z)^2 )^2 )=q/(2πε_0 z^3 ) (d/(1-(d/2z)^2 )^2 )<br />Pada jarak yang sangat jauh maka d/2z≪1.<br />E=1/(2πε_0 ) qd/z^3 <br />Perkalian qd, perkalian antara dua sifat intrinsik q dan d dari dipole, adalah besar p adalah vektor satuan sebagai momen dipole listrik. <br />E=1/(2πε_0 ) p/z^3 <br />Medan listrik kawat bermuatan<br />Selama ini kita tahu mempelajari medan listrik akibat muatan titik, satu atau lebih. Sekarang akan membahas muatan dalam bentuk distribusi muatan pada sebuah batang panjang. Kita dapat menyebut distribusi ini adalah distribusi kontinu dibandingkan disktrit. <br />Tabel. Pengukuran Muatan Listrik<br />Nama Simbol Notasi SI<br />Muatan <br />Densitas Muatan Garis<br />Densitas Muatan Permukaan <br />Densitas Muatan Volume q<br />λ<br />σ<br />ρ C<br />C/m<br />C/m2<br />C/m3<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar. Cicin dengan muatan positif tersebar merata. Bagian kecil dengan ds. Maka dE ⃗ pada titik P. Maka komponen dE ⃗ sepanjang sumbu-z adalah dE ⃗ cosθ.<br />Pilih ds adalah bagian kecil dari cicin kawat. Maka λ adalah muatan persatuan panjang, maka bagaian muatan sebesar<br />dq=λ ds<br />Bagian kecil muatan ini menghasilkan bagain kecil medan listrik dE pada titik P, dan berjarak r dari bagian ds.<br />dE=1/(4πε_0 ) dq/r^2 =1/(4πε_0 ) (λ ds)/r^2 <br />Atau<br />dE=1/(4πε_0 ) (λ ds)/(z^2+R^2 )^2 <br />Dan dE memiliki sudut θ terhadap sumbu utama. Komponen dE pada gambar memiliki arah dE cosθ.<br />cosθ=z/r=z/(z^2+R^2 )^2 <br />dE cosθ=1/(4πε_0 ) (zλ ds)/(z^2+R^2 )^(3/2) <br />Maka medan listrik seluruh bagain adalah<br />E=∫▒〖dE cosθ 〗=1/(4πε_0 ) (zλ )/(z^2+R^2 )^(3/2) ∫_0^2πR▒ds<br />Didapatkan<br />E=zλ2πR/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )=zq/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )<br />Pada posisi P yang sangat jauh (z≫R). Maka bentuk z^2+R^2 dapat aproksimasi menjadi z^2.<br />E=q/(4πε_0 z^2 )<br />Medan Listrik Bentuk Cakram<br />Untuk mendapatkan medan listrik oleh muatan dalam bentuk cakram, dengan radius r dan lingkaran dr. Maka σ adaah muatan perunit luas, pada cicin adalah<br />dq=σdA=σ(2πrdr)<br />Pada penjelasan sebelumnya, medan listrik cincin adalah<br />dE=zσ2πrdr/(4πε_0 (z^2+R^2 )^(3/2) )<br />Maka kita dapat menulisnya menjadi<br />dE=zσ/〖4ε〗_0 2rdr/(z^2+R^2 )^(3/2) <br />Kita dapat membentuknya menjadi<br />E=∫▒dE=zσ/〖4ε〗_0 ∫_0^R▒〖(z^2+R^2 )^(-3/2) (2r)dr〗<br />Untuk menyelesaikan integral, dalam bentuk ∫▒〖X^m dX〗 dengan membentuk X=(z^2+r^2 ), m=-3/2, dan dX=2rdr. Maka<br />∫▒〖X^m dX〗=X^(m+1)/(m+1)<br />Dan <br />E=zσ/〖4ε〗_0 [(z^2+R^2 )^(-1/2)/(-1/2)]_0^R<br />Menjadi<br />E=zσ/〖4ε〗_0 (1-z/√(z^2+R^2 ))<br />Jika R→∞ disaat z tak terbatas. Maka persamaan direduksi menjadi<br />E=σ/〖2ε〗_0 <br />BAB 3. Medan Listrik II<br /><br />Salah satu tujuan utama dari ilmu fisika adalah mencari cara termudah dalam permasalahan yang kompleks. Salah satu alat utama dalam fisika dalam mencapai tujuan ini mengunakan konsep simetri. Dalam beberapa distribusi muatan tertentu dapat mengunakan konsep simetri, kita dapat mengunakan persamaan yang sudah ada yang disebut Hukum Gauss (1777-1855). Gauss mengunakan hipotesis (imaginer) permukaan tertutup yang melingkupi/menutupi distribusi muatan, sering disebut Permukaan Gauss, dapat berbentuk apa saja, tetapi permukaan dapat efisien dalam perhitungan medan listrik sehingga diperlukan bentuk simetri terhadap distribusi muatan.<br />Fluks Medan Listrik<br /><br /> <br /><br />Oleh karena itu, seperti pada gambar diatas, suatu aliran udara mengalir secara merata dengan kecepatan v ⃗ pada permukaan dengan luas A. Kita dapat mengartikan Φ sebagai arus laju volume (volume persatuan waktu) pada aliran udara yang melewati permukaan. Nilai laju bergantung terhadap sudut antara kecepatan v ⃗ dan bidang permukaan. Jika v ⃗ tegak lurus terhadap bidang permukaan, maka laju Φ sebanding dengan vA. Sedangkan jika kecepatan v ⃗ paralel dengan bidang permukaan maka tidak terdapat aliran udara yang melewati bidang permukaan sehingga nilai laju Φ sebanding dengan nol. Dalam kondisi sudut θ menengah, laju Φ bergantung pada komponen dari arah normal v ⃗ terhadap bidang permukaan, dan komponen itu adalah v cosθ, sehingga laju aliran volume adalah<br />Φ=(v cosθ )A<br />Pengertian dari aliran terhadap permukaan ini adalah salah satu contoh dari – Fluks. Bentuk diatas dapat kita rubah menjadi bentuk vektor dengan mendefinisikan vektor luas - A ⃗ adalah vektor yang memiliki besar dengan luas dari bidang permukaan dan searah dengan normal pada bidang permukaan. Sehingga kita dapat menuliskan kembali persamaan diatas menjadi hasil skalar (perkalian dot) antara vektor v ⃗ aliran udara dengan vektor luas A ⃗.<br />Fluks Medan Magnet<br /> <br /><br /><br />Untuk mendefinisikan fluks medan magnet, perhatikan gambar diatas, yaitu permukaan gaussian (tidak simetri) masuk ke dalam medan listrik tak merata, kita dapat membagi permukaan gaussian menjadi bagian-bagian kecil dengan luas ∆A, bagian ini sangat kecil sehingga menghilangkan sifat kurva dan dianggap luasan persegi. Pada gambar terlihat contoh-contoh daerah bidang permukaan yang terkena medan listrik terdapat vektor luasan ∆A ⃗ saling tegak lurus dengan vektor medan listrik E ⃗, dan vektor luasan ∆A ⃗ dengan vektor medan listrik E ⃗. Maka kita dapat asumsikan fluks medan listrik pada seluruh permukaan gaussian adalah<br />Φ=∑▒〖E ⃗∙∆A ⃗ 〗<br />Definisi eksak fluks medan listrik pada permukaan tertutup adalah dengan menjadikan bagain luasan permukaan menjadi sangat kecil dan mendekati diferensial limit dA. Dan vektor limit diferensial menjadi dA ⃗. Dan jumlah seluruhnya menjadi bentuk integral dan kita dapatkan definisi dari fluks medan listrik.<br />Φ=∮▒〖E ⃗∙dA ⃗ 〗<br />Hukum Gauss<br />Hukum gaus menghubungkan fluks total Φ pada medan listrik yang melewati permukaan tertutup (pada permukaan gaussian) sebanding dengan muatan total yang dilingkupi oleh permukaan. <br />εΦ=q_tertutup " (hukum gauss)" <br />Dengan menggunakan persamaan sebelumnya maka persamaan menjadi<br />ε∮▒〖E ⃗∙dA ⃗ 〗=q_tertutup<br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-80405560908932712552010-04-09T22:48:00.000-07:002010-04-09T22:57:24.992-07:00HUKUM COLUMB<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNLMToa_E51Ic8QZchE0attwmEFaa1T45ruHiH4eaZ_DmMWHTGAjSN7KkqK2fBTNXc-gfDuOxjtas9Oa4ZLJ-z0ad2B5PcHquyyK_BoSUiDw-YXcHiOF_O9LAjUiagR5mUdDDBaqAg3U52/s1600/00006607.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNLMToa_E51Ic8QZchE0attwmEFaa1T45ruHiH4eaZ_DmMWHTGAjSN7KkqK2fBTNXc-gfDuOxjtas9Oa4ZLJ-z0ad2B5PcHquyyK_BoSUiDw-YXcHiOF_O9LAjUiagR5mUdDDBaqAg3U52/s320/00006607.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458382283218293618" /></a><br />Hukum Coulomb<br />Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />Langsung ke: navigasi, cari<br /> <br />Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.<br /> <br />Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya [1]. Interaksi antara benda-benda bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak-kontak yang bekerja melampaui jarak separasi [2]. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah gaya pada masing-masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut [3]. Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-masing muatan. Muatan sejenis (bertanda sama) akan saling tolak-menolak, sedangkan muatan berbeda jenis akan saling tarik-menarik [4].<br />[sunting] Notasi vektor<br />Dalam notasi vektor, hukum Coloumb dapat dituliskan sebagai<br /> <br />yang dibaca sebagai gaya yang dialami oleh muatan q1 akibat adanya muatan q2. Untuk gaya yang dialami oleh muatan q2 akibat adanya muatan q1 dituliskan dengan menukarkan indeks , atau melalui hukum ketiga Newton dapat dituliskan<br /> <br /><br /><br />Medan Magnet<br />Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />(Dialihkan dari Medan magnet)<br />Langsung ke: navigasi, cari<br /> <br /> <br />Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) disekeliling kawat. Medan tersebut terorientasi menurut aturan tangan kanan.<br />Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.<br />[sunting] Sifat-Sifatnya<br />Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan magnetisme, yang menghasilkan sekumpulan dari empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun, di bawah formula Maxwell, masih ada dua medan yang berbeda yang menjelaskan fenomena berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukan, dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Dengan demikian, menggunakan spesial relativitas, gaya magnet adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang pengamat).<br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-59957736115866729762010-04-09T22:39:00.000-07:002010-04-09T22:57:24.997-07:00KELUARGA SEJAHTERA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiztXh2HQ9l2HmQaRPBGPvcx2fd6uJfjMJgGNfZSEWKy0vIwRa75M7g74hFbZ1AxZB4uhPqnQEsCTV2ct4mf2frsWjs-UDzM5jOPBCAx2kJME3GJse9qTqlzxLG2G9ixabZH6RZk-w2ypWa/s1600/00006585.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 120px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiztXh2HQ9l2HmQaRPBGPvcx2fd6uJfjMJgGNfZSEWKy0vIwRa75M7g74hFbZ1AxZB4uhPqnQEsCTV2ct4mf2frsWjs-UDzM5jOPBCAx2kJME3GJse9qTqlzxLG2G9ixabZH6RZk-w2ypWa/s320/00006585.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458379830419840914" /></a><br />16 Edisi 109/Tahun Gemari XI/Pebruari 2010<br />POSDAYA<br />NI dikemukakan Rektor IPB Dr Ir Herry<br />Suhardiyanto, MSc, pada acara Rapat Koordinasi<br />dan Konsultasi (Rakortas) 50 Posdaya<br />Binaan IPB pada Selasa, 19 Januari lalu bertempat<br />di Auditorium Rektorat Andi Hakim<br />Nasoetion Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa<br />Barat. Hadir dalam Rakortas ini para pengurus<br />dan kader dari 50 Posdaya Binaan IPB, para mahasiswa<br />IPB yang selama ini melakukan pendampingan<br />program Posdaya, para dosen pendamping<br />KKN Posdaya, serta para kepala desa, camat,<br />dan utusan dari pemerintah daerah, di antaranya<br />dari Kabupaten dan Kota Bogor, Sukabumi,<br />Cianjur, Cimahi, Bandung, dan sebagainya.<br />“Go Field ini tidak ber-SKS (satuan kredit semester),<br />karena dasarnya adalah sukarela.<br />Ternyata mereka lebih bersemangat, dibanding<br />program KKN yang berorientasi nilai SKS, “<br />tandas Herry Suhardiyanto seraya bersyukur,<br />dari 50 Posdaya yang dibina IPB jumlahnya terus<br />bertambah dan berkembang kegiatannya.<br />Herry Suhardiyanto berharap berbagai kegiatan<br />yang terangkum dalam aktivitas Posdaya<br />di setiap daerah bisa menjadi solusi bagi berbagai<br />persoalan di masyarakat melalui programprogramnya.<br />Seperti pendidikan anak usia dini<br />(PAUD), perpustakaan keliling, pemberantasan<br />buta aksara, Posyandu, Pospindu lansia, serta<br />berbagai aktivitas ekonomi berbasis lingkungan.<br />“Kegiatan ini akan terus kita lanjutkan dan<br />tingkatkan serta mari kita sebarluaskan kepada<br />berbagai tempat lain, satu demi satu Posdaya kita<br />kembangkan di setiap lokasi, insya Allah banyak<br />hal yang kita lakukan,” tutur Rektor IPB Dr Ir<br />Herry Suhadiyanto, MSc, di hadapan peserta<br />Rakortas seraya menyampaikan terima kasih<br />kepada Pemkot Bogor, Yayasan Damandiri atas<br />kesepakatan MoU pemberdayaan masyarakat<br />hingga digelarnya acara Rakortas 50 Posdaya<br />Binaan IPB.<br />Wakil Walikota Bogor yang juga alumnus IPB,<br />Ir Achmad Ru’yat, MSi, mewakili Walikota Bogor<br />yang berhalangan hadir mengatakan, keberadaan<br />Posdaya sangat strategis karena menjadi<br />modal sosial penting.<br />“Peran pemkot adalah memberikan rasa<br />aman bagi masyarakat di mana ia tinggal. Di<br />sisi lain keberadaan pemkot memerlukan kerja<br />sama dengan berbagai stakeholders. Dan perguruan<br />tinggi merupakan stakeholder yang sangat<br />strategis untuk bersama-sama, bersinergi mengabdi<br />dan memberdayakan masyarakat sesuai<br />yang diamanatkan dalam Tri Dharma Perguruan<br />Tinggi,“ ungkap Ir Achmad Ru’yat, MSi, dengan<br />penuh semangat seraya merasa bangga kepada<br />peserta Rakortas yang antusias mengikuti acara.<br />I<br />Rakortas 50 Posdaya Binaan IPB:<br />Posdaya Merangsang Keluarga Sehat, Cerdas dan Sejahtera<br />Untuk memberdayakan masyarakat, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Ir Herry<br />Suhardiyanto, MSc, menandaskan, prestasi yang ditekankan bagi mahasiswanya tidak semata-mata nilai<br />akademik, tetapi prestasi di bidang softskill juga bisa diraih di antaranya kewirausahaan yang<br />ditumbuhkembangkan dalam diri peserta didik. Karena itulah IPB bekerja sama dengan Ketua Yayasan<br />Damandiri Prof Dr Haryono Suyono menggerakkan program Go Field Posdaya yang dimulai tahun 2009<br />lalu dengan menerjunkan mahasiswa IPB dalam pembinaan Posdaya bagi masyarakat di sekitar kampus.<br />Direktur Akademik<br />Ditjen Dikti Depdiknas<br />Dr Ir Illah Sailah, MS,<br />(kedua dari kiri)<br />mengajak peserta<br />Rakortas senam untuk<br />mengasah otak supaya<br />lebih segar, sebelum<br />menyimak paparan Ketua<br />Yayasan Damandiri<br />Prof Dr Haryono Suyono.<br />[FOTO-FOTO: ADE S]<br />Edisi 109/Tahun Gemari XI/Pebruari 2010 _<br />17<br />Achmad menyampaikan apresiasi kepada Prof<br />Dr Haryono Suyono yang tidak pernah lelah, tidak<br />pernah berhenti memberikan sumbangan pemikirannya<br />dalam upaya pemberdayaan masyarakat.<br />Pertemuan ini sangat penting karena institusi<br />keluarga adalah sumber kekuatan dalam mencetak<br />sumberdaya manusia berkualitas. Dicontohkannya,<br />di Kota Bogor ada 165 ribu jiwa dari total penduduk<br />900 jiwa kini masih hidup dalam kemiskinan.<br />“Adanya program-program Posdaya diharapkan<br />bisa membangkitkan masyarakat untuk<br />mengentaskan kemiskinannya. Oleh karena itu,<br />Rakortas ini sangat strategis dalam merumuskan<br />program-program yang menyentuh berbagai<br />aspek baik pendidikan, ekonomi, kesehatan,<br />maupun dalam rangka penguatan modal sosial,”<br />jelas Achmad yang didaulat sebagai keynot spekaer<br />pada acara Rakortas 50 Posdaya Binaan IPB.<br />Diakui Achmad, penguatan modal sosial ini<br />penting dalam mewujudkan masyarakat yang<br />sejahtera. “Dalam penguatan modal sosial diharapkan<br />golongan kaya memiliki kepedulian untuk<br />membantu golongan yang belum beruntung,<br />karena masih terkungkung dalam kemiskinan di<br />lingkungannya,” tegas Wakil Walikota Bogor Ir<br />Achmad Ru’yat, MSi.<br />Forum Konsultasi Posdaya<br />Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya<br />Manusia (P2SDM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian<br />kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Dr Ir<br />Pudji Muljono mengatakan, kegiatan utama Rakortas<br />sebagai wadah koordinasi dan konsultasi<br />dana para pengurus Posdaya Binaan IPB dapat<br />mengkonsultasikan berbagai kegiatannya.<br />Dikatakannya, di akhir acara ini akan dibentuk<br />Forum Konsultasi Posdaya. Menurutnya,<br />pengembangan Posdaya yang dilakukan P2SDM<br />IPB terdiri dari enam bentuk yakni: kerja sama<br />dengan Yayasan Damandiri, kerja sama dengan<br />pemkot, corporate social responsibity (CSR) berbagai<br />perusahaan, Kuliah Kerja Profesi (KKP) Tematik<br />Posdaya, Go Field dan Bhakti Sosial.<br />“Diharapkan melalui kegiatan Posdaya ini bisa<br />menjadi etalase IPB dalam kegiatan pengabdian<br />dan pemberdayaan masyarakat yang tujuan<br />akhirnya adalah meningkatnya kualitas sumberdaya<br />manusia Indonesia di masa depan,“ tandasnya.<br />Acara Rakortas menghadirkan pula penggagas<br />Posdaya, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr<br />Haryono Suyono yang memaparkan tema “organisasi<br />dan isi Posdaya dalam rangka merangsang<br />pemberdayaan keluarga menjadi keluarga yang<br />sehat, cerdas dan sejahtera” didampingi Direktur<br />Akademik Ditjen Dikti Depdiknas Dr Ir Illah<br />Sailah, MS.<br />“Kita sepakat bahwa Posdaya atau Go to Field<br />mempunyai tujuan sama yaitu membangun program<br />dengan tujuan terpadu untuk masyarakat<br />madani yang lebih kuat. Jadi kalau pemerintah itu<br />dari atas karena birokrasi ini justru dari bawah, kita<br />membangun masyarakat madani yang bersatu,”<br />kata Prof Haryono menyikapi paparan yang<br />disampaikan Rektor IPB mengenai Go to Field di<br />hadapan peserta Rakortas.<br />Prof Haryono menegaskan bidang-bidang<br />yang bisa digarap Posdaya antara lain: Pertama,<br />bidang kewirausahaan (pelatihan wirausaha,<br />magang, usaha ekonomi yang diikuti kelompok<br />ibu-ibu muda dan remaja perempuan).<br />“Kewirausahaan ini bisa dikembangkan di antaranya<br />dalam bentuk pemberdayaan keluarga petani,<br />pemberdayaan keluarga peternak, pemberdayaan<br />keluarga melalui Koperasi dan Usaha Kecil<br />dan Menengah,” tegas Prof Dr Haryono Suyono.<br />Kedua, bidang pendidikan berupa pembentukan<br />PAUD, pemberantasan buta aksara, pelatihan<br />ketrampilan anak-anak putus sekolah.<br />Ketiga, promosi hidup sehat. Beberapa kegiatan<br />prioritas dalam promosi hidup sehat antara lain:<br />merangsang budaya hidup sehat dan bergizi,<br />mewujudkan keluarga kecil-bahagia-sejahtera,<br />serta penyegaran Posyandu.<br />Terkait dengan pertanyaan perlunya Posdaya<br />padahal di masyarakat selama ini sudah ada PKK<br />maupun Posyandu, Prof Haryono mengatakan kehadiran<br />Posdaya bukanlah sebagai pesaing PKK<br />maupun Posyandu. Justru keberadaan ketiganya<br />dapat disinergikan dalam bersama-sama memberdayakan<br />masyarakat.<br />Prof Haryono berpesan, meski ada mahasiswa<br />yang berperan sebagai pendamping dalam pengembangan<br />program-program Posdaya, namun<br />masyarakat jangan bergantung kepada mahasiswa<br />sehingga jangan sampai kejadian, setelah tidak<br />ada mahasiswa yang mendampingi, Posdaya pun<br />bubar dan masyarakat pun kembali tidak berdaya.<br />“Untuk itu masyarakat perlu pandai-pandai menyerap<br />ilmu dan pengalaman dari proses-proses<br />kegiatan Posdaya,” tandas Prof Dr Haryono<br />Suyono. ADE S/DH<br />Dari kanan ke kiri:<br />Ketua Yayasan<br />Damandiri<br />Prof Dr Haryono Suyono,<br />Rektor IPB Dr Ir Herry<br />Suhardiyanto, MSc dan<br />Wakil Walikota Bogor<br />Ir Achmad Ru’yat, MSi.<br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-60663861424497895902010-04-09T22:37:00.001-07:002010-04-09T22:57:25.019-07:00KONSEP WAKTUKonsep Waktu, Perubahan dan Kelompok Sosial<br />Posted on Februari 3, 2008 by Pakde sofa <br /> <br />Konsep Waktu, Perubahan dan Kelompok Sosial <br /><br />Individu dan Kelompok Sosial <br />Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akbat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. <br />Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. <br />Macam-macam kelompok sosial meliputi: <br />1. klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial; <br />2. kelompok sosial dipandang dari sudut individu; <br />3. in group dan out group; <br />4. primary group dan secondary group; <br />5. gemeinschalf dan geselfchaft. <br />Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sedangkan yang dimaksud pengertian secondary group adalah kebalikan dari primary group. Secondary group sebagai kelompok-kelompok yang besar, yang terdiri banyak orang antara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng. <br />Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa gemeinschalf adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Contoh bentuk gemeinschalf dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga. Sedangkan geselfchaft adalah kebalikannya, yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam mesin. Contoh bentuk geselfchaft ini terdapat bentuk utama hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik. Seperti ikatan antara pedagang, organisasai dalam suatu pabrik, industri dan lain-lain. <br />Di samping ada kelompok sosial juga terdapat sistem sosial dalam bentuk piramida seperti berikut: <br />1. lapisan sosial atas (upper); <br />2. lapisan sosial menengah (midle); <br />3. lapisan sosial rendah (lower). <br /><br />Kelembagaan (Social Institution) <br />Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang pengertian kelembagaan (Social Instituation). Menurut Soerjono Soekanto (1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga kemasyarakatan adalah “sesuatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri-ciri dari lembaga kemasyarakatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1984:165) adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi arti sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. <br />Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui proses disebut sebagai lembaga institusional, atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Norma-norma tersebut dapat dibedakan seperti berikut: cara (ussage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom). <br />Lembaga kemasyarakatan di samping seperti yang dijelaskan tersebut di atas, lembaga kemasyarakatan juga memiliki ciri-ciri dan tipe-tipe berdasarkan; pelembagaannya, sistem nilai, penyebarannya dan bagaimana penerimaan di masyarakat. <br />Dalam lembaga kemasyarakatan juga terdapat social control (sistem pengendalian sosial) yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif. <br /><br />Konsep Waktu dan Sejarah Lokal <br />Sejarah bertugas untuk membuka kegelapan masa lampau manusia, memaparkan kehidupan manusia, dalam berbagai aspek kehidupan. dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua hingga kini dan untuk dijadikan pedoman di masa kini dan masa yang akan datang. <br />Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran manusia, terhadap waktu dibagi menjadi tiga, dimensi yaitu: waktu yang lalu, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang di dalam satu kontinuitas. <br />Dimensi waktu dalam sejarah adalah, penting sekali, karena, peristiwa yang menyangkut masyarakat manusia terjadi atau berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Akan tetapi karena, tak dapat ditentukan kapan waktu berawal dan dan kapan waktu berakhir, maka terbatasnya konsep tentang kelangsungan waktu itu lalu dibatasi dengan awal dan akhir atas dasar kesadaran manusia yang disebut periode atau kurun waktu atau babakan waktu. Babakan waktu juga dinamai penzaman, seralisasi, periodesasi dan masa. <br />Sejarah lokal merupakan sejarah yang terjadi di satu tempat saja. Pengajaran sejarah lokal sangat penting guna menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerahnya sendiri. <br /><br />Pembelajaran Konsep Perubahan <br />Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia, tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar statis, cepat atau lambat semua masyarakat akan mengalami perubahan. <br />Ada dua macam perubahan, yaitu perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan sosial adalah perubahan lembaga-lembaga, kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. <br />Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sejenisnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk dan aliran-aliran organisasi sosial. <br />Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perubahan itu ada yang berjalan lambat ada juga yang berjalan cepat. <br />Di samping itu ada perubahan yang kecil pengaruhnya dan ada yang besar, serta ada perubahan yang dikehendaki dan ada pula, perubahan yang tidak dikehendaki dan tidak direncanakan. <br />Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang berasal dari luar masyarakat. Di samping itu ada juga sejumlah faktor yang mendorong jalanya perubahan dan ada juga sejumlah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan. <br /><br />Pembelajaran Konsep Kebudayaan <br />Kebudayaan disebut superorganis karena walaupun kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia tetapi budaya menguasai manusia. <br />Kebudayaan hanya dinilai oleh masyarakat manusia yang tidak diturunkan secara biologis tetapi melalui proses belajar, yang didukung, diteruskan melalui masyarakat. Kebudayaan juga merupakan pernyataan atau perwujudan kehendak, perasaan, dan pikiran manusia. <br />Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal, yang artinya unsur-unsur kebudayaan ini dimiliki oleh semua budaya-budaya manusia yang ada di muka bumi ini, dari masyarakat sederhana sampai masyarakat modern. Unsur-unsur kebudayaan universal itu meliputi sistem bahasa, sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia atau sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem, religi, dan sistem kesenian. <br />Unsur kebudayaan universal itu mempunyai tiga wujud yang menurut Koentjaraningrat wujud kebudayaan itu dapat berupa sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan fisik. <br />Kebudayaan dari waktu ke waktu selalu berubah karena adanya adanya faktor-faktor dari dalam masyarakat yang meliputi discovery, invention, inovasi, dan enkulturasi serta faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang meliputi difusi, akulturasi dan asimilasi. <br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-25102203547221297392010-04-09T22:34:00.000-07:002010-04-09T22:57:25.025-07:00KONSEP KELUARGA<br />Konsep Keluarga, Dinamika dan Fungsinya<br />Oleh Asta Qauliyah | December 26th, 2006 <br />Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan sikap sosialnya.1 Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati, rasa setia kawan dan sebagainya.<br />Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku-perilaku penting yang diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat kelak; dikenal juga dengan sosialisasi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986) bahwa kita terlahir bukan sebagai manusia, dan baru akan menjadi manusia hanya jika melalui proses interaksi dengan orang lain.2 Artinya, sosialisasi merupakan suatu cara untuk membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadi mahluk sosial yang sesungguhnya (social human being).<br /><br />Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama kehidupannya terjadi dalam keluarga. Orangtua, khususnya ibu mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak, walaupun kualitas kodrati dan kemauan anak akan ikut menentukan proses perkembangannya. Sedang kepribadian orangtua sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak.3 <br />Beberapa hasil penelitian yang dilakukan Rohner, dkk (1986) di Amerika menunjukkan bahwa seorang ibu yang memperlakukan anak dengan kasar, baik fisik maupun verbal akan menghasilkan pribadi anak yang cenderung kasar setelah dia dewasa. <br />Sampai saat ini, keluarga masih tetap menerapkan bagian terpenting dari jaringan sosial anak sekaligus sebagai lingkungan pertama anak selama tahun-tahun formatif awal untuk memperoleh pengalaman sosial dini, yang berperan penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan juga perilakunya terhadap orang lain.4 <br />Diharapkan dari paper ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana keluarga berperan dalam proses sosialisasi pada anak.<br /><br />Konsep Keluarga<br />Akibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya sangat bervariasi dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, sehingga istilah keluarga tidak mudah didefinisikan. Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) dalam Sitorus (1988) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua – anak) sekaligus.5 Namun secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka.<br />Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok individu yang berhubungan darah dan adopsi yang diturunkan dari nenek moyang yang sama.<br />Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling dapat memberi kasih sayang, kegiatan menyusui, efektif dan ekonomis. Di dalam keluargalah kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spritual. Karena anak ketika baru lahir tidak memiliki tata cara dan kebiasaan (budaya) yang begitu saja terjadi sendiri secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, oleh karena itu harus dikondisikan ke dalam suatu hubungan kebergantungan antara anak dengan agen lain (orang tua dan anggota keluarga lain) dan lingkungan yang mendukungnya baik dalam keluarga atau lingkungan yang lebih luas (masyarakat), selain faktor genetik berperan pula (Zanden, 1986).6 Bahkan seperti juga yang dikatakan oleh Malinowski (1930) dalam Megawangi (1998) tentang “principle of legitimacy” sebagai basis keluarga, bahwa struktur sosial (masyarakat) harus diinternalisasikan sejak individu dilahirkan agar seorang anak mengetahui dan memahami posisi dan kedudukannya, dengan harapan agar mampu menyesuaikannya dalam masyarakat kelak setelah ia dewasa.7 Dengan kata lain, keluarga merupakan sumber agen terpenting yang berfungsi meneruskan budaya melalui proses sosialisasi antara individu dengan lingkungan.<br />Selanjutnya, perlu diingat, keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen yang saling terkait antara satu dengan lainnya dan memiliki hubungan yang kuat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan satu fungsi tertentu bukan yang bersifat alami saja melainkan juga adanya berbagai faktor atau kekuatan yang ada di sekitar keluarga, seperti nilai-nilai, norma dan tingkah laku serta faktor-faktor lain yang ada di masyarakat. Sehingga di sini keluarga dapat dilihat juga sebagai subsistem dalam masyarakat (unit terkecil dalam masyarakat) yang saling berinteraksi dengan subsistem lainnya yang ada dalam masyarakat, seperti sistem agama, ekonomi, politik dan pendidikan; untuk mempertahankan fungsinya dalam memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat.<br />Untuk menciptakan ketertiban sosial diperlukan suatu struktur yang dimulai dalam keluarga. Plato mengibaratkannya seperti tubuh manusia, yang terdiri atas tiga bagian yaitu, kepala (akal), dada (emosi dan semangat) dan perut (nafsu) yang memperlihatkan hirarki dan struktur dalam tubuh organik manusia itu sendiri, dimana masing-masing individu akan mengetahui di mana posisinya dan mampu menjalankan fungsi-fungsi yang diembannya melalui pembagian kerja (division of labor) yang patuh pada sistem nilai yang melandasi sistem tersebut (Plato dalam megawangi, 1999).8<br />Selanjutnya dijelaskan bahwa ada tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga, yaitu 1) Status sosial, dimana dalam keluarga nuklir distrukturkan oleh tiga struktur utama, yaitu bapak/suami, ibu/istri dan anak-anak. Sehingga keberadaan status sosial menjadi penting karena dapat memberikan identitas kepada individu serta memberikan rasa memiliki, karena ia merupakan bagian dari sistem tersebut, 2) Peran sosial, yang menggambarkan peran dari masing-masing individu atau kelompok menurut status sosialnya dan 3) Norma sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang menggambarkan sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosial.<br /><br />Fungsi Keluarga<br />Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam menjaga dan menumbuh kembangkan anggota-anggotanya. (Suprihatin, G, dkk., 1992).9 Pemenuhan kebutuhan para anggota sangat penting, agar mereka dapat mempertahankan kehidupannya, yang berupa 1) pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk pengembangan fisik dan sosial, 2) kebutuhan akan pendidikan formal, informal dan nonformal dalam rangka mengembangakan intelektual, sosial, mental, emosional dan spritual.<br />Apabila kebutuhan dasar anggota keluarga dapat dipenuhi, maka kesempatan untuk berkembang lebih luas lagi dapat diwujudkan, yang akan memberikan kesempatan individu maupun keluarga mampu merealisasikan diri lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan mereka, misal aspek budaya, intelektual dan aspek sosial. Adapun kebutuhan manusia tersebut terbagi ke dalam 1) kebutuhan makan, minum dan seks, 2) kebutuhan akan rasa aman, 3) kebutuhan kasih sayang, 4) kebutuhan akan penghargaan dan 5) kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan potensi diri sendiri dan aktualisasi diri.10<br />Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. no 21 tahun 1994 mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri, yaitu:<br />1) Fungsi Keagamaan<br />Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. <br />2) Fungsi Sosial Budaya<br />Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.<br />3) Fungsi Cinta kasih<br />Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.<br />4) Fungsi Melindungi<br />Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga.<br />5) Fungsi Reproduksi<br />Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa.<br />6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan<br />Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.<br />7) Fungsi Ekonomi<br />Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.<br /> Fungsi Pembinaan Lingkungan<br />Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.11<br /><br />Sosialisasi dalam Konsep Keluarga<br />Istilah sosialisasi sebagai suatu konsep telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Broom (1981) dalam Rohidi (1984) mengungkapkan pemikiran sosialisasi dari dua titik pandang yaitu masyarakat dan individual.12 Sosialisasi menurut sudut pandang masyarakat adalah proses penyelarasan individu-individu baru anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup yang terorganisasi dan mengajarkan mereka tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Dengan kata lain sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal menjadi human-being untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat sesuai dengan kebudayaannya. Sedang arti individual, sosialisasi merupakan suatu proses mengembangkan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang memperoleh identitas, mengembangkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi. Artinya sosialisasi diperlukan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran diri. Bagi individu sosialisasi memiliki fungsi sebagai pengalihan sosial dan penciptaan kepribadian.<br />Sosialisasi memiliki fungsi untk mengembangkan komitmen-komitmen dan kapsitas-kapasitas yang menjadi prasyarat utama bagi penampilan peranan mereka di masa depan. Komitmen yang perlu dikembangkan ialah mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat untuk menampilkan suatu peranan tertentu yang khusus dan spesifik dalam struktur masyarakat. Sementara kapasistas yang perlu dikembangkan dalam kemampuan atau keterampilan untuk menunjukkan kewajiban-kewajiban yang melekat dalam peran-peran yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan dan kemampuan untuk hidup dengan orang lain yang memiliki harapan-harapan untuk saling menyesuaikan perilaku antara pribadi sesuai dengan peran-peran yang dimiliki.<br />Pentingnya sosialisasi dalam kehidupan masyarakat didasarkan atas kualitas-kualitas bawaan (Inbon Qualities) yang dimiliki oleh manusia itu sendiri semisal ketiadaan insting-insting padanya, ketergantungan periode masa kanak-kanak yang cukup panjang, kecakapan untuk belajar, kemampuan atau kapasitas untuk berbahasa dan kebutuhan untuk melakukan hubungan sosial. Di dalam diri manusia bukanlah insting melainkan kecenderungan-kecenderungan biologis (biological drives). Kecenderungan-kecenderungan ini kalau tidak dibimbing melalui belajar cenderung hanya mengahasilkan kegelisahan dan pencarian tingkah laku. Disisi lain, ketergantungan manusia pada masa kanak-kanak terutama kepada orangtuanya, adalah satu kenyataan yang menunjukkan dirinya membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa berkembang menuju kehidupan yang mandiri. Sebenarnya dengan faktor kebergantungan maka akan memberi peluang bagi manusia untuk bersosialisasi, karena sesungguhnya manusia juga memiliki kemampuan untuk belajar lebih banyak dan lebih lama dibanding mahluk lainnya. sedang kemampuan berbahasa sebagai faktor untuk melakukan sosialisasi, akan memberi kemudahan manusia dari keterbatasan fisik dalam melakukan interaksi dengan sesamanya. Faktor lain yang menentukan proses sosialisasi yang perlu disadari, bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lain dalam lingkungan kelompoknya. Disamping manusia memiliki kemampuan bawaan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat harus mematuhi norma-norma tetentu, karena dalam kapsitasnya sebagai mahluk sosial ia memiliki potensi bawaan untuk hidup bermasyarakat yang perlu dikembangkan agar lebih berarti dengan cara pengkondisian sedemikian rupa melalui tingkat kematangan dan belajar dari agent of sosialization, seperti orangtua (keluarga) atau teman sebaya.<br />Proses Sosialisasi<br />Proses sosialisai yang dilakukan individu dilakukan melalui tiga cara (Soerjono, 1982):13<br />1) Pelaziman (Conditioning)<br />Suatu perlakuan terhadap individu tertentu dengan mekanisme pemberian hukuman (punishment) dan imbalan (reward).<br />2) Imitasi/identifikasi (imitation/identification)<br />Suatu proses belajar dengan melihat suatu model atau tokoh yang dapat diidolakan secara sadar.<br />3) Internalisasi (internalization/learning to cope)<br />Suatu cara bagaimana individu menguasai dan menyadari hal-hal yang bermakna bagi dirinya tanpa suatu paksaan atau ancaman dari luar.<br />Delapan Fungsi Keluarga <br />Posted by Suyanto Ahmad at 08:24 <br />Baru tau, ternyata ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang fungsi keluarga, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994. Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa ada delapan fungsi keluarga, yakni: <br />Fungsi Keagamaan<br />Jelas sekali bahwa fungsi keluarga adalah untuk memelihara agama dua insan yang berlainan jenis, agar terhindar dari berbagai kemungkaran terkait dengan hubungan dengan lawan jenis <br />Sosial Budaya<br />Dengan fungsi ini diharapkan keluarga dapat memelihara dan memperkaya budaya bangsa. <br />Cinta Kasih<br />Fungsi ini yang dengan jelas ditegaskan dalam Al Qur'an, yakni mewujudkan mawaddah wa rahmah antara suami dan istri, serta anak-anak sebagai qurrota a'yun. <br />Melindungi<br />Yakni terutama melindungi anggotanya dari api neraka. Fungsi melindungi ini juga tersirat dalam pernyataan Allah dalam Al Qur'an, suami adalah pakaian bagi istri dan sebaliknya istri adalah pakaian bagi suaminya. <br />Reproduksi<br />Membuat kerangka yang terhormat dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini <br />Sosialiasi dan Pendidikan<br />Mendidik seluruh anggota keluarga, saling menasehati dalam kebaikan. <br />Ekonomi<br />Mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga. <br />Pembinaan Lingkungan<br />Selain diharapkan untuk dapat hidup selaras dengan kondisi lingkungan, sosial dan budaya sekitarnya, keluarga juga diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pembinaan lingkungan sekitarnya<br /><br />roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-45917244646540699642010-04-09T22:21:00.000-07:002010-04-09T22:23:00.959-07:00PENGERTIAN KEBUDAYAAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKsfV-97BJki8ouvLLn3fj1w9D5bCSEdESuEslANzWMzO6jpEjohnsUMxYkKvwP23r1KMsWP0YigIHDq8M8VywLmgwYvm5kzjmfkYAffp01gJwO9pPcrBweg1xQHIBJ0OpnKrMphdM6QV7/s1600/00006497.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKsfV-97BJki8ouvLLn3fj1w9D5bCSEdESuEslANzWMzO6jpEjohnsUMxYkKvwP23r1KMsWP0YigIHDq8M8VywLmgwYvm5kzjmfkYAffp01gJwO9pPcrBweg1xQHIBJ0OpnKrMphdM6QV7/s320/00006497.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458374982728704402" /></a><br /><br /><br />Pengertian kebudayaan<br />Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.<br />Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.<br />Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.<br />Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.<br />Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.<br />[sunting] Unsur-unsur<br />Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:<br />1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: <br />o alat-alat teknologi<br />o sistem ekonomi<br />o keluarga<br />o kekuasaan politik<br />2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: <br />o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya<br />o organisasi ekonomi<br />o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)<br />o organisasi kekuatan (politik)<br />Wujud dan komponen<br />[sunting] Wujud<br />Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.<br />• Gagasan (Wujud ideal)<br />Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.<br />• Aktivitas (tindakan)<br />Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.<br />• Artefak (karya)<br />Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.<br />Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.<br />[sunting] Komponen<br />Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:<br />• Kebudayaan material<br />Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.<br />• Kebudayaan nonmaterial<br />Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.<br />[sunting] Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan<br />Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:<br />[sunting] Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)<br /> <br /> <br />Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.<br />Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.<br />Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:<br />• alat-alat produktif<br />• senjata<br />• wadah<br />• alat-alat menyalakan api<br />• makanan<br />• pakaian<br />• tempat berlindung dan perumahan<br />• alat-alat transportasi<br />[sunting] Sistem mata pencaharian hidup<br />Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:<br />• berburu dan meramu<br />• beternak<br />• bercocok tanam di ladang<br />• menangkap ikan<br />[sunting] Sistem kekerabatan dan organisasi sosial<br />Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.<br />Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.<br />[sunting] Bahasa<br />Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.<br />Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.<br />[sunting] Kesenian<br /> <br /> <br />Karya seni dari peradaban Mesir kuno.<br />Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.<br />Sistem kepercayaan<br /> Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama<br />Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.<br />Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:<br />... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.[1]<br />Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.<br />[sunting] Agama Samawi<br />Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi[2] atau agama Abrahamik.[3] Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.<br />Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.[4]<br />Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.[5]<br />Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak mempengaruhi kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.[6]<br />gama dan filosofi dari Timur<br /> <br /> <br />Agni, dewa api agama Hindu<br /> Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama dari timur dan Filosofi Timur<br />Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi.<br />Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.<br />Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.<br />Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, mempengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.<br />Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.<br />[sunting] Agama tradisional<br /> Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama tradisional<br />Agama tradisional, atau terkadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.<br />[sunting] "American Dream"<br />American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. [7] Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),[8] yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.<br />[sunting] Pernikahan<br />Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.<br />[sunting] Sistem ilmu dan pengetahuan<br />Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).<br />Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:<br />• pengetahuan tentang alam<br />• pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya<br />• pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia<br />• pengetahuan tentang ruang dan waktu<br />Perubahan sosial budaya<br /> Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya<br /> <br /> <br />Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.<br />Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.<br />Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:<br />1. tekanan kerja dalam masyarakat<br />2. keefektifan komunikasi<br />3. perubahan lingkungan alam.[9]<br />Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.<br />[sunting] Penetrasi kebudayaan<br />Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:<br />Penetrasi damai (penetration pasifique)<br />Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.<br />Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.<br />Penetrasi kekerasan (penetration violante)<br />Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat[rujukan?].<br />Cara pandang terhadap kebudayaan<br />[sunting] Kebudayaan sebagai peradaban<br />Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.<br /> <br /> <br />Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.<br />Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".<br />Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)<br />Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.<br />Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.<br />[sunting] Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"<br />Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."<br />Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.<br />Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.<br />[sunting] Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi<br />Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.<br />[sunting] Kebudayaan di antara masyarakat<br />Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,<br />Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.<br />• Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.<br />• Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.<br />• Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.<br />• Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.<br />Kebudayaan menurut wilayah<br /> Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebudayaan menurut wilayah<br />Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama.<br />Afrika<br />Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.<br /> <br /> <br />Orang Hopi yang sedang menenun dengan alat tradisional di Amerika Serikat.<br />Amerika<br />Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran Eropa terutama Spanyol, Inggris, Perancis, Portugis, Jerman, dan Belanda.<br />Asia<br />Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam. Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak mempengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut mempengaruhi kebudayaan terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.<br />Australia<br />Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.<br />Eropa<br />Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.<br />Timur Tengah dan Afrika Utara<br />Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.<br />[sunting] Referensi<br />1. ^ Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, p. 488.<br />2. ^ Dari bahasa Arab, artinya: "agama langit"; karena dianggap diturunkan dari langit berupa wahyu.<br />3. ^ Karena dianggap muncul dari suatu tradisi bersama Semit kuno dan ditelusuri oleh para pemeluknya kepada tokoh Abraham/Ibrahim, yang juga disebutkan dalam kitab-kitab suci ketiga agama tersebut.<br />4. ^ Templat:Cite study, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish Committee. 2006. http://www.ajcarchives.org/main.php?GroupingId=10142.<br />5. ^ Adherents.com – Number of Christians in the world<br />6. ^ Miller, Tracy, ed. (2009), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the Size and Distribution of the World’s Muslim Population, Pew Research Center, http://pewforum.org/newassets/images/reports/Muslimpopulation/Muslimpopulation.pdf, hlm.4"<br />7. ^ Boritt, Gabor S. Lincoln and the Economics of the American Dream, p. 1.<br />8. ^ Ronald Reagan. "Final Radio Address to the Nation".<br />9. ^ O'Neil, D. 2006. "Processes of Change".roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8769488495091137627.post-86766452728235585272010-01-20T20:48:00.000-08:002010-04-09T22:57:25.034-07:00PENGETAHUAN<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CACER09%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CACER09%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CACER09%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:595.3pt 841.9pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">SADARKAH KITA</p> <p class="MsoNormal">Sadarkah kita bahwa;<br />Kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat<br />yang ada di depan, kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di<br />kanan sehingga kita dapat mendengar dari kedua sisi. Menangkap pujian<br />maupun kritikan, dan melihat mana yang benar.<br /><br />Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga<br />bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorang pun yang<br />dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang<br />ada.<br /><br />Kita dilahirkan dengan dua mata. dua telinga, namun cukup dengan satu<br />mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai,<br />memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak<br />mendengar dan melihat.<br /><br />Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk<br />menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar<br />untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan<br />orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda<br />berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan<br />menemukan bahwa hidup ini akan menjadi lebih indah.<br /><br /><br />"Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Dia lah ladang<br />hatimu, yang dengan kasih kautabuh dan kau pungut buahnya penuh rasa terimakasih. Kau menghampirinya dikala hati gersang kelaparan, dan<br />mencarinya dikala jiwa membutuhkan kedamaian. Janganlah ada tujuan<br />lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa". (Kahlil Gibran)</p> roma matrikhttp://www.blogger.com/profile/14350170290781613440noreply@blogger.com0